Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77527
Title: Pemodelan Habitat Singgah Sikep-Madu Asia Di Pulau Rupat Berdasarkan Data Satellite Tracking
Authors: Mulyani, Yeni Aryati
Syartinilia
Pramono, Hendry
Issue Date: 2015
Abstract: Burung pemangsa merupakan kelompok burung penting dalam sebuah ekosistem karena posisinya sebagai predator puncak (top predator). Kelompok burung ini sering digunakan sebagai indikator kesehatan lingkungan dalam suatu ekosistem. Sebanyak 202 jenis burung pemangsa di dunia melakukan migrasi, 55 jenis diantaranya bermigrasi di Benua Asia. Sikep-madu Asia (Pernis ptilorhynchus) merupakan salah satu burung pemangsa yang bermigrasi. Burung ini terbang dari daerah berbiak yaitu bagian Asia Utara menuju serta melalui Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Hasil pengamatan menggunakan satellite tracking diketahui bahwa Sikep-madu Asia bermigrasi dari Jepang menuju Indonesia melalui pulau Rupat (Sumatera). Data satellite tracking berisikan data lokasi dan waktu keberadaan Sikepmadu Asia. Bila data tersebut digabungkan dengan variabel lingkungan seperti (penutupan lahan, slope dan elevasi) yang dianalisis dengan model regresi logistik menggunakan analisis GIS, maka dapat dibuat peta karakteristik habitat, salah satunya adalah habitat singgah. Pada penelitian ini dilakukan juga pengamatan langsung untuk mendeskripsikan jumlah Sikep-madu Asia di Pulau Rupat. Penghitungan dilakukan menggunakan metode point count, sedangkan pengambilan data pola terbang dilakukan menggunakan metode pemindaian (scanning method). Data yang dihasilkan berupa grafik, tabel maupun gambar. Hasil analisis pada wilayah studi seluas 1 461.95 km2 menunjukkan bahwa kawasan yang sesuai untuk habitat singgah di pulau Rupat seluas 1 276.67 km2 ( 87%), sedangkan kawasan yang tidak sesuai seluas 15 876 km2 (13%). Terdapat enam variabel yang sangat penting bagi karakteristik habitat singgah Sikep-madu Asia di pulau Rupat. Ketersediaan pakan berhubungan dengan badan air, mangrove dan perkebunan, sedangkan termal berhubungan erat dengan variabel slope. Hasil pengamatan selama bulan Oktober 2012 mencatat sejumlah 4 074 ekor Sikep-madu Asia terbang menuju Pulau Rupat pada pukul 07:00-15:00 WIB, dengan puncak migrasi harian terjadi pukul 10:00-11:00 WIB. Pola terbang dominan berupa gliding (melayang/meluncur) (57.14%), disusul oleh soaring (membubung ke atas) (28.57%) dan flapping (mengepak) (14.29%). Rekomendasi yang ditawarkan untuk pengembangan Pulau Rupat berdasarkan migrasi burung pemangsa adalah perubahan RTRW, perbaikan penutupan lahan hutan mangrove, pembatasan izin pembukaan lahan, pengkayaan jenis pohon dengan pohon kelapa (Cocos nucifera) dan pendidikan lingkungan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77527
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015hpr.pdf
  Restricted Access
47.98 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.