Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77344
Title: Kajian Perilaku, Pernikahan Sedarah (Consanguineous Marriages) Dan Modifikasi Makanan Lokal Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Authors: Sukandar, Dadang
Baliwati, Yayuk Farida
Martianto, Drajat
Pasambuna, Muksin
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Prevalensi penderita Diabetes Melitus (DM) di Sulawesi Utara tergolong tinggi di Indonesia sebesar (8,1%) sementara angka Nasional hanya sebesar (5,7%) (Kementerian Kesehatan RI 2010). Prevalensi penderita DM di Kota Kotamobagu sebagai salah satu kota di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2011-2012 sangat tinggi, hal ini ditunjukkan dari data di RS Datoe Binangkang penderita DM yang rawat jalan sebesar 64 orang (38.32%) dan rawat inap 103 orang (61.67%); di RSU Monompia rawat jalan 1 orang dan rawat inap 72 orang (13,72%), sedangkan di lima puskesmas tahun 2011 diperoleh 229 orang terdiagnosis DM Tipe 2 yang meningkat menjadi 292 orang pada tahun 2012 (Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu 2012). Penyakit DM dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain keturunan, pola makan yang buruk, aktifitas fisik rendah, kebiasaan merokok dan pernikahan sedarah (consanguineous marriages). Kelima faktor tersebut diduga penyebab meningkatnya penyakit DM di Provinsi Sulawesi Utara. Pernikahan sedarah (consanguineous marriages) sudah menjadi budaya di Provinsi Sulawesi Utara. Pola makan di Sulawesi Utara khususnya di Kota Kotamobagu sebagian besar tinggi karbohidrat seperti kolak jagung muda (kolak toigu molunow), sagu kukus (inambal), nasi bungkus (inolut), sagu panggang (dinangoi), singkong rebus (bage’ binangoan). Aktifitas fisik masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara terutama di Kota Kotamobagu tergolong rendah dibarengi dengan kebiasaan merokok khususnya pada laki-laki. Namun demikian ada makanan lokal yang berpotensi untuk direkomendasikan pada penderita DM Tipe 2, yaitu sayuran gedi bening (yondog ginolagag). Sehubungan dengan prevalensi DM di Provinsi Sulawesi Utara khususnya di Kota Kotamobagu, maka Kota Kotamobagu dipilih sebagai lokasi penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor risiko DM terhadap kadar glukosa darah (KGD) penderita DM Tipe 2 dan menganalisis pengaruh modifikasi makanan lokal yang dapat menurunkan KGD penderita DM Tipe 2 di Kota Kotamobagu. Untuk menganalisis faktor-faktor risiko penyebab DM didekati dengan analisis linier berganda. Data dikumpulkan dengan metode survei. Dalam metode survei ini dilakukan penarikan secara acak berlapis menggunakan teknik stratified random sampling with proporsional allocation dengan ukuran contoh (n) = 108 penderita DM Tipe 2. Untuk menganalisis pengaruh modifikasi makanan lokal terhadap KGD, kadar HbA1c (IFCC, NGSP), kadar total kolesterol dan kadar trigliserida penderita DM Tipe 2 dilakukan dengan pendekatan rancangan percobaan. Rancangan dasar yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), kemudian dalam analisisnya dengan ANCOVA (analysis of covariance). Dalam analisis ini yang menjadi peubah respon tidak hanya KGD tetapi ada peubah respon lainnya seperti kadar HbA1c (IFCC, NGSP), kadar total kolesterol dan kadar trigliserida. Uji lanjut yang digunakan adalah uji lanjut Duncan (Duncan test). Dalam rancangan percobaan ini yang menjadi unit percobaan adalah penderita DM Tipe 2, faktornya bersifat kualitatif, yaitu modifikasi makanan lokal yang terdiri atas dua taraf, yaitu makanan lokal yang dimodifikasi diberikan kepada penderita DM Tipe 2, kedua adalah makanan lokal yang tidak dimodifikasi dimana penderita DM Tipe 2 dibebaskan mengonsumsi makanan seperti biasanya. Dalam percobaan ini replikasi sebanyak 13 kali, yaitu 13 penderita DM Tipe 2 yang diberikan modifikasi makanan lokal dan 13 penderita DM Tipe 2 diberikan makanan seperti biasanya. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan faktor-faktor risiko DM yang berpengaruh terhadap KGD penderita DM Tipe 2 adalah aktifitas fisik ringan (meningkatkan KGD), riwayat DM ibu (meningkatkan KGD), penggunaan obat DM (menurunkan KGD), umur (menurunkan KGD), aktifitas fisik berat (menurunkan KGD) dan IMT (meningkatkan KGD). Secara keseluruhan faktor-faktor risiko DM tersebut berpengaruh sebesar 46,65% terhadap KGD penderita DM Tipe 2 dengan rincian aktifitas fisik ringan (11,7%), riwayat DM ibu (7,9%), penggunaan obat DM (8,5%), umur (6,9%), aktifitas fisik berat (6,7%) dan IMT (5,0%). Hasil ANCOVA dan Duncan menunjukkan bahwa modifikasi makanan lokal dapat menurunkan KGD penderita DM Tipe 2 sebesar 93,3 mg/dL dari KGD 262,1 mg/dL ke 169,4 mg/dL . Namun demikian modifikasi makanan lokal belum menunjukkan pengaruh terhadap kadar HbA1c (IFCC, NGSP), kadar total kolesterol dan kadar trigliserida. Simpulan, faktor-faktor risiko DM yang berpengaruh terhadap KGD penderita DM Tipe 2 di Kota Kotamobagu meliputi aktifitas fisik ringan, riwayat DM ibu, penggunaan obat DM, umur, aktifitas fisik berat dan IMT yang berpengaruh nyata pada taraf 10%. Modifikasi makanan lokal dapat menurunkan KGD pada penderita DM Tipe 2 dan terdapat perbedaan nyata dengan uji lanjut Duncan. Saran, perlu dilakukan penyuluhan secara efektif faktor-faktor risiko yang dapat menurunkan KGD penderita DM Tipe 2 di Kota Kotamobagu. Perlu sosialisasi yang baik modifikasi makanan lokal yang dapat menurunkan KGD penderita DM Tipe 2 di Kota Kotamobagu.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77344
Appears in Collections:DT - Human Ecology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015mpa.PDF
  Restricted Access
2.7 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.