Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77342
Title: Dampak Penggunaan Pestisida dan Pengelolaan Air terhadap Kualitas Lingkungan dan Emisi Karbon di Lahan Gambut yang Disawahkan
Authors: Sabiham, Supiandi
Anwar, Syaiful
Dadang
Las, Irsal
Susanti, Maulia Aries
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian khususnya tanaman pangan akan semakin meningkat. Pengaruh kegiatan sistem budidaya pertanian terhadap emisi gas rumah kaca (GRK) dan keberlanjutan lahan gambut telah banyak mendapat perhatian. Namun informasi mengenai pengaruh pestisida dan pengelolaan air terhadap emisi CO2 dan CH4 serta kualitas lingkungan di pertanaman padi lahan gambut masih perlu digali. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pestisida dan pengelolaan air terhadap emisi CO2, CH4 serta kualitas tanah dan air serta organisme. Juga untuk mempelajari pengaruh pestisida dan pengelolaan air terhadap produksi tanaman padi dan kelayakan usahatani serta keberlanjutannya di lahan gambut yang disawahkan. Penelitian dilaksanakan di lahan gambut dangkal di Desa Kanamit Jaya, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian dilaksanakan pada musim kemarau 2012 dan musim hujan 2012/2013. Pada musim kemarau penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari tanpa aplikasi pestisida atau kontrol (P0), aplikasi herbisida paraquat pada saat olah tanah (P1), aplikasi insektisida fenobucarb setiap minggu (P2), aplikasi insektisida fenobucarb setiap dua minggu (P3), aplikasi fungisida difenoconazole setiap minggu (P4), dan aplikasi fungisida difenoconazole setiap dua minggu (P5). Pada musim hujan perlakuan disusun dalam Rancangan Petak Terbagi (Split Plot) dengan 3 ulangan. Faktor petak utama adalah perlakuan pengelolaan air (A) yang terdiri dari; tanpa pengelolaan air atau kontrol (A0), macak-macak (A1), dan intermitten (A2). Faktor anak petak adalah perlakuan pestisida (P) yang terdiri dari; tanpa aplikasi pestisida atau kontrol (P0), aplikasi herbisida paraquat pada saat olah tanah (P1), aplikasi insektisida fenobucarb setiap minggu (P2), aplikasi insektisida fenobucarb setiap dua minggu (P3), aplikasi fungisida difenoconazole setiap minggu (P4), dan aplikasi fungisida difenoconazole setiap dua minggu (P5). Pemberian pestisida pada tanah gambut di musim kemarau meningkatkan konsentrasi asam ferulat dan asam sinapat namun menurunkan konsentrasi asam vanilat. Pada musim hujan asam-asam fenolat menurun selama periode pengamatan kecuali asam sinapat dan p-hidroksibenzoat keduanya mengalami peningkatan seiring periode pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pestisida memiliki nilai fluks CO2 lebih rendah daripada kontrol. Perlakuan P2 memberikan hasil terbaik dengan penekanan fluks CO2 terendah pada kedua musim tanam. Pada musim kemarau penurunan rata-rata fluks CO2 berturut-turut P2 (37.7%), P4 (33.1%), P3 (14%) dan P5 (14%), sedangkan P1 tidak berbeda nyata terhadap kontrol (A0). Pada musim hujan penurunan fluks CO2 P2 (39.8%), P4 (29.2%), P3 (18.9%), P5 (16.9) dan P1 (10.5%). Selanjutnya perlakuan air intermittent (A2) memiliki nilai fluks CO2 36% lebih rendah daripada perlakuan air macak-macak (A1) dan kontrol (A0). 