Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77580
Title: Pengelolaan Perikanan Pukat Cincin Berbasis Ekologiekonomi (Studi Kasus: Perikanan Di Perairan Selat Sunda)
Authors: Fahrudin, Achmad
Boer, Mennofatria
Octoriani, Widyanti
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultral University (IPB)
Abstract: Selat Sunda merupakan perairan yang memiliki potensi perikanan besar di Indonesia. Hasil tangkapan ikan dari Selat Sunda sebagian besar didaratkan di Kabupaten Pandeglang, salah satunya adalah di PPP Labuan. Pukat cincin merupakan alat tangkap dengan produksi paling banyak di Selat Sunda. Target tangkapan pukat cincin adalah ikan ekonomis penting, seperti tembang, kembung, tenggiri, tongkol, dan layang. Harga jual ikan yang tinggi dan tuntutan ekonomi menyebabkan pengoprasian pukat cincin terus ditingkatkan, sehingga dapat mengancam kelestarian sumber daya perikanan. Sumber daya perikanan di Indonesia bersifat gabungan, oleh karena itu penelitian ini menganalisis pengelolaan sumber daya perikanan dengan menggunakan pendekatan multispesies yang didasarkan pada alat tangkap pukat cincin. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi tingkat eksploitasi aktual multispesies, tingkat eksploitasi optimal dan tingkat kelestarian multispesies dengan model bioekonomi multispesies, menganalisis kelayakan finansial relatif usaha penangkapan dengan pukat cincin serta usaha di luar sektor perikanan, dan merumuskan kebijakan pengelolaan sumber daya ikan yang tertangkap pukat cincin secara berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014-Oktober 2014 dan Maret 2015 di PPP Labuan, Banten, tepatnya di TPI II. Data yang digunakan terdiri atas data primer (panjang ikan dan kuisioner), dan data sekunder (data statistik perikanan dari DKP Kabupaten Pandeglang). Analisis data meliputi parameter pertumbuhan, ukuran pertama matang gonad, ukuran pertama kali tertangkap, mortalitas dan laju eksploitasi, laju kelangsungan hidup, bioekonomi multispesies, bioekonomi kompetisi multispesies, laju degradasi dan depresiasi, kelayakan finansial relatif, dan analisis pemangku kepentingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksploitasi aktual multispesies yang tertangkap pukat cincin berada pada kondisi tangkap lebih. Hasil tersebut didukung nilai survival rate yang rendah, yang diduga karena tingginya tekanan penangkapan. Panjang pertama kali tertangkap (Lc) lebih kecil dari panjang pertama kali matang gonad (Lm). Upaya optimal (EMEY) hasil analisis bioekonomi kompetisi lebih kecil daripada EMEY yang tanpa mempertimbangkan hubungan antar spesies. Hasil analisis bioekonomi menunjukkan bahwa spesies tembang, tenggiri, tongkol, layang diindikasikan telah mengalami biology overfishing dan economic overfishing. Meskipun begitu, hanya spesies tembang yang mengalami depresiasi tahun 2009. Hasil analisis kelayakan finansial relatif menunjukkan bahwa sektor perikanan dengan alat tangkap pukat cincin lebih menguntungkan dari sektor pertanian dan peternakan. Pengelolaan perikanan pukat cincin dengan mengurangi hari melaut; memperbesar ukuran mata jarring; monitoring, controlling, dan law enforcement; serta human development.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77580
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015woc.pdf
  Restricted Access
41.21 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.