Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78865
Title: Kajian Perencanaan Dan Pemanfaatan Ruang Di Kawasan Cagar Biosfer Cibodas
Authors: Barus, Baba
Rustiadi, Ernan
Efendy, Riza
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Cagar biosfer merupakan salah satu konsep pengelolaan kawasan yang mengintegrasikan antara fungsi lindung dan fungsi budidaya. Cagar Biosfer Cibodas (CBC) merupakan salah satu dari sepuluh cagar biosfer yang ada di Indonesia. Cagar Biosfer Cibodas berada di kawasan Gunung Gede Pangrango dan sekitarnya. Secara administratif berada di tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas dibagi dalam tiga zona yaitu area inti, zona penyangga dan area transisi. Area inti berupa kawasan konservasi dan sebagian besar wilayahnya merupakan hutan hujan tropis. Pada zona penyangga dan transisi merupakan wilayah pemanfaatan dan pemukiman penduduk. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan perubahan penggunaan/penutupan lahan di Cagar Biosfer Cibodas, telah terjadi penurunan fungsi lindung kawasan yang ditandai dengan semakin banyaknya permasalahan lingkungan yang terjadi di sekitar kawasan CBC maupun didaerah hilir yang sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan di kawasan CBC. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menganalisis penggunaan/ penutupan lahan di Kawasan CBC, (2) menganalisis perencanaan pola ruang di Kawasan CBC, (3) menganalisis tingkat perkembangan desa dan tingkat kemiskinan di Kawasan CBC, (4) menyusun tipologi pemanfaatan ruang, dan (5) menyusun arahan kebijakan pengelolaan Kawasan Cagar Biosfer Cibodas. Metode yang digunakan untuk menganalisis penggunaan/penutupan lahan dengan interpretasi visual citra Landsat TM 8 Tahun 2014. Analisis perencanaan pola ruang dengan analisis SIG yaitu overlay antara peta penggunaan/penutupan lahan dengan peta rencana pola ruang Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Analisis tingkat perkembangan wilayah desa menggunakan analisis skalogram berdasarkan variabel kelompok data aksesibilitas, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan fasilitas ekonomi. Tipologi pemanfaatan ruang disusun berdasarkan parameter-parameter sosial ekonomi wilayah yaitu tingkat perkembangan wilayah dan tingkat kemiskinan dan aspek fisik lahan yaitu penggunaan/penutupan lahan dan kemiringan lereng di setiap desa. Kedua parameter tersebut masing-masing dikelompokkan dengan analisis klaster berhirarki dengan metode Ward’s dan K’means cluster sehingga dihasilkan klaster desa sosial ekonomi wilayah dan klaster desa fisik lahan. Arahan kebijakan pengelolaan disusun menggunakan analisis deskriptif dari hasil-hasil analisis tujuan sebelumnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan/penutupan lahan di Cagar Biosfer Cibodas didominasi oleh kelas hutan dengan luas 25 738.66 ha atau 29.38 % dari luas wilayah. Selanjutnya berturut-turut adalah tanaman pertanian lahan kering dengan luas (23 092.10 ha. 26.36 %), tanaman pertanian lahan basah (16 997.81 ha, 19.40 %), lahan terbangun (12 066.22 ha, 13.77 %), perkebunan (4 910.32 ha, 5.61 %), belukar/ semak (4 060.54 ha, 4.64 %), rumput/tanah kosong (663.49 ha, 0.76 %) dan tubuh air (73.95 ha, 0.08 %). Berdasarkan proporsi setiap kelas penggunaan/ penutupan lahan masih menunjukkan kondisi yang baik karena persentase penggunaan/ penutupan lahan berupa vegetasi masih dominan dan sebaran lahan terbangun lebih banyak berada pada area transisi. Salah satu permasalahan penggunaan/penutupan lahan di kawasan CBC adalah adanya penggunaan/penutupan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi area inti dan perlu segera diselesaikan. Hasil analisis perencanaan pola ruang di Kawasan CBC menunjukkan bahwa beberapa penggunaan/penutupan lahan saat ini tidak sesuai dengan alokasi rencana pola ruang yang telah dibuat dan dapat menimbulkan permasalahan dalam pelaksanaannya. Permasalahan ini terdapat di semua Kabupaten. Selain itu, diantara dokumen perencanaan pola ruang Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi terdapat penggunaan nomenklatur yang tidak sama dalam penamaan fungsi kawasan sehingga dapat menimbulkan perbedaan persepsi dalam memahami dokumen perencanaan. Pada analisis skalogram dihasilkan Indeks Perkembangan Desa (IPD) yang menggambarkan tingkat perkembangan desa tersebut. Nilai IPD tertinggi adalah 66.95 dan nilai IPD terendah adalah 3.70 dengan nilai rataan 15.83. Berdasarkan perkembangan wilayahnya desa-desa yang ada di Cagar Biosfer Cibodas terbagi menjadi desa hirarki I sebanyak 18 desa (12.41 %), desa hirarki II sebanyak 31 desa (21.38 %) dan desa hirarki III sebanyak 96 desa (66.21 %). Berbanding terbalik dengan tingkat kemiskinan dimana desa dengan tingkat kemiskinan tinggi sebanyak 22 desa (15.17 %), tingkat kemiskinan sedang sebanyak 41 desa (28.28 %) dan tingkat kemiskinan rendah sebanyak 82 desa (56.55 %). Berdasarkan skenario penyusunan tipologi, di kawasan Cagar Biosfer Cibodas terdapat sembilan tipologi desa. Tipologi pada zona penyangga didominasi oleh tipologi desa S1 F3 sedangkan pada area transisi didominasi oleh tipologi desa S3 F1. Pembuatan tipologi merupakan salah satu pendekatan dalam penyusunan arahan kebijakan pengelolaan yang spesifik dan sesuai dengan kondisi yang ada. Arahan kebijakan pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas dengan membagi kawasan CBC menjadi empat wilayah pengelolaan yaitu Wilayah Pengelolaan Area Inti, Wilayah Pengelolaan Bogor, Wilayah Pengelolaan Cianjur dan Wilayah Pengelolaan Sukabumi. Arahan kebijakan difokuskan pada penyelesain permasalahan yang terkait dengan penggunaan/ penutupan lahan, tingkat perkembangan desa, tingkat kemiskinan, topografi dan perencanaan pola ruang yang prioritas penanganannya disesuaikan dengan tipologi desa.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78865
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015ref.pdf
  Restricted Access
35.89 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.