Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75298
Title: Prevalensi dan Faktor Risiko Infeksi Cacing Zoonotik pada Kucing Peliharaan di Kota Bogor
Authors: Sudarnika, Etih
Ridwan, Yusuf
Murniati
Issue Date: 2015
Abstract: Kucing rumah (Felis silvestris catus) merupakan hewan peliharaan yang berperan dalam penyebaran cacing parasit pada manusia. Infeksi cacing zoonotik dapat berpotensi menimbulkan masalah bagi kesehatan masyarakat khususnya pemilik kucing, mengingat populasi kucing yang sangat besar dan kedekatan dengan kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menduga prevalensi dan menentukan faktor-faktor risiko terkait infeksi cacing zoonotik pada kucing peliharaan di Kota Bogor. Metode penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan dua jenis data, yaitu hasil pemeriksaan laboratorium sampel tinja dan hasil wawancara dari pemilik kucing menggunakan kuesioner terstruktur, meliputi karakteristik pemilik, karakteristik kucing peliharaan dan manajemen pemeliharaan kucing. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan uji khi-kuadrat dan pendugaan nilai risiko relatif (RR). Hasil penelitian dari 243 sampel feses kucing peliharaan di Kota Bogor menunjukkan bahwa prevalensi infeksi Toxocara cati adalah 35% (SK95%: 30-40%) dan hookworm adalah 18.5% (SK95%: 16.0-20.5%). Adapun derajat infeksi cacing zoonotik pada kucing termasuk rendah yaitu untuk T cati 253 telur tiap gram tinja (TTGT) (SK95%: 219.9-286.1 TTGT) dan hookworm 136 (TTGT) yaitu (SK95%: 126.9-141.1 TTGT). Faktor risiko yang signifikan terkait dengan infeksi T cati dan hookworm adalah jenis kelamin kucing, ketersediaan pasir, pengulangan pemberian obat anti cacing dan jenis pakan. Kucing jantan berisiko terinfeksi T cati 1.5 kali (SK95%: 1.1-2.1 kali) dibandingkan dengan kucing betina. Kelompok kucing yang tidak disediakan pasir berisiko terinfeksi T cati 1.5 kali (SK95%: 1.1-2.0 kali) dibandingkan yang disediakan pasir. Kucing yang tidak dilakukan pengulangan pemberian obat anti cacing berisiko terinfeksi T cati 1.8 kali (SK95%:1.3-2.7 kali) dibandingkan kucing yang diberi obat anti cacing secara berulang. Pemberian campuran pakan komersial dengan ikan/daging berisiko terinfeksi T cati 1.4 kali (SK95%:1.0-1.9 kali) dibandingkan dengan pakan komersial. Faktor-faktor yang berisiko terhadap infeksi hookworm, pada kucing jantan berisiko terinfeksi hookworm 1.8 kali (SK95%: 1.1-3.2 kali) dibandingkan dengan kucing betina. Kucing yang disediakan pasir berisiko terinfeksi hookworm 1.7 kali (SK95%: 1.2-2.4 kali) dibandingkan yang tidak disediakan pasir. Kucing yang tidak dilakukan pengulangan pemberian obat anti cacing berisiko terinfeksi hookworm 1.3 kali (SK95%: 1.0-1.6 kali) dibandingkan yang dilakukan pengulangan pemberian obat anti cacing. Disamping itu, pemberian campuran pakan komersial dengan ikan/daging berisiko terinfeksi hookworm 1.2 kali (SK95%: 1.0-1.5 kali) dibandingkan pakan komersial. Manajemen pemeliharaan kucing di Kota Bogor sudah baik, namun demikian tingkat kejadian infeksi T cati di Kota Bogor masih cukup tinggi. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan masyarakat khususnya pada pemilik kucing, sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap risiko infeksi cacing zoonotik pada kucing peliharaan di Kota Bogor. Tindakan tersebut berupa pemberian obat anti cacing pada kucing secara rutin, menyediakan pasir tempat defekasi kucing, meningkatkan higiene dan sanitasi dan tidak memberikan pakan campuran ikan/daging dalam kondisi mentah.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75298
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015mur.pdf
  Restricted Access
Fulltext13.89 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.