Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/76998
Title: Kajian Prevalensi Dan Faktor Risiko Penyakit Tuberkulosis Pada Sapi Perah Di Wilayah Bogor Serta Pengembangan Media Kultur Mycobacterium Bovis.
Other Titles: IPB (Bogor Agricultural University)
Authors: Mirnawati B
Sudarwanto
Nugroho, Widagdo Sri
Sudarnika, Etih
Daulay, Mazdani Ulfah
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksius yang tersebar luas di seluruh dunia yang disebabkan oleh infeksi organisme yang merupakan anggota Mycobacterium tuberculosis complex (MTBC). Bakteri MTBC adalah kelompok patogen yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada manusia, serta mengakibatkan kerugian ekonomi pada pertanian di dunia. Tuberkulosis zoonotik dapat menjadi ancaman utama bagi kesehatan masyarakat, tetapi belum ada informasi mengenai kejadian penyakit TB zoonotik dan faktor risikonya pada hewan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengukur prevalensi kejadian penyakit TB pada sapi perah (bovine tuberculosis/BTB), mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian penyakit TB pada sapi perah, mengukur asosiasi kejadian penyakit TB pada sapi perah dengan faktor-faktor risiko yang mempengaruhinya, mendeteksi Mycobacterium bovis sebagai penyebab kejadian penyakit TB pada sapi perah dengan metode multiplex polymerase chain reaction (PCR), serta mengembangkan dan menilai kemampuan media modifikasi Ogawa agar (MOA) untuk menumbuhkan M. bovis, dibandingkan dengan media yang digunakan saat ini, yaitu Löwenstein Jensen (LJ) dan modifikasi Ogawa (MO). Penelitian ini merupakan kajian lintas seksional, dilaksanakan di lokasi sentra peternakan sapi perah di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor. Seluruh ternak sampel dituberkulinasi dengan Bovituber®PPD. Faktor risiko kejadian penyakit TB pada sapi perah diidentifikasi menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada peternak. Dengan menggunakan pertimbangan proporsionalitas populasi ternak, maka jumlah ternak yang dijadikan sampel di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK), Kabupaten Bogor, adalah 166 ekor (50 peternakan), dan di Kebon Pedes, Kota Bogor, 36 ekor (10 peternakan). Prevalensi TB kajian lintas seksional kejadian penyakit TB pada sapi perah di wilayah Bogor adalah 21.78% (SK 95% 16.09-27.47%). Faktor risiko yang signifikan dalam penelitian ini adalah ketinggian tempat <340 mdpl (OR 3.721, SK 95% 1.642-8.433), suhu tempat >28 °C (OR 2.573, SK 95% 1.077-6.145), dan intensitas cahaya di kandang <15 W m-2 (OR 2.749, SK 95% 1.204-6.275). Metode multiplex PCR dapat menjadi alternatif terbaik untuk membedakan M. bovis dan M. tuberculosis. Dari 202 ternak yang telah diuji dengan uji tuberkulin, 44 ekor ternak memberikan hasil yang positif. Dari 44 ternak yang positif terhadap uji tuberkulin, diambil 44 sampel feses dan swab hidung, 43 sampel susu. Peternak yang diambil dahaknya sebagai sampel berjumlah 24 sampel, berasal dari peternakan yang ternaknya positif terhadap uji tuberkulin. Ditemukan M. bovis pada 8 sampel feses ternak, 4 sampel swab hidung ternak, 9 sampel susu ternak. Ditemukan M. tuberculosis pada satu sampel dahak peternak. Tiga ekor sapi memberikan hasil positif M. bovis pada dua jenis sampel, yaitu sampel feses dan susu. Peternak yang positif M. tuberculosis berasal dari peternakan yang ternaknya memberikan hasil positif M. bovis pada sampel fesesnya. Pemeriksaan kultur mikobakteri merupakan diagnosis definitif terhadap TB, tetapi media kultur komersial untuk Mycobacterium bovis masih jarang tersedia. Suspensi bakteri M. bovis dan M. phlei dalam phosphate buffer saline (PBS) dengan konsentrasi 105 cfu/ml masing-masing diinokulasikan 0.1 ml pada media LJ, MO dan MOA, masing-masing lima tabung untuk tiap media. Bakteri M. phlei tumbuh pada semua media mulai hari ke-4. Bakteri M. bovis tumbuh pada media LJ dan MO mulai hari ke-17, tetapi tidak berhasil tumbuh pada media MOA. Perbandingan jumlah koloni M. phlei yang tumbuh pada media LJ dan MOA berbeda nyata secara statistik. Kemampuan media MOA untuk menumbuhkan M. phlei berbeda jika dibandingkan dengan media LJ. Koloni M. phlei pada media MOA lebih mudah dipanen, dan pembuatannya lebih sederhana dibandingkan dengan media LJ. Kemampuan media LJ dan MO dalam menumbuhkan M. bovis tidak ada perbedaan, tetapi media MO lebih sederhana dibandingkan dengan media LJ. Media MOA mampu menumbuhkan M. phlei, tetapi dalam penelitian ini belum terbukti mampu menumbuhkan M. bovis. Penyakit TB pada sapi ada di Indonesia, dan TB zoonotik harus diwaspadai sebagai ancaman potensial bagi kesehatan masyarakat. TB zoonotik dapat menjadi ancaman utama bagi kesehatan masyarakat karena kontak langsung antara hewan dan pemiliknya, serta pasteurisasi susu masih belum dilaksanakan dengan optimal.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/76998
Appears in Collections:DT - Veterinary Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015mud.pdf
  Restricted Access
33.73 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.