Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78609
Title: Analisis Aksesibilitas, Dampak Ekonomi Dan Tingkat Pengembalian Kredit Program Kkpe Pada Peternak Sapi Di Jawa Tengah
Authors: Hutagaol, Parulian
Siregar, Hermanto
Simatupang, Pantjar
Dahri
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Pemerintah mengembangkan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) sejak tahun 2007 sebagai bentuk fasilitas pembiayaan dalam mengatasi keterbatasan permodalan petani/peternak dan sekaligus mendukung pencapaian ketahanan pangan. Program ketahanan pangan di tahun 2015-2019 menjadi sasaran pembangunan pertanian dan akan diwujudkan melalui swasembada pangan. Komoditi yang ditargetkan dalam swasembada pangan antara lain daging sapi, disamping padi, jagung dan kedelai. Kredit program KKPE disalurkan ke seluruh provinsi dan Provinsi Jawa Tengah termasuk target dan penyaluran kedua terbesar setelah Provinsi Jawa Timur, karena Jawa Tengah merupakan salah satu sentra produksi pertanian pangan termasuk sentra produksi ternak sapi. Sama halnya dengan di tingkat nasional, di Provinsi Jawa Tengah alokasi kredit program KKPE untuk pengembangan peternakan, sapi khususnya menduduki posisi kedua setelah tanaman tebu. Namun demikian, dalam periode 2009-2013 dari total nilai kumulatif kredit sebesar Rp 42 triliun, realisasinya hanya sekitar Rp 12.7 triliun atau sekitar 30%. Padahal di satu pihak KKPE telah mengalami penyempurnaan dari kredit program yang telah ada sebelumnya dan di pihak lain beberapa hasil studi menunjukkan bahwa akses petani/peternak terhadap kredit formal masih relatif rendah. Sementara target pola konsumsi masyarakat yang didasarkan skor pola pangan harapan (PPH) pada tahun 2015 masih defisit dan terbesar pada kelompok pangan hewani yang baru mencapai 57.8 gram/kapita/hari, sementara harapannya adalah 150 gram/kapita/hari. Dalam kaitan dengan populasi ternak sapi, dalam kurun waktu 2010-2014 populasi sapi potong mengalami pertumbuhan positif walaupun berfluktuasi, namun untuk populasi sapi perah mengalami pertumbuhan yang negatif. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisis aksesibilitas peternak sapi terhadap KKPE, (2) menganalisis pemanfaatan KKPE, (3) menganalisis dampak KKPE terhadap kinerja usaha ternak sapi peternak (penggunaan tenaga kerja, populasi dan pendapatan), (4) menganalisis tingkat pengembalian KKPE serta (5) merumuskan perbaikan model kredit program KKPE yang sesuai dengan kondisi peternak sapi khususnya. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey sehingga data utama yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dari 124 peternak sapi yang ditentukan dengan purposive sampling method. Sampel penelitian tersebut mencakup peternak sapi potong dan sapi perah yang terdiri dari petani penerima KKP dan non KKPE, serta peternak sapi merupakan anggota dari kelompok peternak yang lancar dan tidak lancar dalam pengembalian kreditnya khususnya bagi peternak penerima KKPE. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap sampel peternak, juga terhadap staff instansi terkait. Secara umum, model ekonometrik digunakan dalam menganalisis data guna menjawab tujuan penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sisi aksesibilitas, akses peternak sapi baik peternak sapi perah maupun sapi potong terhadap kredit program KKPE di Jawa Tengah masih rendah mengingat terdapat persyaratan yang secara umum sulit dipenuhi vi oleh peternak sapi yakni persyaratan adanya agunan dan karena itu tingkat pemanfaatan kredit juga masih rendah. Hasil analisis logit menunjukkan bahwa faktor yang secara signifikan mempengaruhi akses peternak sapi terhadap kredit program KKPE adalah pemilikan agunan, keanggotaan dalam kelompok tani, pemilikan kandang serta pengalaman dalam usaha ternak sapi. Semua variabel tersebut berpengaruh positif, kecuali variabel pemilikan kandang. Dari sisi pemanfaatan KKPE, sebagian besar peternak memanfaatkan kredit program KKPE untuk usaha ternaknya, yaitu digunakan untuk membeli sapi bakalan atau induk sapi perah yang bunting, pakan, obat dan perbaikan kandang. Namun terdapat sebagian peternak yang menggunakan kredit program KKPE untuk keperluan yang sifatnya konsumtif karena didorong kebutuhan maupun secara sengaja, sehingga berpotensi mengganggu kinerja usaha ternaknya. Dalam hal dampak KKPE, berdasarkan hasil analisis regresi memperlihatkan bahwa kredit program KKPE memberikan pengaruh yang positif baik terhadap populasi ternak, jam kerja maupun pendapatan usahatani ternak dengan pengaruh yang signifikan kecuali terhadap pendapatan usahatani ternak. Populasi ternak selain dipengaruhi secara signifikan oleh variabel nilai KKPE, juga dipengaruhi secara sinifikan dan positif oleh luas lahan. Ketersediaan lahan dewasa ini menjadi penghambat perluasan usaha ternak mengingat harga pakan yang relatif mahal dan cenderung meningkat. Sementara populasi ternak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan usahatani ternak. Berdasarkan data sekunder, kinerja pengembalian KKPE peternak sapi Jawa Tengah kurang baik yang ditunjukkan dengan nilai NPL yang relatif besar (12.5%). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian KKPE peternak sapi secara signifikan adalah tingkat suku bunga, biaya administrasi, kepemilikan agunan, kondisi kelompok peternak, serta gangguan atau resiko usaha. Variabel kepemilikan agunan dan kondisi kelompok tani berpengaruh positif dan lainnya berpengaruh negatif. Hasil studi menunjukkan bahwa kredit program KKPE cenderung mengarah kepada kondisi vicious circle (lingkaran setan). Untuk membangun skema kredit yang mandiri dan berkelanjutan, maka kondisi vicious circle perlu diubah menjadi virtuous circle (lingkaran kebajikan). Instrumen kebijakan yang perlu dibenahi adalah agunan, kelompok tani dan suku bunga. Pemerintah perlu melakukan program sertifikasi massal dengan biaya yang terjangkau peternak. Untuk pendanaan sertifikasi juga dapat dimasukkan dalam plafon KKPE yang diajukan. Penguatan kelompok tani dapat dilakukan dengan pelatihan-pelatihan dan mengangkat pendamping yang dapat memonitor keaktifan kelompok tani sekaligus membantu pengelolaan kredit. Suku bunga kredit sebaiknya tidak memberatkan peternak, karena keuntungan usaha ternak relatif sedikit.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78609
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015dah.pdf
  Restricted Access
50.09 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.