Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77091
Title: Keanekaragaman Dan Kelimpahan Collembola Tanah Pada Lahan Kapur Pt Semen Indonesia Tbk. Di Tuban, Jawa Timur.
Authors: Raffiudin, Rika
Suhardjono, Yayuk Rahayuningsih
Susanti, Saudi Fitri
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agicultural University
Abstract: Konversi lahan menjadi lokasi pertambangan dapat menyebabkan degradasi lahan yang berdampak pada perubahan iklim mikro meskipun telah dilakukan penanganan pasca penambangan. Collembola merupakan mesofauna tanah yang sensitif terhadap perubahan lingkungan sehingga dapat digunakan untuk memantau keadaan suatu lingkungan. Penelitian mengenai keanekaragaman Collembola pada lahan kapur PT Semen Indonesia Tbk. di Tuban, Jawa Timur belum pernah dilaporkan. Tidak adanya informasi tersebut merupakan alasan penting untuk melakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mempelajari keanekaragaman dan kelimpahan Collembola pada tiga lokasi di lahan kapur PT Semen Indonesia Tbk. untuk dijadikan dasar analisis penanganan pasca penambangan; (2) mempelajari potensi Collembola sebagai bioindikator keadaan tanah. Pengambilan sampel Collembola dilakukan satu kali pada musim kemarau bulan Agustus sampai September 2013 di tiga lokasi lahan kapur milik PT Semen Indonesia Tbk. di Tuban, Jawa Timur. Tiga lokasi yang dipilih untuk koleksi sampel adalah lahan kapur bekas tambang, lahan kapur bekas tambang yang direboisasi jati, dan greenbelt. Sampel Collembola dikoleksi dengan dua metode yaitu perangkap sumuran/PSM (pitfall trap) dan pencuplikan contoh tanah/PCT (soil sampling). Sepuluh perangkap sumuran dipasang pada garis transek sepanjang 100 m dengan jarak 10 m antar PSM dan PCT diletakkan di antara PSM. Perangkap sumuran dipasang selama tiga hari dan tanah yang didapat dari PCT diletakkan pada corong Berlese selama 14 hari. Collembola diidentifikasi berdasarkan morfospesies hingga genus. Genus dianggap spesies karena pada setiap genus hanya ditemukan satu spesies.Vegetasi dan faktor lingkungan di tiga lokasi dicatat, diantaranya kelembaban tanah, pH tanah, dan ketebalan serasah. Unsur hara tanah dianalisis, meliputi nitrogen, fosfat, dan kalium. Indeks keanekaragaman Collembola dianalisis dan dikorelasikan dengan lokasi dan faktor lingkungan. Collembola yang ditemukan pada penelitian ini berjumlah 680 individu yang terdiri dari 2 ordo, 4 famili, 11 genus dan 11 spesies yaitu Proisotoma sp., Acrocyrtus sp., Ascocyrtus sp., Rambutsinella sp., Entomobrya sp., Willowsia sp., Seira sp., Bromacanthus sp., Callyntrura sp., Salina sp., dan Sphyrotheca sp. Lahan kapur bekas tambang yang direboisasi jati merupakan lokasi yang paling tinggi indeks keanekaragaman Collembola (H’= 2.248) dan kemerataan (E= 0.7), sedangkan greenbelt merupakan lokasi yang paling rendah indeks keanekaragaman Collembola (H’= 1.009) dan kemerataan (E= 0.4). Lahan kapur bekas tambang yang direboisasi jati didominasi oleh Salina sp. Ascocyrtus sp. dan Rambutsinella sp. mendominasi secara berturut-turut di greenbelt dan lahan kapur bekas tambang. Entomobrya sp. dan Salina sp. merupakan 2 dari 8 spesies yang hanya ditemukan di metode PSM, sedangkan Willowsia sp. merupakan satu-satunya spesies yang terdapat di metode PCT. Karakter utama Proisotoma sp. adalah panjang tiap ruas abdomen hampir sama. Acrocyrtus sp. berwarna putih dengan mesotoraks yang agak menonjol ke arah anterior. Ascocyrtus sp. berwarna putih dengan garis hitam pada bagian dorsal ruas abdomen III dan titik hitam pada posterior dorsal ruas abdomen IV. Rambutsinella sp. memiliki warna biru tua dan ruas antena IV yang membesar. Tubuh Entomobrya sp. berwarna dasar putih dengan corak kehitaman dan berseta panjang. Willowsia sp. berwarna dasar putih dengan warna hitam pada dorsal mesotoraks dan dorsal ruas abdomen II-III serta posterior ruas abdomen IV. Seira sp. memiliki seta panjang terutama pada bagian toraks. Bromacanthus sp. merupakan Colembola yang bertubuh besar dengan warna dasar coklat dan corak hitam serta ruas antena IV yang anulat, sedangkan Callyntrura sp. berwarna putih dengan corak hitam dengan antena yang tidak anulat. Salina sp. berwarna putih memiliki titik hitam pada ujung ruas antena I-III serta garis hitam pada lateral toraks dan abdomen. Sphyrotheca sp. bertubuh bulat dengan ruas antena IV yang anulat. Berdasarkan hasil analisis korelasi, ditemukan beberapa spesies Collembola yang dimungkinkan berpotensi sebagai bioindikator keadaan tanah. Ascocyrtus sp. menunjukkan korelasi positif dengan N total dan Seira sp. berkorelasi positif dengan P total. Korelasi tersebut diduga karena kedua spesies tersebut menggunakan jamur yang berperan dalam proses perombakan bahan organik lebih lanjut sebagai sumber makanannya. Proisotoma sp. juga dimungkinkan memiliki potensi untuk menjadi bioindikator yang hanya ditemukan di lahan kapur bekas tambang yang direboisasi jati selama 3 tahun, sehingga Proisotoma sp. dalam penelitian ini diduga dapat menjadi spesies yang mengindikasikan awal pulihnya ekosistem bekas tambang.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77091
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015sfs.pdf
  Restricted Access
13.52 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.