Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/76774
Title: Pengelolaan Lanskap Berbasis Hutan bagi Keberlanjutan Lanskap Budaya Dayak Desa di Ensaid Panjang, Sintang, Kalimantan Barat
Authors: Arifin, Nurhayati H.S.
Arifin, Hadi Susilo
Delyanet, Delyanet
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Delyanet. Lanskap budaya tradisional di Indonesia pada umumnya memiliki keterkaitan erat dengan keberadaan hutan adat. Kontribusi penting hutan adat bagi masyarakat yang tinggal di dalam atau sekitar kawasan hutan tidak hanya dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari melainkan juga sebagai bentuk eksistensi kearifan budaya lokal. Hutan dianggap sebagai hal penting yang harus dijaga untuk kehidupan anak-cucu di kemudian hari. Salah satu suku yang memiliki hubungan erat dengan hutan adalah sub suku Dayak Desa dari suku Dayak. Etnis Dayak Desa banyak mendiami Kabupaten Sintang dalam permukiman tradisional rumah panjang atau betang, namun warisan budaya nenek moyang tersebut terancam hilang. Dari sekian banyak rumah adat betang yang pernah ada, saat ini hanya tinggal satu betang yang masih bertahan dan didiami yaitu di Dusun Rentap Selatan, Desa Ensaid Panjang. Ancaman kehilangan rumah adat dan bentuk budaya lain tak terlepas dari kerusakan lanskap di sekitar rumah adat, terutama hutan. Pembangunan yang hanya berorientasi ekonomi mendesak eksistensi budaya Dayak Desa, yang minim dokumentasi, menuju ke ambang kepunahan. Pertimbangan menyeluruh diperlukan untuk melindungi keunikan lanskap dan budaya Dayak Desa yang tersisa. Peran hutan adat perlu menjadi pertimbangan dasar dalam menentukan rencana pengelolaan. Penelitian pengelolaan lanskap budaya Dayak Desa ini bertujuan untuk (1) mengkarakterisasi lanskap budaya tradisional Dayak Desa, (2) mengkaji peran hutan bagi masyarakat secara ekologi, ekonomi, dan budaya, (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan lanskap budaya Dayak Desa, dan (4) menyusun rencana pengelolaan lanskap budaya berbasis hutan bagi keberlanjutan lanskap budaya Dayak Desa. Penelitian dilakukan di Desa Ensaid Panjang, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Desember 2013. Karakterisasi lanskap budaya dilakukan dengan metode Landscape Characteristics Assessment (LCA) sampai tahap karakterisasi. Kajian peran hutan dilakukan dengan pembobotan kriteria ekologi, ekonomi, dan budaya berdasarkan toolkit High Conservation Value Network (HCVN) yang dimodifikasi. Analisis faktor yang mempengaruhi keberlanjutan dilakukan dengan analisis Strenght- Weakness-Opportunity-Threat (SWOT) terhadap faktor internal dan ekternal yang terkait dengan keberlanjutan lanskap. Adapun perumusan rencana pengelolaan lanskap disusun berdasarkan hasil karakterisasi lanskap, analisis peran hutan, dan analisis SWOT yang dilakukan sebelumnya. Berdasarkan karakterisasi lanskap, Desa Ensaid Panjang termasuk dalam lanskap perdesaan pertanian dataran rendah. Elemen kunci pembentuk lanskap budaya Dayak Desa di desa tersebut adalah permukiman tradisional, hutan, dan sungai sedangkan lahan pertanian (sawah dan ladang) merupakan elemen pendukung. Berdasarkan kajian peran hutan pada enam hutan di desa tersebut, hutan Bukit Rentap, Tawang Serimbak dan Tawang Mersibung memiliki skor tinggi dan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan ketiganya sangat penting secara ekologi, ekonomi masyarakat, maupun budaya setempat. Adapun 3 hutan lain yang bernilai rendah (yaitu Tawang Sepayan, Tawang Sebesai, dan Tawang Semilas) merupakan cadangan sumber daya yang berperan penting secara ekologi namun jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Analisis SWOT mengidentifikasi 17 faktor internal dan 10 faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari 7 faktor kekuatan dan 10 faktor kelemahan sedangkan faktor eksternal terdiri dari 6 faktor peluang dan 4 faktor ancaman. Faktor pendorong keberlanjutan terbesar berasal dari aspek budaya sedangkan faktor penghambat terbesar berasal dari aspek ekonomi dan legal. Total skor pembobotan faktor internal maupun eksternal berada pada kuadran V matriks IE yang menunjukkan bahwa strategi yang berfokus pada perlindungan dan pengembangan potensi kawasan merupakan strategi pengelolaan terbaik untuk lanskap budaya Dayak Desa. Berdasarkan penyusunan rangking strategi, diperoleh strategi penting sebagai berikut (1) meningkatkan koordinasi dan kerja sama antar pihak terkait, (2) mendorong diversifikasi pendapatan yang berkelanjutan, (3) mengusahakan penetapan status legal kawasan hutan, dan (4) membuat zonasi pengelolaan lanskap.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/76774
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015del.pdf
  Restricted Access
34.75 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.