Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75668
Title: Pengelolaan Pekarangan Kampung sebagai Agroekosistem untuk Menunjang Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan yang Berkelanjutan.
Authors: Arifin, Nurhayati H.S.
Astawan, Made
Budiman, Vivandra Prima
Issue Date: 2015
Abstract: Alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman akan mengancam ketahanan pangan karena dapat menurunkan jumlah produksi pertanian. Di sisi lain, muncul harapan dari luas agregat pekarangan yang terus bertambah. Pekarangan sebagai agroekosistem memperhatikan komponen biotik dan abiotik untuk menghasilkan berbagai produk yang bisa menunjang ketahanan pangan. Pengelolaan pekarangan dalam suatu kawasan atau kampung akan meningkatkan manfaatnya. Sejumlah pekarangan pada satu kawasan atau komunitas masyarakat disebut pekarangan kampung. Pemerintah memfasilitasi pengelolaan pekarangan kampung dengan melibatkan kelompok wanita tani (KWT). Kontribusi pengelolaan pekarangan terhadap ketahanan pangan dihitung berdasarkan nilai ekonomi produknya untuk konsumsi, berbagi, dan dijual. Tujuan penelitian ini adalah 1) menganalisis agroekosistem pekarangan kampung, 2) menganalisis pengelolaan pekarangan kampung, 3) menganalisis pemanfaatan dan nilai ekonomi produk pekarangan, serta 4) menyusun rekomen-dasi pengelolaan agroekosistem pekarangan kampung untuk menunjang ketahanan pangan dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai Juni 2014 di Kabupaten Bandung (600 – 1 200 mdpl), Kabupaten Bogor (150 – 600 mdpl), dan Kabupaten Cirebon (0 – 150 mdpl). Kelompok luas pekarangan yang paling banyak di Kabupaten Bandung yaitu ukuran sedang (50%) dengan rata-rata 317 m2, sedangkan pekarangan di Kabupaten Bogor dan Cirebon paling banyak berukuran sempit (67% dan 60%) dengan rata-rata 143 m2 dan 145 m2. Hampir setiap pekarangan memiliki zona depan sebagai tempat bertani dan bersosialisasi. Jenis tanaman strata I dan II mendominasi di ketiga kabupaten, yang berkorelasi dengan daya dukung pekarangan sempit dan sedang. Fungsi tanaman pangan lebih banyak daripada komoditas non-pangan. Nilai ekonomi rata-rata dari produk pekarangan per m2 dalam satu tahun di Kabupaten Bandung, Bogor, dan Cirebon yaitu Rp 11 100, Rp 13 400, dan Rp 10 500. Kontribusi nilai ekonomi dari pekarangan kampung yang diperoleh rumah tangga terhadap biaya konsumsi per bulannya di Kabupaten Bandung, Bogor, dan Cirebon yaitu 19.1%, 10.8%, dan 7.1%. Jenis komoditas pekarangan yang paling banyak berkontribusi terhadap nilai ekonomi yaitu buah (25.3%), ternak besar (24.8%), dan sayur (12.9%). Tanaman, ternak, dan ikan di pekarangan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan agar produksinya optimal. Keberlanjutan pengelolaan pekarangan kampung perlu didukung oleh tiga komponen inti, yaitu kelompok tani (aspek sosial), kebun bibit (aspek ekologi), dan koperasi desa (aspek ekonomi). Adapun rekomendasinya yaitu: 1) pemberdayaan KWT oleh tenaga pendamping, 2) revitalisasi kebun bibit kelompok agar pasokan bibit tetap tersedia, terutama tanaman sayur yang musiman dan buah-buahan, 3) pengembangan usaha koperasi unit desa untuk menampung produk pekarangan kampung.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75668
Appears in Collections:MT - Animal Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015vpb.pdf
  Restricted Access
Fulltext21.13 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.