Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79094
Title: Prevalensi Dan Faktor Risiko Infeksi Nematoda Saluran Pencernaan Pada Sapi Potong Di Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro
Authors: Satrija, Fadjar
Ridwan, Yusuf
Winarso, Aji
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kecacingan merupakan masalah umum yang ditemukan di peternakan sapi. Pengendalian kecacingan yang efektif dan efisien memerlukan strategi yang disusun dengan mempertimbangkan data epidemiologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi cacing nematoda saluran pencernaan (NSP) yang menginfeksi sapi di Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) Kasiman (Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur) serta menentukan faktor risiko infeksinya. Kajian ini menggunakan metode potong lintang (cross sectional). Sebanyak 263 sampel tinja sapi milik anggota SPR dikoleksi pada musim kemarau (selama Agustus-Oktober 2014) dan sebanyak 270 sampel dikoleksi pada musim hujan (selama Februari-Maret 2015). Pengamatan parasit di dalam tinja dilakukan melalui metode kuantitatif McMaster. Pemupukan larva dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut jenis cacing parasit dengan tipe telur strongyloid. Sapi di SPR Kasiman ditemukan terinfeksi Toxocara vitulorum, cacing strongyle (Cooperia punctata, Cooperia oncophora, Mecistocirrus digitatus, Trichostrongylus axei, dan Oesophagostomum spp.), Strongyloides spp., serta Trichuris spp. Prevalensi NSP pada sapi di SPR Kasiman sebesar 50.95% pada musim kemarau dan 67.78% pada musim hujan. Infeksi kelompok cacing strongyle memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan cacing lainnya baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan. Risiko sapi terinfeksi cacing nematoda pada musim hujan 2.025 kali lebih tinggi dibandingkan pada musim kemarau. Secara khusus, fluktuasi musiman tersebut hanya tampak nyata pada prevalensi cacing strongyle (musim hujan menyebabkan sapi 2.344 kali lebih berisiko daripada musim kemarau). Berbeda dengan infeksi nematoda lainnya yang ditemukan, infeksi Trichuris cenderung lebih tinggi di musim kemarau, meski tidak berbeda nyata. Faktor umur dan jenis kelamin merupakan faktor risiko yang teridentifikasi bagi kejadian toxocarosis, strongilosis dan strongyloidosis, namun bukan faktor risiko bagi kejadian trichurosis. Lokasi sumber hijauan pakan ternak tidak berpengaruh pada semua kejadian kecacingan dalam penelitian ini.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79094
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015awi.pdf
  Restricted Access
83.78 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.