Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78734
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAidi, Muhammad Nur-
dc.contributor.advisorSumertajaya, I Made-
dc.contributor.authorSiregar, Dania-
dc.date.accessioned2016-02-25T04:19:40Z-
dc.date.available2016-02-25T04:19:40Z-
dc.date.issued2015-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78734-
dc.description.abstractModel STARIMA dan GSTARIMA adalah model yang digunakan untuk memodelkan data deret waktu dan lokasi yang mengandung ketergantungan spasial antar lokasinya. Perbedaan pokok antara model STARIMA dan GSTARIMA adalah pada parameter model yang dihasilkan. GSTARIMA menghasilkan parameter yang berbeda untuk setiap lokasi dan lag waktunya, sedangkan STARIMA menghasilkan parameter yang sama untuk setiap lokasi. Model yang lebih kompleks tidak menjamin hasil peramalan akan lebih akurat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah memodelkan serta mengkaji ketepatan peramalan dari model STARIMA dan GSTARIMA. Kedua model ini diaplikasikan terhadap data deret waktu harga gula pada delapan ibukota provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2008 sampai 2014 menggunakan dua jenis pembobot lokasi yaitu pembobot kebalikan jarak, dan pembobot normalisasi korelasi silang. Pengaruh interaksi spasial yang berkaitan dengan fenomena harga gula antar provinsi dapat dilihat dari efek biaya tataniaga gula. Besaran biaya tataniaga ini sangat bergantung pada jenis komoditas, panjang rantai tataniaga serta lokasi/daerah produsen. Rantai tataniaga inilah yang diduga memberikan pengaruh ternjadinya interaksi spasial antar provinsi. Berdasarkan penelitian ini, harga gula antar ibukota provinsi memiliki korelasi spasial. Dengan demikian, harga gula bervariasi bergantung pada waktu dan lokasi. Model yang layak digunakan adalah model STIMA dan GSTIMA dengan ordo deret waktu MA (2) dan ordo spasial satu. Pemodelan menggunakan pembobot kebalikan jarak dan normalisasi korelasi silang menghasilkan nilai ramalan harga gula yang cenderung sama baik untuk model STIMA dan GSTIMA. Selain itu, model STIMA juga lebih akurat untuk meramalkan harga gula pada delapan ibukota provinsi di Pulau Sumatera dibandingkan model GSTIMA, baik untuk peramalan jangka panjang maupun jangka pendek. Namun demikian, model yang dihasilkan lebih baik digunakan untuk peramalan jangka pendek.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcStatisticsid
dc.subject.ddcStatistical analysisid
dc.subject.ddc2015id
dc.titlePerbandingan Pemodelan Dan Peramalan Harga Gula Berdasarkan Model Space Time Arima Dan Generalized Space Time Arima.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordSTARIMAid
dc.subject.keywordGSTARIMAid
dc.subject.keywordpemodelanid
dc.subject.keywordperamalanid
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015dsi.pdf
  Restricted Access
26.91 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.