4 Hasil penelitian selanjutnya diketahui bahwa walaupun dalam jumlah yang sedikit, bahan aktif pestisida masih ditemukan di tanah hingga akhir masa pertanaman pada musim kemarau dan musim hujan. Perlakuan P1, P4 dan P5 masih menyisakan bahan aktif paraquat (P1) dan difenoconazole (P4, P5) berturut-turut sebesar 0.12 mg.kg-1, 0.02 mg.kg-1 dan 0.03 mg.kg-1 pada musim kemarau. Pada musim hujan masih ditemukan bahan aktif fenobucarb (P2, P3) dan difenoconazole (P4) sebesar 0.02 mg.kg-1, 0.03 mg.kg-1 dan 0,07 mg.kg-1. Perlakuan pengelolaan air intermittent (A2) memberikan hasil terbaik dengan tidak ditemukannya bahan aktif pestisida pada tanah dan air setelah akhir masa pertanaman. Aplikasi pestisida dilaporkan dapat menurunkan kesuburan tanah dan proses biologi di dalam lingkungan tanah. Namun hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan pestisida dan pengelolaan air selama dua periode tanam, tidak memperlihatkan pengaruh buruk terhadap hara-hara tanah. Semua perlakuan termasuk kontrol memberikan pola yang sama, yaitu pH tanah, K dan Fe meningkat, C-organik, N dan P menurun. Pola yang sama juga diperlihatkan oleh perlakuan pengelolaan air terhadap hara-hara tanah. Hasil pengamatan terhadap serangga diketahui bahwa perlakuan pestisida dan pengelolaan air tidak menurunkan populasi serangga. Ditemukan 16 spesies serangga yang termasuk ke dalam 7 ordo yaitu; Coleoptera, Hymenoptera, Hemiptera, Orthoptera, Diptera, Odonata dan Lipedoptera. Tiga ordo diantaranya tergolong sebagai serangga hama (37.5%) yaitu ordo Hemiptera, Orthoptera dan Lepidoptera. Selebihnya merupakan musuh alami yang terbagi menjadi predator (37.5%) dan parasitoid (25%). Namun perlakuan fungisida diketahui menurunkan populasi fungi pada kedua musim tanam. Penurunan fungi pada masing-masing perlakuan di musim kemarau tercatat P4 (99.8%), P5 (98.8%), P2 (98%), P3 (97%) dan P1 (89%). Sedangkan di musim hujan tercatat P4 (99%), P5 (97.5%), P2 (95,5%), P3 (94%), P1 (86%). Kondisi berbeda ditunjukkan oleh populasi bakteri pada perlakuan pestisida. Pada musim kemarau mengalami penurunan populasi berturut-turut P1 (84%), P2 (73%), P3 (81%), P5 (62%) dan P4 (34%). Pada musim hujan populasi bakteri mengalami peningkatan yang sangat tinggi yaitu P5 (2,000%), P1 (1,100%), P4 (1,005%), P2 (500%) dan P3 (170%). Perlakuan pengelolaan air A0 menurunkan populasi fungi sebesar 99.8%, disusul A2 96% dan perlakuan A1 hanya menurunkan 11% populasi fungi. Populasi bakteri meningkat pada semua perlakuan kecuali A2. Berdasarkan analisa kelayakan usahatani dan indeks keberlanjutan, diketahui bahwa sistem budidaya yang diteliti layak untuk diterapkan pada tingkat petani karena menguntungkan dengan nilai rata-rata R/C rasio 1.5. Sistem budidaya yang diterapkan cukup berkelanjutan (nilai score > 50) berdasarkan kriteria masing-masing dimensi. Dimensi ekonomi memiliki nilai keberlanjutan 53.13, ekologi 69.49 dan dimensi sosial 61.79. Dengan aplikasi yang tepat dan sesuai anjuran serta didukung oleh pengelolaan air yang baik, maka pestisida tidak menjadi penyumbang terhadap kenaikan emisi CO2 dan CH4 dan tidak menurunkan kualitas lingkungan di lahan gambut yang disawahkan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77342
Appears in Collections:DT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015mas.pdf
  Restricted Access
34.41 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.