Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77262
Title: Model Pengembangan Agroindustri Gula Tebu Sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Wilayah Di Jawa Timur
Authors: Hakim, Dedi Budiman
Juanda, Bambang
Nurmalina, Rita
Yunitasari, Duwi
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Jawa Timur (Jatim) merupakan daerah penghasil tebu dan gula terbanyak di Indonesia. Pada tahun 2013, produksi tebu Jawa timur menyumbang 50,75% dan produksi gula menyumbang sebesar 51,32% terhadap produksi Nasional. Potensi tebu sebagai bahan baku gula dan produk derivasi tebu (PDT) memiliki potensi yang besar. Hal ini mendorong pemerintah pusat menetapkan target produksi gula untuk Jatim sebesar 1,65 juta ton dalam rangka mendukung program swasembada gula nasional. Produksi gula Jatim tidak bisa dipisahkan dari peran pabrik gula (PG) sebagai tempat mengolah tebu menjadi gula. Dari 62 PG di Indonesia, terdapat 31 PG yang ada di Jawa Timur. Fakta yang ada, sebagian besar (53%) PG di Jawa didominasi oleh pabrik dengan kapasitas giling kecil (lebih besar dari 3.000 Ton Cane per Day), berumur lebih dari 75 tahun, dan kurang mendapat perawatan secara memadai. Kondisi ini menyebabkan tingkat efisiensi rendah dan biaya produksi gula per ton pada PG berskala kecil lebih tinggi. Jika hal ini terus berlangsung, PG yang ada di Jatim akan mengalami kerugian dan tutup. Pada masa yang akan datang, diharapkan PG bisa mengolah PDT untuk menambah keuntungan PG. Penelitian ini bertujuan untuk (i) menganalisis dampak agroindustri gula tebu terhadap produksi Gula Kristal Putih (GKP), produksi PDT, Pendapatan Asli Daerah (PAD), keuntungan PG, pendapatan petani dan perekonomian wilayah; (ii) menganalisis dampak kebijakan Revitalisasi Industri Gula Nasional (RIGN) terhadap pengembangan PDT pada produksi GKP, produksi PDT, keuntungan PG, pendapatan petani dan perekonomian wilayah; (iii) merumuskan kebijakan alternatif terhadap produksi GKP, produksi PDT, PAD, keuntungan PG, pendapatan petani dan perekonomian wilayah Jawa Timur. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut digunakan pendekatan dinamika sistem. Dampak kebijakan RIGN dianalisis dengan menggunakan 3 skenario, yaitu: (i) skenario 1, peningkatan luas areal tebu sebesar 3,2%/tahun; (ii) skenario 2, peningkatan produktivitas tebu sebesar 1,6%/tahun; (iii) skenario 3, peningkatan rendemen sebesar 2,41% /tahun. Sedangkan untuk menyusun alternatif kebijakan digunakan 2 skenario, yaitu: (i) skenario 4, penggabungan skenario 1,2, dan 3, peningkatan luas areal tanam (3,5%), peningkatan produktivitas (1,6%) dan rendemen 2,41%, dan (ii) skenario 5, penggabungan skenario 1,2, dan 3, peningkatan luas areal tanam (3,5%), peningkatan produktivitas (1,6%) dan rendemen 6%. Hasil analisis menunjukkan pengembangan agroindustri gula tebu mempunyai dampak positif terhadap perekonomian wilayah Jawa Timur, produksi GKP, produksi PDT, keuntungan PG, pendapatan petani dan PAD. Hasil simulasi model dengan menggunakan kebijakan/program RIGN mampu meningkatkan perekonomian wilayah, produksi GKP, produksi PDT, keuntungan PG, penerimaan petani dan PAD. Bioethanol dari ampas merupakan pengembangan PDT yang memberikan penerimaan terbesar bagi perekonomian wilayah. Sehingga jika ingin mengembangkan jenis PDT, maka perlu memfokuskan pada pengembangan bioethanol dari ampas. Sumbangan tambahan peningkatan terhadap perekonomian wilayah rata-rata sebesar 1,65%, produksi GKP 1,82%, PDT 79,98%, keuntungan PG 9,17%, penerimaan petani 26,96% dan PAD 1,68%. Peningkatan rendemen (skenario 3) menyumbang tambahan penerimaan tertinggi bagi perekonomian wilayah Jawa Timur. Namun jika hanya mengandalkan kebijakan peningkatan rendemen saja (skenario 3), maka target produksi GKP tidak tercapai. Kebijakan alternatif dengan skenario 5 (gabungan peningkatan luas areal, peningkatan produktivitas dan peningkatan rendemen) memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan skenario 4. Perekonomian wilayah Jawa Timur, produksi GKP, produksi PDT, keuntungan PG, pendapatan petani dan PAD pada skenario 5 mencapai kinerja tertinggi dibanding skenario 1, 2, 3, dan 4. Pada skenario 5, target produksi GKP Jatim dapat terpenuhi pada tahun 2016 sebesar 1.738.437 ton. Sumbangan tambahan peningkatan PDRB terhadap perekonomian wilayah rata-rata sebesar 2,63%, produksi GKP 6,92%, PDT 80,39%, keuntungan PG 13,69%, pendapatan petani 33,70% dan PAD 6,40%. Kebijakan RIGN secara simultan mampu meningkatkan produksi GKP sehingga mencapai target sesuai program pusat untuk mendukung program swasembada gula nasional, meningkatkan produksi PDT, PAD, keuntungan PG, pendapatan petani dan perekonomian wilayah Jatim. Sehingga alternatif kebijakan dengan skenario 5 (gabungan peningkatan luas areal, peningkatan produktivitas dan peningkatan rendemen) mampu mendorong perkembangan sistem agroindustri gula tebu secara keseluruhan lebih baik dibanding skenario lainnya. Kebijakan yang sebaiknya tetap diterapkan oleh pemerintah dalam upaya mendukung program swasembada gula nasional dan pengembangan PDT, yaitu: 1) tetap melaksanakan program RIGN, 2) memfokuskan pada peningkatan rendemen, karena rendemen memiliki pengaruh yang sangat besar dalam upaya meningkatkan produksi gula, 3) memfokuskan pada petani TR memiliki peran yang sangat besar dalam pengusahaan gula tebu, 4) mempermudah pemberian kredit sebagai upaya meningkatkan kualitas tanaman tebu, 5) merubah sistem bagi hasil berdasarkan rendemen, dan 6) diharapkan dapat memberikan insentif pada petani TR dalam bentuk kepastian harga.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77262
Appears in Collections:DT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015dyu.pdf
  Restricted Access
58.43 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.