Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78665
Title: Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Aplikasi Model Clue-S Untuk Arahan Pemanfaatan Ruang Di Kawasan Strategis Nasional Mamminasata, Sulawesi Selatan
Authors: Barus, Baba
Sudadi., Untung
Ashari, Ahmad Firman
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kawasan Strategis Nasional (KSN) Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa dan Takalar) di Provinsi Sulawesi Selatan yang meliputi area seluas 246 949 ha ditetapkan pada tahun 2003. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini telah memicu terjadinya arus migrasi penduduk ke dalam kawasan tersebut, utamanya ke Kota Makassar sebagai kawasan perkotaan inti. Terbatasnya daya tampung ruang Kota Makassar menyebabkan lahirnya tren persebaran penduduk yang tidak terkendali ke daerah pinggiran kota hingga ke kawasan perkotaan sekitarnya di Kabupaten Maros, Gowa dan Takalar. Fenomena ini dapat mengancam eksistensi sawah dan hutan yang tersebar luas di tiga wilayah tersebut yang telah dialokasikan di dalam RTRW KSN Mamminasata sebagai area lahan pertanian pangan (zona B4 dan B5) dan area lindung (zona L1, L3 dan B6). Dalam perspektif ini, prediksi perubahan penggunaan lahan penting dilakukan untuk dijadikan dasar penetapan arahan pemanfaatan ruang. Berda-sarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menganalisis perubahan penggunaan lahan, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, (3) mengembangkan dan memvalidasi model perubahan penggunaan lahan, dan (4) menetapkan arahan pemanfaatan ruang di KSN Mamminasata hingga akhir masa berlakunya RTRW pada tahun 2031. Model Conversion of Land Use and its Effect at Small Regional Extent (CLUE-S) diaplikasikan dalam penelitian ini. CLUE-S merupakan model prediksi konversi penggunaan lahan yang mengintegrasikan beberapa varian analisis ke dalam satu sistem kerja analisis statistika, seluler automata dan kebijakan pembatasan yang dikombinasikan dengan mekanisme umpan-balik dan simulasi penggunaan lahan yang kompetitif. Faktor-faktor yang mempengaruhi konversi sawah menjadi lahan terbangun ditetapkan untuk periode 2003-2011 menggunakan analisis regresi logistik biner. Peubah bebas yang digunakan dalam analisis ini meliputi curah hujan, elevasi lahan, kemiringan lahan, jarak ke jalan utama, jarak ke pusat kota, jarak ke pantai dan kepadatan penduduk. Prediksi perubahan penggunaan lahan hingga tahun 2031 dengan aplikasi model CLUE-S disimulasikan dalam format raster dengan ukuran sel 100m x 100m menggunakan sembilan kelas penggunaan lahan, yaitu badan air, tambak, lahan terbangun, sawah-1, sawah-2, kebun, hutan, semak belukar-1 dan semak belukar-2. Penambahan kelas penggunaan lahan „sawah-2‟ dan „semak belukar-2‟ dalam analisis didasarkan atas skenario yang dikembangkan dan diuji. Sawah-2 adalah yang berada di dalam zona B4 [pertanian lahan basah] dan B5 [pertanian tanaman pangan beririgasi], sedangkan sawah-1 adalah yang tersebar di luar kedua zona pertanian tanaman pangan tersebut. Demikian pula halnya, semak belukar-2 adalah yang berada di dalam zona L1 [hutan lindung], L2 [hutan konversi] dan B6 [hutan produksi sebagai penyangga hutan lindung], sedangkan semak belukar-1 adalah yang tersebar di luar ketiga zona lindung tersebut. Skenario yang dikembangkan dan diuji dalam penelitian ini adalah: (1) tanpa pelarangan konversi penggunaan lahan, (2) terdapat pelarangan konversi lahan sawah-2 dan (3) terdapat pelarangan konversi lahan semak belukar-2. Dalam proses simulasi, model CLUE-S membutuhkan empat input data, yaitu: (1) data kebutuhan penggunaan lahan yang diperoleh dari laju perubahan setiap kelas penggunaan lahan per tahun pada periode 2003-2011 untuk uji validasi model dan pada periode 2011-2031 untuk tahap simulasi prediksi perubahan penggunaan lahan, (2) data kesesuaian lokasi yang merupakan nilai koefisien persamaan regresi logistik biner untuk data tahun 2003 dan 2011, (3) data konversi jenis penggunaan lahan yang terdiri atas matriks konversi yang diperoleh dari matriks perubahan penggunaan lahan tahun 2003-2011 dan nilai elastisitas yang diperoleh dari tren perubahan tahun 2003-2011 serta (4) data kebijakan dan pembatasan penggunaan lahan dengan menggunakan batasan spasial zona B4, B5, B6, L1 dan L3 rencana pola ruang RTRW KSN Mamminasata. Arahan pemanfaatan ruang diperoleh dari hasil analisis tumpang susun peta hasil prediksi ketiga skenario dengan peta zona B4, B5, B6, L1 dan L3. Skenario yang menghasilkan nilai inkonsistensi terkecil ditetapkan sebagai arahan pemanfaatan ruang yang terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada periode 1995-2011, luas penggunaan lahan berikut menurun dengan urutan: tambak (0,63%), hutan (2,00%), semak belukar-1 (2,45%), sawah-2 (10,82%), kebun (15,31%), serta sawah-1 (18,79%) yang mengalami penurunan luasan terbesar. Sebaliknya, luas penggunaan lahan berikut meningkat dengan urutan: semak belukar-2 (0,09%), badan air (16,03%) serta lahan terbangun (33,97%) yang mengalami peningkatan luasan terbesar. Dari tujuh peubah bebas yang digunakan dalam analissi regresi logistik biner, faktor-faktor yang secara siknifikan mempengaruhi konversi sawah menjadi lahan terbangun hanya jarak ke jalan utama, jarak ke pantai dan kepadatan penduduk. Dari uji validasi model untuk periode 2003-2011 diperoleh nilai akurasi Kappa sebesar 0,9818. Prediksi perubahan penggunaan lahan berdasarkan skenario 2 menghasilkan nilai inkonsistensi terkecil terhadap rencana pola ruang RTRW KSN Mamminasata, yaitu 25 288 ha atau 12,58%, dan oleh karena itu dapat direkomendasikan sebagai arahan pemanfaatan ruang di kawasan tersebut.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78665
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015afa.pdf
  Restricted Access
26.43 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.