Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78951| Title: | . Resiliensi Sosial-Ekologi Lamun Dan Pengelolaan Adaptif Perikanan Skala Kecil, Studi Kasus: Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. |
| Authors: | Kurnia, Rahmat Adrianto, Luky Hutomo, Malikusworo Anggraeni, Fitriyah |
| Issue Date: | 2015 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Sistem sosial-ekologi (SES) disusun oleh sistem ekologi, sistem sosial serta interaksi diantaranya. Penelitian ini diawali dengan memastikan adanya keterkaitan antara ekosistem lamun dengan perikanan skala kecil (SSF). Setelah dipastikan ada keterkaitan, maka perlu diketahui seberapa besar ketergantungan SSF terhadap ekosistem lamun. Kemudian diuraikan faktor-faktor atau indikator resiliensi, baik dari aspek ekologi maupun sosial dan menghitung resiliensi ekologi, sosial serta resiliensi SES. Pengelolaan adaptif SSF dirumuskan berdasarkan kondisi SES tersebut. Penelitian dilakukan di Desa Berakit dan Malang Rapat, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau pada September h ingga Oktober 2014. Data yang dibutuhkan adalah (i) jenis biota yang berada di ekosistem lamun yang kemudian dianalisis dengan menggunakan Seagrass Residency Index (SRI) serta dicek silang dengan hasil wawancara terkait jenis biota yang menjadi tangkapan dominan nelayan skala kecil, (ii) indikator-indikator ketergantungan perikanan skala kecil terhadap sumberdaya lamun, (iii) indikator-indikator resiliensi sosial, ekologi lamun serta sosial-ekologi lamun. Sebanyak 30 biota dari 38 biota yang ditemukan di ekosistem lamun kedua desa tersebut memiliki nilai SRI tinggi (SRI > 0,67). Hal ini menunjukkan keterkaitan yang tinggi antara ekosistem lamun dengan biota. Hasil cek silang SRI dengan wawancara menunjukkan bahwa 70% biota tangkapan dominan nelayan di masing-masing desa memiliki nilai SRI tinggi. Hal ini membuktikan tingginya keterkaitan antara ekosistem lamun dengan SSF. Ketergantungan nelayan terhadap sumberdaya lamun di Desa Berakit tergolong sedang, sedangkan di Desa Malang Rapat tergolong tinggi. Resiliensi ekologi lamun di Desa Berakit dan Malang Rapat tidak berbeda jauh. Resiliensi sosial di Desa Berakit dan Malang Rapat tergolong sedang. Namun jika sistem ekologi dan sosial dipandang dan diperlakukan sebagai satu kesatuan dalam resiliensi SES, maka keduanya memiliki taraf resiliensi yang sama-sama tinggi meski Desa Berakit sedikit unggul dalam aspek sosial, sedangkan Malang Rapat unggul dalam aspek ekologi. Pengelolaan adaptif SSF yang diusulkan adalah perpaduan dari pengelolaan perikanan berdasarkan hak dengan cagar alam, yaitu TURF-Reserve. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78951 |
| Appears in Collections: | MT - Fisheries |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2015fan.pdf Restricted Access | 27.46 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.