Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79105
Title: Pengaruh Tata Kelola Keuangan Daerah Terhadap Pembangunan Daerah.
Authors: Priyarsono, Ds
Rindayati, Wiwiek
Isnaini, Dina
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Pembangunan selain ditujukan untuk pertumbuhan ekonomi, juga untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang dapat ditandai dengan penurunan angka kemiskinan. Sukses atau gagalnya Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan sangat dipengaruhi oleh bagaimana pemerintah menjalankan tata kelola pemerintahan. Salah satu upaya tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) yaitu dengan dicanangkannya kebijakan otonomi daerah dan mereformasi peraturan di bidang pengelolaan keuangan yang berorientasi hasil atau kinerja dan didasari oleh prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yaitu transparansi, akuntabilitas dan value for money. Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) menunjukkan kenaikan persentase opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari tahun ke tahun, menggambarkan adanya perbaikan yang dicapai oleh entitas pemerintahan daerah dalam menyajikan suatu laporan keuangan, namun jumlahnya baru 23% pada tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tata kelola keuangan daerah terhadap pembangunan daerah. Penelitian ini terbagi menjadi empat analisis utama. Analisis pertama fokus pada perkembangan tata kelola keuangan daerah di Indonesia, analisis kedua fokus pada perkembangan pembangunan daerah dengan melihat pertumbuhan ekonomi, indeks gini dan angka kemiskinan. Dilakukan penghitungan terhadap indeks Gini untuk kabupaten/kota di Indonesia karena ketidak tersediaan data. Analisis ketiga meneliti mengenai pengaruh tata kelola keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Analisis keempat meneliti mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi dan indeks gini terhadap angka kemiskinan. Penelitian menggunakan dua model ekonometrika, model pertama merupakan model pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan variabel bebas berupa pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya, derajat desentralisasi fiskal, derajat realisasi kebutuhan modal, dummy opini WTP, dan dummy kota. Model kedua menguji mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi dan indeks gini terhadap persentase kemiskinan. Ditemukan beberapa permasalahan pada tata kelola keuangan dan pembangunan daerah di Indonesia, antara lain masih rendahnya derajat desentralisasi fiskal dan derajat realisasi kebutuhan modal, serta persentase opini WTP dari LKPD. Meski pertumbuhan ekonomi relatif meningkat dan persentase kemiskinan relatif berkurang, akan tetapi ketimpangan pendapatan yang dicerminkan oleh indeks Gini relatif meningkat dari tahun ke tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata kelola keuangan yang dilakukan daerah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kapasitas ekonomi daerah yang digambarkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya (Gr(t-1)) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Kabupaten/kota yang mempunyai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi di tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi ditahun berjalan cenderung lebih baik dibandingkan kabupaten/kota dengan pertumbuhan ekonomi rendah. Kabupaten/kota yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dari BPK terhadap laporan keuangannya mempunyai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibanding kabupaten/kota yang mendapatkan predikat selain wajar tanpa pengecualian. Akan tetapi opini yang baik atas laporan keuangan pemerintah daerah tidak menggambarkan kinerja tata kelola keuangan daerah secara keseluruhan, baik itu dari sisi penerimaan yang digambarkan dengan derajat desentralisasi fiskal, maupun dari sisi pengeluaran yang digambarkan dengan derajat realisasi kebutuhan modal. Kabupaten/kota yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian justru mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten/kota yang mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian dengan tingkat derajat desentralisasi dan derajat realisasi kebutuhan modal yang sama. Pemerintah kota mempunyai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pemerintah kabupaten. Akan tetapi daerah kota justru mempunyai pertumbuhan ekonomi yang rendah dibandingkan dengan kabupaten yang mempunyai tingkat derajat desentralisasi fiskal yang sama. Begitu juga dengan kota dan kabupaten dengan derajat realisasi kebutuhan modal yang sama, daerah kota justru mempunyai pertumbuhan ekonomi yang rendah dibandingkan dengan kabupaten. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kota mempunyai fungsi yang lebih kompleks dari kabupaten, sehingga lebih kompleks juga dalam pengelolaan keuangan daerahnya. Derajat desentralisasi fiskal dan derajat realisasi kebutuhan modal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien positif. Pengaruh peningkatannya relatif kecil, hal ini diduga disebabkan besarnya derajat desentralisasi fiskal dan derajat realisasi kebutuhan modal yang masih rendah. Kemiskinan suatu daerah dapat dikurangi dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi ketimpangan pendapatan di daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi tidak dinikmati secara merata oleh masyarakat dengan ketimpangan pendapatan yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi sebagian besar hanya akan dinikmati oleh kelompok masyarakat yang kaya. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya keefektifan pertumbuhan ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan. Hal yang sebaliknya terjadi pada masyarakat dengan ketimpangan pendapatan rendah (relatif merata). Pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh sebagian besar masyarakat dan kemiskinan bisa berkurang. Berdasarkan temuan hasil penelitian, maka disimpulkan diperlukan strategi untuk mengatasi permasalahan tata kelola keuangan dan pembangunan daerah dengan perencanaan kebijakan fiskal yang mensinergiskan antara peran pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah pusat perlu mendorong terjadinya pemerataan dengan memberikan insentif terhadap daerah yang masih rendah perekonomiannya serta tinggi kemiskinannya karena pemerataan lebih efektif menurunkan kemiskinan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79105
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015dis.pdf
  Restricted Access
27.73 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.