Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78496
Title: Kajian Efektivitas Implementasi Program Demonstration Farm Tambak Udang Di Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang
Authors: Hubeis, Aida Vitayala
Trilaksani., Wini
Rahman, Sofyan
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultral University (IPB)
Abstract: Usaha budi daya udang yang pada awal perkembangannya mengalami peningkatan sangat pesat, dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami berbagai permasalahan, baik yang bersifat teknis maupun yang bersifat non teknis sehingga menyebabkan beberapa tambak tidak berfungsi (idle). Permasalahan yang bersifat teknis mencakup aspek tata ruang, sarana dan prasarana, penyakit, lingkungan, penerapan teknologi, sedangkan permasalahan nonteknis mencakup sumber daya manusia, kelembagaan kelompok, permodalan, tuntutan pasar akan produk berkualitas yang aman untuk dikonsumsi dan keamanan berusaha. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merumuskan program kegiatan revitalisasi yang difokuskan pada rehabilitasi saluran tambak, penyusunan detail engeneering desain (DED) saluran tambak dan demonstration farm (Demfarm) budi daya tambak udang dan Bandeng. Program yang digulirkan pertama kali oleh KKP pada Tahun 2012 menetapkan enam kabupaten sebagai percontohan dengan luas tambak mencapai 1000 Ha, meliputi: Kabupaten Serang, Tangerang, Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon. Kajian efektivitas implementasi program Demfarm difokuskan di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, sebagai salah satu Kecamatan implementasi Demfarm tambak udang. Data diambil pada bulan Oktober - Desember 2014 dengan responden 30 orang yang tergabung dalam 3 kelompok (Mina Mandiri, Mina Samudera dan Putra Mekar) sebagai sasaran Demfarm tambak udang, serta lima pakar yang berpengalaman pada budi daya tambak udang. Metode penelitian menggunakan analisis kualitatif, kuantitatif, analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, dan Threats), dan AHP (Analytical Hierarcy Process). Hasil kajian implementasi Demfarm di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang cukup efektif sebagai area tambak udang yang ideal. Penerapan teknologi dalam sistem Demfarm mampu meningkatkan produktivitas tambak 7-10 ton/ha sedangkan sebelum demfarm hanya 0,017 ton/ha dan sampai sekarang teknologi Demfarm tetap dilakukan para petambak di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang. Terbentuknya pola kemitraan antara Pokdakan dengan Koperasi Unit Desa Mina Karya Bukti Sejati selain sebagai sarana simpan pinjam juga berperan menjaga stabilitas harga pasar. Bentuk kemitraan Pokdakan dengan PT. Central Proteinaprima sebagai produsen pakan adalah memberikan pendampingan teknis kepada para petambak di Kecamatan Blanakan Subang dengan Feed Conversion Ratio (FCR) yang sesuai. Pengembangan usaha tambak udang di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang mempunyai nilai strategik internal IFE 0,148 dengan komponen kekuatan: (1) pekerja berpengalaman 0,188; (2) benur berlimpah 0,245; (3) kesesuaian potensi lahan 0,407; (4) pengelolaan tambak secara berkelompok 0,264; (5) mudah mencari pembeli 0,415; dan (6) nilai ekonomis tinggi 0,314. Komponen kelemahan: (1) peralatan produksi sederhana 0,115; (2) posisi tawar petambak lemah 0,245; (3) kekurangan modal untuk pengembangan usaha 0,367; (4) kurangnya sarana dan prasarana 0,339; (5) penjualan dilakukan pada tengkulak 0,209; dan (6) sulit mendapatkan bibit bermutu 0,411. Nilai strategik eksternal EFE 0,459 dengan komponen peluang adalah: (1) kebijakan pemerintah 0,299; (2) potensi lahan tambak yang besar 0,343; (3) bantuan sarana tambak 0,328; (4) tenaga pendamping teknis dan kelembagaan 0,402; (5) penggunaan teknologi mulsa 0,315; dan (6) potensi pasar besar 0,402. Sedangkan komponen ancaman yaitu: (1) cuaca 0,311; (2) harga tidak stabil 0,270; (3) serangan virus 0,402; (4) tengkulak (0.198); 5) alih fungsi lahan tambak (0.248); dan 6) impor udang 0,198. Strategi untuk dikembangkan hasil IFE dan EFE yaitu: (1) optimasi produksi udang secara berkelanjutan; (2) peningkatan teknologi budidaya udang secara intensif; (3) pengaturan pola produksi; (4) pengendalian hama penyakit melalui budidaya intensif; (5) penyusunan kerjasama pemasaran; (6) penguatan kelambagaan petambak melalui pendampingan; (7) akses permodalan melalui lembaga perbankan; (8) memperkuat kelembagaan pasar melalui pemberdayaan kelompok; (9) fasilitasi permodalan, infrastruktur dan sarana prasarana budi daya; (10) penerapan Cara Berbudidaya Ikan yang Baik (CBIB) udang secara berkesinambungan; dan (11) penguatan pola kemitraan dengan lembaga lain. Pengembangan produktivitas tambak udang di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang dipengaruhi oleh faktor-faktor: (1) teknologi dengan nilai 0,341; (2) sumber daya manusia 0,258; (3) modal 0,181; (4) sumber daya alam 0,129; dan (5) infrastruktur 0,091. Usaha tambak udang di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang melalui program Demfarm menunjukan Break Event Point (BEP) produksi terendah 5.000 kg dan tertinggi 10.000 kg selanjutnya BEP harga terendah Rp.41.000 - dan tertinggi Rp.65.000. Pengembangan usaha tambak melalui Demfarm layak dikembangkan dengan nilai Benefit Cost Ratio (B/C ratio) > 1, Net Present Value (NPV) yang dihasilkan > 0, dan IRR > 20%. Kata kunci: Demfarm, efektifitas, petambak, produktivitas, udang
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78496
Appears in Collections:MT - Professional Master

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015sra.pdf
  Restricted Access
30.2 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.