Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78963
Title: Efektivitas Ekstrak Pelepah Pisang Sebagai Antibakteri Dan Imunostimulan Pada Ikan Gurame Yang Diinfeksi Aeromonas Hydrophila.
Authors: Wahjuningrum, Dinamella
Widanarni
Fitrianingrum, Ike Dewi Nur
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Penyakit motile aeromonad septicaemia (MAS) merupakan penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila dan dapat menyebabkan permasalahan dalam kegiatan budidaya. Penyakit ini dapat ditanggulangi dengan pemberian sediaan obat dari tanaman atau dikenal dengan istilah fitofarmaka. Fitofarmaka yang digunakan salah satunya adalah pelepah pisang ambon, karena bahan ini mudah didapat, termasuk bahan limbah serta mengandung bahan fitokimia yang dapat menghambat aktivitas bakteri serta dapat berfungsi sebagai imunostimulan. Tujuan penelitian ini yaitu menguji efektivitas ekstrak pelepah pisang ambon dalam menghambat aktivitas bakteri A. hydrophila dan peranannya dalam meningkatkan respons imun ikan gurame Osphronemus goramy, serta untuk mengevaluasi metode yang efektif dalam menanggulangi infeksi A. hydrophila. Ikan uji yang digunakan yaitu ikan gurame dengan bobot 15,7±0,31 g. Materi uji yang digunakan yaitu pelepah pisang ambon dan A. hydrophila. Perlakuan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan uji, uji in vitro dan uji in vivo. Kegiatan persiapan uji meliputi penyediaan bakteri uji, persiapan wadah, persiapan ikan uji, ekstraksi pelepah pisang, uji jenis dan kandungan fitokimia pelepah pisang. Perlakuan uji in vitro meliputi uji zona hambat ekstrak pelepah pisang terhadap A. hydrophila dan Streptococcus sp. dengan dosis ekstrak yang digunakan yaitu 0,1, 2, 3 dan 4%. Perlakuan uji in vivo terdapat 5 perlakuan dan 3 ulangan, masing-masing adalah kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), pencegahan (PC), pengobatan (PO) dan pengendalian (PG). Parameter yang diukur sebelum uji in vivo meliputi jenis fitokimia, kandungan fitokimia pelepah pisang dan zona hambat. Parameter gambaran darah (hemoglobin, hematokrit, total eritrosit, total leukosit dan diferensial leukosit), respiratory burst activity dan aktivitas lisozim diukur pada hari ke 14 prauji tantang (H-14), hari ke 1 prauji tantang H-1, hari ke 2 pascauji tantang (H+2), hari ke 5 pascauji tantang (H+5) dan hari ke 7 pascauji tantang (H+7). Kelangsungan hidup ikan, gejala klinis ikan akibat infeksi A. hydrophila dan prevalensi diukur pada akhir perlakuan sedangkan untuk parameter jumlah konsumsi pakan dan jumlah kematian ikan gurame diukur setiap hari saat perlakuan uji. Kualitas air selama perlakuan berada pada kisaran optimum pemeliharaan ikan gurame yaitu nilai pH berkisar 6,26-7,80, suhu sekitar 28-32 °C, oksigen terlarut berkisar 7,0- 8,2 ppm dan nilai amonia berkisar 0,009-0,05 ppm. Pelepah pisang ambon mengandung bahan fitokimia dengan persentase terbesar adalah flavonoid sebesar 28,10%. Pelepah pisang lebih efektif menghambat bakteri A. hydrophila dibandingkan Streptococcus sp.. Hal ini dilihat dari diameter zona hambat A. hydrophila sebesar 1,15 cm sedangkan pada Streptococcus sp. hanya 0,69 cm. Dosis pelepah pisang yang efektif untuk menghambat aktivitas A. hydrophila adalah 3%, sehingga dosis tersebut digunakan sebagai dosis ekstrak pelepah pisang yang dicampur ke dalam pakan. Pada uji in vivo, pelepah pisang mampu menekan populasi bakteri A. hydrophila dari 3x108 menjadi 8x106 CFU/g. Selain menghambat aktivitas bakteri, pelepah pisang mampu meningkatkan respons imun ikan gurame pascainfeksi A. hydrophila. Efek peningkatan respons imun tersebut dapat diketahui dari data total leukosit, diferensial leukosit, aktivitas lisozim dan respiratory burst activity pada perlakuan pencegahan, pengobatan dan pengendalian. Berdasarkan data yang didapat, nilai parameter tersebut secara signifikan (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan kontrol positif. Skor infeksi A. hydrophila pada kontrol positif secara signifikan (P<0,05) paling tinggi yaitu 102 dengan tingkat prevalensi sebesar 100%. Skor infeksi A. hydrophila yakni 11 (PC), 18 (PO) dan 19 (PG) serta prevalensinya berturut-turut adalah 14,8% (PC), 20% (PO) dan 6.6% (PG). Kecilnya skor infeksi serta prevalensi pada tiga perlakuan tersebut karena terjadi penutupan luka pada akhir perlakuan. Jumlah konsumsi pakan ikan gurame sebelum uji tantang sebanyak 6 g pada semua perlakuan, namun konsumsi pakan tersebut turun pascainfeksi dan naik kembali pada H+2. Konsumsi pakan pada H+3 sampai H+7 untuk semua perlakuan kecuali kontrol positif relatif sama yakni 6 g. Konsumsi pakan pada H+3 sampai H+7 untuk perlakuan K+ paling rendah yaitu 2,5 g. Kelangsungan hidup ikan gurame pada perlakuan PC, PO dan PG masing-masing 92,5%,100% dan 97,5% secara signifikan (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan K+ yang hanya 60%. Kadar hemoglobin, hematokrit dan total eritrosit pada perlakuan K-, PC, PO dan PG pascainfeksi mengalami peningkatan yang masih berada pada kisaran normal namun hemoglobin dan hematokrit pada perlakuan kontrol positif mengalami penurunan dibawah kisaran normal. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak pelepah pisang 3% dapat menghambat aktivitas bakteri A. hydrophila dan dapat menginduksi imunitas ikan gurame sebagai upaya pencegahan, pengobatan dan pengendalian terhadap infeksi bakteri A. hydrophila pada ikan gurame.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78963
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015idn.pdf
  Restricted Access
2.07 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.