Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78544
Title: Aktivitas Ekstrak Kasar Tanin Daun Pepaya Dalam Mengurangi Ekspresi Gen Pembentuk Staphyococcal Enterotoxin A.
Authors: Kusumaningrum, Harsi Dewantari
Nurjanah, Siti
Rahayu, Tri Isti
Issue Date: 2016
Publisher: Bogor Agricultral University (IPB)
Abstract: Daun pepaya banyak digunakan untuk mengempukkan daging karena memiliki enzim papain. Dalam aplikasinya daun pepaya sering digunakan untuk membungkus daging. Daun pepaya juga diketahui memiliki kemampuan antibakteri. Salah satu komponen bioaktif pada daun pepaya yang berperan sebagai anti bakteri adalah tanin. Tanin diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan merusak sel bakteri, salah satunya adalah Staphylococcus aureus. S. aureus dapat menyebabkan keracunan makanan karena menghasilkan enterotoxin. Salah satu enterotoxin yang dihasilkan disandikan oleh gen sea. Tanin juga dilaporkan dapat mengganggu metabolisme dengan berinteraksi dengan DNA Calf thymus. Tanin selain dapat menghambat pertumbuhan S.aureus diharapkan juga mampu berinteraksi dengan DNA S. aureus sehingga akhirnya dapat menyebabkan terhambatnya ekspresi penyandi gen sea. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan prosedur ekstraksi tanin dari daun pepaya, memverifikasi keberadaan gen sea pada 2 jenis isolat S.aureus (SJ1 dan S10), menentukan aktivitas antimikroba ekstrak kasar tanin terhadap S.aureus dan menentukan kemampuan ekstrak kasar tanin daun pepaya dalam mengurangi ekspresi gen sea secara relatif dengan menggunakan Reverse Transcriptase Real- Time PCR Ekstraksi ekstrak kasar tanin dari daun pepaya Calina dengan dilakukan dengan membndingkan metode kombinasi antara proses refluks dan maserasi dengan metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE). Isolat S. aureus SJ1 dan S10 diverifikasi secara molekuler apakah merupakan penghasil SEA. Isolat ini selanjutnya digunakan pada tahapan penentuan aktivitas antimikroba ekstrak kasar tanin dengan metode cakram (konsentrasi 0 mg/mL, 50 mg/mL dan 100 mg/mL) dan pengenceran makro (konsentrasi 0 mg/mL, 5 mg/mL, 10 mg/mL dan 20 mg/mL), pemaparan S. aureus dengan ekstrak kasar tanin daun pepaya (konsentrasi 0 mg/mL, 5 mg/mL dan 10 mg/mL), serta pada pengukuran tingkat ekspresi gen sea secara relatif dengan qRT-PCR. Ekstraksi menggunakan metode kombinasi antara proses refluks dan maserasi menghasilkan jumlah rendemen yang lebih tinggi (4.27%) dibandingkan dengan menggunakan metode UAE (1.83%). Kultur SJ1 yang diisolasi dari sate jeroan dan S10 yang berasal dari susu sapi mentah positif merupaan bakteri S.aureus dilihat dari terbentuknya amplikon berukuran 240 pb dan positif merupaka penghasil SEA dilihat dari terbentuknya amplikon berukuran 120 pb. Selama 24 jam pemaparan, ekstrak kasar tanin hasil refluks dan maserasi dengan konsentrasi 20 mg/mL mampu menekan pertumbuhan S.aureus secara nyata. Pemaparan S.aureus dengan ekstrak kasar tanin konsentrasi 5 mg/mL dan 10 mg/mL selama 1 jam belum mampu menurunkan jumlah S.aureus namun mampu menurunkan jumlah ekspresi gen sea secara signifikan yaitu 6.65 kali dan 11.83 kali pada SJ1 serta 2.75 kalidan 4.35 kali pada S10.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78544
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016tir.pdf
  Restricted Access
681.34 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.