Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75507
Title: Evaluasi Fenotipe Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Varietas Sidikalang Hasil Mutasi Kromosom dengan Kolkisin
Authors: Sudarsono
Wiendi, Ni Made Armini
Afifah, Ulil Azmi Nurlaili
Issue Date: 2015
Abstract: Pogostemon cablin Benth. yang dikenal dengan nama nilam di Indonesia adalah tanaman aromatik yang banyak digunakan dalam industri wewangian terutama parfum Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaan fenotipe in vitro dan perubahan jumlah kromosom planlet nilam Pogostemon cablin Benth hasil mutasi kromosom dengan kolkisin. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan yang berkelanjutan. Percobaan pertama adalah induksi perakaran pada tunas nilam (Pogostemon cablin Benth.) hasil induksi mutasi dengan kolkisin. Percobaan ini disusun berdasarkan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah asal eksplan berupa 12 kombinasi kolkisin dan lama perendaman hasil penelitian dari Anne (2012), dan faktor kedua adalah media perakaran dengan dua kombinasi yaitu MS + 0.1 mg/l IAA + 0.1 mg/l BA (media N1) dan MS + 0.5 mg/l IAA + 0.1 mg/l BA media (N2). Percobaan kedua adalah subkultur nilam (Pogostemon cablin Benth.) hasil induksi mutasi dengan kolkisin untuk mendapatkan mutan solid. Planlet pada subkultur kedua (II) berasal dari planlet subkultur pertama (I). Percobaan subkultur ini menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu faktor kombinasi perlakuan kolkisin dan lama perendaman dari percobaan satu. Pemberian IAA 0.1 mg/l menginduksi perakaran lebih baik dibanding konsentrasi IAA 0.5 mg/l. Pada subkultur kedua menunjukkan konsentrasi kolkisin berpengaruh nyata pada peubah jumlah tunas pada minggu 8 dan 9 setelah tanam. Perlakuan kontrol memiliki jumlah tunas tertinggi namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan kolkisin 0.02% dan 0.04%. Perlakuan kolkisin dengan nilai jumlah tunas terendah adalah pada konsentrasi 0.06%. Perlakuan kolkisin berpengaruh nyata terhadap jumlah buku pada minggu 3 dan 10 setelah tanam. Konsentrasi kolkisin 0.06% mempunyai nilai paling rendah dibanding dengan perlakuan lain. Perlakuan kontrol memiliki jumlah buku tertinggi namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan kolkisin 0.02% dan 0.04%. Pada peubah jumlah daun dan jumlah akar kolkisin tidak memberikan pengaruh yang nyata. Pengamatan ukuran stomata menunjukkan konsentrasi kolkisin 0.02% selama 48 jam memiliki ukuran yang paling besar sedangkan untuk ukuran paling kecil adalah perlakuan kolkisin 0.06% selama 24 jam. Pada peubah jumlah kloroplas nilai tertinggi ada pada konsentrasi 0.04% dengan lama perendaman 48 jam dan terendah adalah perlakuan kontrol. Kloroplas dari planlet yang mendapat perlakuan kolkisin memiliki jumlah yang lebih tinggi dari jumlah kontrolnya. Perlakuan yang menghasilkan planlet dengan jumlah kromosom melebihi jumlah diploidnya adalah perlakuan perendaman 0.02% kolkisin selama 48 jam. 0.04% kolkisin selama 24 jam. kolkisin 0.04% selama 48 jam dan kolkisin 0.06% selama 24 jam. Jumlah kromosom pada planlet yang dihasilkan beragam. dari 18 hingga 106 kromosom per sel. Pada subkultur kedua masih ditemukan adanya kimera baik secara fenotipik maupun genotipik.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75507
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A15uan.pdf
  Restricted Access
full text1.67 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.