Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77286
Title: Dampak Spillover Dan Multipolaritas Pengembangan Wilayah Pusat-Pusat Pertumbuhan Di Kalimantan
Authors: D.S. Priyarsono
Pasaribu, Ernawati
Siregar, Hermanto
Rustiadi, Ernan
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Pengembangan wilayah pusat-pusat pertumbuhan menjadi salah satu strategi yang populer digunakan dalam mengatasi permasalahan ketimpangan antarwilayah. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Perroux pada tahun 1950 dengan istilah Growth Pole (Kutub Pertumbuhan) yang dipercaya akan dapat memberikan dampak spillover yang positif dalam jangka panjang. Konsep ini mengalami pengembangan menjadi Growth Center (Pusat Pertumbuhan) agar lebih konkrit dan mudah diaplikasikan dalam Ilmu Perencanaan Wilayah. Beberapa peneliti telah melakukan pengujian terhadap dampak yang ditimbulkan dan menghasilkan temuan yang menimbulkan pro dan kontra akan keberhasilan strategi ini. Demikian juga terhadap dampak polarisasi yang justru mengarah pada “bencana migrasi” karena daya tarik yang kuat kearah wilayah pusat pertumbuhan. Konsep ini masih terus digunakan dan banyak diadopsi terutama oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Pembentukan pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia baik sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) maupun sebagai Koridor Ekonomi Indonesia masih belum mampu mengurangi ketimpangan antarpulau yang justru belakangan makin membesar. Pulau Kalimantan yang dalam program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) ditetapkan sebagai lumbung energi nasional diharapkan mampu mengejar ketertinggalannya baik dari sisi pertumbuhan output, tenaga kerja, maupun investasi. Disisi lain, penetapan Kalimantan sebagai lumbung energi nasional dalam jangka panjang dikhawatirkan menimbulkan dampak pengurasan sumberdaya (backwash effect) yang lebih besar dibanding dampak penyebarannya (spread effect). Beragam cara telah digunakan untuk memperhitungkan dampak spillover pusat-pusat pertumbuhan, baik menggunakan model statis maupun dinamis. Penggunaan model-model tersebut dinilai belum mampu menangkap besaran dampak spillover dan multipolaritas. Analisis spasial sangat diperlukan untuk dikembangkan dalam konsep-konsep ilmu ekonomi, agar dapat memberikan alternatif sudut pandang baik dalam identifikasi permasalahan maupun pemecahannya. Disisi lain, dengan memasukkan peubah spasial akan menghindari terjadinya kesalahan spesifikasi dalam model. Terkait dengan permasalahan tersebut, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk : mengeksplorasi dampak spillover dan polarisasi pusat-pusat pertumbuhan di Kalimantan, dengan tujuan khusus yaitu : (1) Mendeteksi pengaruh ketergantungan spasial (spatial lag dependent) antara hinterland dengan pusat-pusat pertumbuhan di Kalimantan (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang secara simultan mempengaruhi pertumbuhan output, tenaga kerja, dan investasi di Kalimantan, dan (3) Menguji multipolaritas antar pusat-pusat pertumbuhan di Kalimantan dan luar Kalimantan. Dampak spillover pusat-pusat pertumbuhan di Kalimantan yang dideteksi menggunakan Uji LM Spatial lag secara signifikan membuktikan adanya ketergantungan wilayah baik terhadap pertumbuhan output, tenaga kerja, dan investasi. Kedekatan suatu wilayah dengan pusat pertumbuhan akan berdampak makin baik (positif) manakala diikuti oleh makin besarnya aliran ekonomi yang terjadi antara pusat pertumbuhan dengan wilayah sekitarnya. Sayangnya, beberapa pusat-pusat pertumbuhan di Kalimantan yaitu Kota Palangkaraya, Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan Kabupaten Kapuas Hulu belum dapat memberikan dampak spillover terhadap wilayah sekitarnya. Pengujian secara simultan terhadap model pertumbuhan output, tenaga kerja, dan investasi membuktikan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ketiganya adalah interaksi spasial dengan pusat-pusat pertumbuhan terdekat. Pertumbuhan output dan pertumbuhan investasi membuktikan adanya efek umpan balik, dimana pengaruh pertumbuhan investasi terhadap pertumbuhan output justru lebih besar dibandingkan sebaliknya. Oleh karenanya, pengembangan wilayah pusat-pusat pertumbuhan di Kalimantan akan lebih baik bila fokus utamanya pada peningkatan investasi yang pada gilirannya juga berdampak pada pertumbuhan output. Peningkatan investasi ini bukan semata-mata bersumber dari investasi swasta, akan tetapi lebih menekankan efisiensi belanja modal yang dalam penelitian ini secara nyata menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan tenaga kerja. Sayangnya, model pertumbuhan tenaga kerja di Kalimantan belum dapat membuktikan adanya efek umpan balik dengan pertumbuhan output. Hasil uji multipolarisasi antar pusat-pusat pertumbuhan di Kalimantan dan luar Kalimantan yang dikonfirmasi dengan uji spatio-temporal terhadap aliran barang dan aliran penumpang menunjukkan hasil yang signifikan. Polarisasi masuknya barang di Kalimantan cenderung lebih cepat, berkebalikan hasil untuk polarisasi arus penumpang ke Kalimantan. Temuan ini menunjukkan bahwa pusat-pusat pertumbuhan di Kalimantan memiliki tuntutan tinggi untuk barang dari luar wilayahnya, sementara penduduk yang tinggal pada pusat-pusat pertumbuhan di Kalimantan lebih cenderung untuk bermigrasi ke pusat-pusat pertumbuhan di luar Kalimantan. Temuan-temuan di atas menjadi bahan untuk memberikan saran serta implikasi kebijakan. Salah satu saran yang diberikan adalah mempercepat pembangunan jalan trans Kalimantan, sebagai salah satu rencana komprehensif untuk pembangunan nasional secara terintegrasi. Oleh karenanya, dukungan pemerintah baik pusat maupun daerah terhadap MP3EI masih sangat diperlukan, utamanya dalam pembangunan infrastruktur dasar baik secara kuantitas maupun kualitas.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77286
Appears in Collections:DT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015epa.pdf
  Restricted Access
46.16 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.