Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79099
Title: Ketahanan Beberapa Klon Kentang (Solanum Tuberosum L.) Terhadap Fusarium Spp.
Authors: Purwito, Agus
Dinarti, Diny
Suwarno, Willy Bayuardi
Sari, Dewi Citra
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Salah satu penyakit yang menjadi kendala dalam budidaya kentang adalah busuk kering umbi. Penyakit yang diakibatkan oleh cendawan Fusarium spp. ini merupakan salah satu penyebab penting dari kerugian pascapanen kentang. Fusarium spp. yang menyebabkan busuk kering umbi pada tanaman kentang dapat berkembang pesat bila tanah bersuhu tinggi. Seleksi in vitro memberikan peluang untuk mendapatkan klon kentang adaptif dengan sumber daya yang lebih sedikit. Seleksi in vitro juga dilakukan pada lingkungan yang terkontrol sehingga pengaruh kerusakan akibat pertumbuhan miselium Fusarium spp. atau toksinnya dapat diketahui dengan jelas. Asam fusarat merupakan fitotoksin yang dihasilkan Fusarium dan mempunyai peran penting dalam perkembangan penyakit busuk kering umbi kentang. Pada penelitian ini dilakukan pengujian efektivitas penggunaan asam fusarat dan suspensi konidia Fusarium solani sebagai agen seleksi ketahanan kentang terhadap penyakit busuk kering umbi serta membuktikan pengaruh suhu terhadap toksisitas asam fusarat. Percobaan 1 bertujuan untuk mengevaluasi respon morfologi dan tingkat ketahanan 10 klon kentang (Granola, Atlantik, Cipanas, DTO 28, DTO 33, Russet Burbank, IPB 1, CIP 801040, CIP 801045, dan CIP 801050) terhadap asam fusarat (0, 5, 10, dan 15 mg L-1) secara in vitro. Pengujian dilakukan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dengan 4 ulangan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa asam fusarat menyebabkan kematian sebagian planlet kentang. Stek buku tunggal yang berhasil menginisiasi tunas dan akar mampu bertahan hidup meskipun mengalami pertumbuhan yang terhambat. Respon penghambatan tumbuh ini ditunjukkan oleh jumlah tunas, jumlah buku, jumlah akar, tinggi tanaman, panjang akar, dan ukuran daun yang lebih rendah dibanding kontrol. Selain Granola, klon Russet Burbank dan IPB 1 berpotensi menjadi klon kentang unggul. Klon tersebut memiliki vigor dan ketahanan yang baik. Percobaan 2 bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu tinggi dan asam fusarat dalam media pengumbian terhadap produksi umbi mikro kentang secara in vitro. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan 2 faktor, yaitu: suhu ruang (20–22 0C dan 27–30 0C) dan klon kentang yang terdiri dari 10 klon. Komposisi media pengumbian cair yang digunakan dalam pengumbian mikro kentang ini adalah media MS0, gula 90 g L-1, CCC 400 mg L-1, air kelapa 20%, BAP 10 ppm, dan asam fusarat 20 mg L-1. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan suhu tinggi dapat menekan persentase hidup planlet, pertumbuhan, dan produksi umbi mikro kentang. Kematian eksplan yang hanya terjadi pada suhu tinggi menunjukkan indikasi bahwa asam fusarat bersifat lebih toksik pada suhu tinggi. Asam fusarat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman tanpa menunjukkan gejala kelayuan pada planlet kentang. Klon CIP 801040 mampu menghasilkan umbi mikro dengan jumlah umbi terbanyak dan kemampuan inisiasi umbi tercepat. Klon DTO 33 paling rentan terhadap cekaman asam fusarat pada suhu tinggi. Klon DTO 33 tidak mampu membentuk umbi. Percobaan 3 bertujuan untuk mempelajari tingkat ketahanan beberapa klon kentang terhadap penyakit busuk kering umbi akibat infeksi cendawan Fusarium spp. Pengujian dilakukan dengan menyuntikkan suspensi konidia dengan kerapatan 106 spora ml-1. Pengujian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 1 faktor yang terdiri dari 10 klon kentang dengan 5 ulangan dan setiap satuan percobaan terdiri dari 6 umbi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa klon kentang Granola, Atlantik, Cipanas, DTO 28, DTO 33, Russet Burbank, IPB 1, CIP 801040, CIP 801045, dan CIP 801050 mempunyai keragaman pada morfologi umbi dan ketahanan umbi terhadap penyakit busuk kering umbi akibat infeksi F. solani. Russet Burbank termasuk kategori tahan (T). Granola, CIP 801040, CIP 801050, DTO 28, Cipanas dan IPB 1 termasuk agak tahan (AT). Atlantik, CIP 801045, dan DTO 33 termasuk agak rentan (AR). Berdasarkan hasil dari 3 percobaan, klon CIP 801040 dan Russet Burbank menunjukkan respon yang baik, sedangkan CIP 801045 dan DTO 33 cenderung menjadi klon yang paling rentan terhadap cekaman asam fusarat dan infeksi Fusarium spp. pada tiga tahap pengujian. Tingkat ketahanan terhadap asam fusarat secara in vitro dan infeksi F. solani pada umbi mempunyai korelasi linear searah yang kuat. Pengujian menggunakan asam fusarat secara in vitro dapat menggambarkan respon klon kentang terhadap Fusarium spp. di lahan. Oleh karena itu, asam fusarat dapat digunakan sebagai agen seleksi pada kegiatan pemuliaan tanaman kentang tahan terhadap Fusarium spp.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79099
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015dcs.pdf
  Restricted Access
18.83 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.