Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78247Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Saefuddin, Asep | - |
| dc.contributor.advisor | Wigena, Aji Hamim | - |
| dc.contributor.author | Tamonob, Arista Marlince | - |
| dc.date.accessioned | 2016-02-11T04:31:40Z | - |
| dc.date.available | 2016-02-11T04:31:40Z | - |
| dc.date.issued | 2015 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78247 | - |
| dc.description.abstract | Salah satu analisis gerombol non hirarki yang biasa digunakan yaitu analisis gerombol K-Means digunakan untuk data bersifat numerik dan menggunakan konsep jarak euclid sebagai ukuran melihat kemiripan dan ketakmiripan gerombol. Jarak euclid digunakan apabila peubah amatan saling bebas atau tidak berkorelasi satu sama lain. Salah satu asumsi dalam analisis gerombol yang harus dipenuhi yaitu tidak ada kasus multikoliniearitas antar peubah. Konsep jarak euclid dapat digunakan untuk data numerik dengan cara mentransformasi peubah-peubah asal terlebih dahulu dengan menggunakan analisis komponen utama sedangkan kasus dengan data kategorik dapat diatasi dengan metode yang dikembangkan oleh Gifi pada tahun 1989 yaitu Analisis Komponen Utama Nonlinier (AKUNL) dan dapat diatasi dengan Analisis Komponen Utama (AKU) pada data yang sudah dinumerikkan menggunakan metode successive interval. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan AKUNL dan AKU dengan successive interval pada data kategorik dan membandingkan kedua metode pada analisis gerombol K-Means. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil pendataan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013 dengan 13 peubah kategorik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AKUNL dan AKU dengan successive interval sama-sama menghasilkan 8 komponen utama dengan total keragaman AKUNL sebesar 77% dan AKU dengan successive interval sebesar 78% . Namun dari kedua metode ini, AKU dengan successive interval memiliki rasio keragaman dalam gerombol dan antar gerombol lebih kecil dibandingkan AKUNL yaitu sebesar 0.00033, hal tersebut berarti metode AKU dengan successive interval merupakan metode yang lebih baik dari AKUNL. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mengurangi kemiskinan di Provinsi NTT berdasarkan metode AKU dengan successive interval yaitu dari segi bangunan tempat tinggal (luas lantai, jenis lantai, atap, dan dinding) yang dihuni oleh masyarakat, dari segi kualitas sumber daya manusia (pendidikan, literasi, dan pekerjaan), dari segi pemenuhan kebutuhan hidup (bahan bakar, air minum, raskin), dari segi fasilitas (aset dan handphone) terkhususnya untuk masyarakat yang jauh dari perkotaan. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | Bogor Agricultral University (IPB) | id |
| dc.subject.ddc | Statistics | id |
| dc.subject.ddc | Statistical analysis | id |
| dc.subject.ddc | 2015 | id |
| dc.title | Analisis Komponen Utama Nonlinier Dan Analisis Komponen Utama Dengan Successive Interval Pada Analisis Gerombol K-Means | id |
| dc.type | Thesis | id |
| dc.subject.keyword | analisis gerombol K-Means | id |
| dc.subject.keyword | analisis komponen utama | id |
| dc.subject.keyword | analisis komponen utama nonlinier | id |
| dc.subject.keyword | successive interval | id |
| Appears in Collections: | MT - Mathematics and Natural Science | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2015amt.pdf Restricted Access | 705.59 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.