Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78688
Title: Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kumbang Carabidae Dan Staphylinidae Pada Empat Tipe Habitat Montana Di Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan.
Authors: Raffiudin, Rika
Noerdjito, Woro Anggraitoningsih
Qodri, Agmal
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Carabidae dan Staphylinidae adalah dua famili kumbang permukaan tanah yang umum ditemukan beragam dan melimpah di ekosistem hutan. Dua famili kumbang tersebut memiliki peran penting di ekosistem hutan, khususnya sebagai predator generalis. Montana merupakan tipe ekosistem hutan yang memiliki endemisitas tinggi. Belum ada laporan penelitian mengenai keanekaragaman dan kelimpahan Carabidae dan Staphylinidae di hutan Montana Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan, serta letak Gunung Bawakaraeng di kawasan Wallacea menjadi alasan penting untuk melakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keanekaragaman dan kelimpahan Carabidae dan Staphylinidae beserta spesies kumbang asli pada empat tipe habitat montana di Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel Carabidae dan Staphylinidae dilakukan sebanyak 1 kali pada bulan September sampai Oktober 2013 di 4 tipe habitat montana di Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan, yaitu lahan pertanian, hutan pinus, hutan campuran (hutan Eucalyptus dan hutan alam), dan hutan alam (2165 m dpl). Sampel Carabidae dan Staphylinidae dikoleksi dengan metode perangkap sumuran (PSM). Lima belas PSM disusun secara sistematis pada lahan pertanian dan secara acak pada tiga habitat lainnya dalam luasan petak 2400 m2 dengan jarak 10-20 m antar PSM, dan dipasang selama 2 hari. Sebagian sampel Carabidae dan Staphylinidae diidentifikasi hingga tingkat morfospesies, dan sebagian lainnya diidentifikasi hingga tingkat genus atau spesies. Ordo Coleoptera ditandai dengan adanya sayap depan keras (elitra). Subordo dibedakan atas Adephaga (koksa belakang membagi ruas abdomen pertama) dan Polyphaga (koksa belakang tidak membagi ruas abdomen pertama). Famili Carabidae memiliki karakter berupa elitra menutup abdomen dan terdapat sutura notopleural. Famili Staphylinidae dikarakterisasi dengan elitra tidak menutup abdomen dan tidak memiliki sutura notopleural. Karakter subfamili untuk famili Carabidae yang diamati meliputi panjang klipeus, letak mesepimera terhadap mesokoksa, dan bentuk tungkai depan. Karakter subfamili untuk famili Staphylinidae yang diamati meliputi letak pangkal antena (skapus), ada tidaknya oseli di posterior kepala, ukuran mata, posisi kepala, dan terlihat atau tidaknya skutelum. Verifikasi spesimen dilakukan oleh beberapa ahli Carabidae dan Staphylinidae. Faktor lingkungan yang diamati adalah suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, kelembaban tanah, dan pH tanah. Data Carabidae dan Staphylinidae adalah indeks keanekaragaman dan korelasi antara spesies dengan habitat dan faktor lingkungan. Penelitian ini berhasil mengoleksi kumbang Carabidae sebanyak 42 individu yang terdiri dari 3 subfamili, 6 genus, dan 9 spesies. Subfamili Harpalinae memiliki kekayaan spesies tertinggi yang terdiri dari 4 genus dan 7 spesies. Aephnidius adelioides (Harpalinae) adalah spesies yang paling melimpah. Terdapat 4 spesies asli dari Carabidae pada masing-masing tipe habitat montana, yaitu A. adelioides di lahan pertanian, Hipparidium shinjii (Cicindelinae) di hutan pinus, Trigonotomi (Lesticus sp.?) (Harpalinae) di hutan alam (1835 m dpl), dan Platynini sp.1 (Harpalinae) di hutan alam (1835 dan 2165 m dpl). Staphylinidae yang berhasil dikoleksi pada penelitian ini lebih melimpah dan beragam dibandingkan Carabidae, yaitu sebanyak 260 individu yang terdiri dari 8 subfamili, 16 genus, dan 37 spesies. Subfamili Aleocharinae memiliki kekayaan spesies tertinggi yang terdiri dari 7 genus dan 13 spesies. Hanya 2 tipe habitat montana yang memiliki spesies asli Staphylinidae, yaitu Aleochara sp. (Aleocharinae), Paederus sp.1 (Paederinae), dan Xantholinini sp. (Staphylininae) di lahan pertanian dan Mycetoporini sp.2 (Tachyporinae) dan Paederus sp.2 (Staphylininae) di hutan alam (1835 dan 2165 m dpl). Berdasarkan hasil pengamatan morfologi, terdapat beberapa karakter utama di dalam masing-masing subfamili dari Carabidae dan Staphylinidae yang ditemukan. Carabidae terdiri dari subfamili Cicindelinae, Harpalinae, dan Scaritinae. Cicindelinae memiliki ukuran klipeus lebih lebar dari jarak antara perlekatan dua pangkal antena dan mesepimera mencapai mesokoksa. Harpalinae dicirikan dengan ukuran klipeus lebih sempit dari jarak antara perlekatan dua pangkal antena dan mesepimera tidak bersinggungan dengan mesokoksa. Scaritinae memiliki tungkai depan yang teradaptasi untuk menggali (fosorial) dan mesepimera mencapai mesokoksa. Staphylinidae terdiri dari subfamili Aleocharinae, Omaliinae, Osoriinae, Oxytelinae, Paederinae, Staphylininae, Steninae, dan Tachyporinae. Pangkal antena Aleocharinae melekat di depan kepala dekat anterior mata. Omaliinae memiliki dua oseli di posterior kepala. Ruas terakhir maksilari palpi Osoriinae lebih sempit dibandingkan ruas lainnya dan kepala berukuran besar hampir tidak menyempit ke posterior. Oxytelinae memiliki perlekatan antena di bawah sebuah bagian bulat (lobiform) di sisi anterior dekat mata dan prokoksa menonjol. Pangkal antena Paederinae melekat di bawah sudut anterior yang menonjol di depan kepala. Staphylininae dicirikan dengan dengan pangkal antena melekat pada tepi anterior kepala di sekitar pangkal mandibula. Steninae memiliki mata besar dan menonjol. Kepala Tachyporinae masuk ke dalam toraks. Hasil Canonical Correspondence Analysis (CCA) menunjukkan bahwa A. adelioides (Carabidae: Harpalinae), Aleochara sp. (Staphylinidae: Aleocharinae), dan Xantholinini sp. (Staphylinidae: Staphylininae) yang mengelompok di lahan pertanian menunjukkan korelasi positif terhadap suhu udara dan tanah, diduga menjadi habitat yang sesuai bagi ketiga spesies tersebut. Hipparidium shinjii (Carabidae: Cicindelinae) yang mengelompok di hutan pinus tidak menunjukkan korelasi dengan semua faktor lingkungan. Serasah pinus dan tumbuhan paku diduga menjadi habitat yang sesuai bagi H. shinjii dalam mencari makan dengan cara kamuflase. Athetini sp.1 (Staphylinidae: Aleocharinae) dan Phloeonomus sp. (Staphylinidae: Omaliinae) yang mengelompok di hutan alam (2165 m dpl) menunjukkan korelasi positif terhadap kelembaban udara dan tanah. Kedua spesies tersebut diduga berperan sebagai saproxylic yang didukung dengan nilai kelembaban terendah berada di hutan alam (2165 m dpl). Carabidae dan Staphylinidae ditemukan paling beragam di hutan alam (2165 m dpl). Kelimpahan Carabidae tertinggi berada di lahan pertanian, sementara kelimpahan Staphylinidae tertinggi tetap berada di hutan alam (2165 m dpl).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78688
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015aqo.pdf
  Restricted Access
19.79 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.