Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75264
Title: Peran Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan terhadap Kinerja Gapoktan dan Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Subang
Authors: Suharno
Fariyanti, Anna
Hermawan, Hari
Issue Date: 2015
Abstract: Pembangunan Pertanian khususnya di negara berkembang (Indonesia) tidak bisa terlepas dari wilayah perdesaan. Sebab, sebagian besar penduduk di Indonesia bermukim di perdesaan dan mayoritas masih dalam kondisi miskin (17,92 juta jiwa) dari total 28,55 juta jiwa penduduk miskin. Terciptanya kondisi kemiskinan di wilayah perdesaan, salah satunya disebabkan karena faktor sulitnya penyediaan modal. Bahkan, keterbatasan akses terhadap modal (kredit) diidentifikasi sebagai salah satu faktor penyebab kemiskinan, yang akhirnya aktivitas usaha agribisnis menjadi sulit berkembang dan memperoleh peningkatan laba. Bagi petani-petani yang menguasai lahan sempit, pengalokasian modal secara intensif merupakan kendala, karena sebagian besar petani tidak sanggup mendanai usahatani yang padat modal dengan dana sendiri. Keterbatasan modal menyebabkan sirkulasi kegiatan ekonomi tidak berjalan, sehingga proses akumulasi kapital juga tidak bisa terjadi. Selain itu, keterbatasan modal yang dimiliki petani mempengaruhi jumlah benih, pupuk, dan pestisida yang digunakan dalam usahataninya, sehingga dapat mempengaruhi tingkat produksi yang diharapkan. Upaya mengatasi masalah tersebut pemerintah mencanangkan Program Pembangunan Pertanian. Program Pembangunan Pertanian dirumuskan dalam tiga program, antara lain: (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (2) Program Pengembangan Agribisnis, dan (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani. Salah satu Program Pembangunan Pertanian adalah Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Program PUAP merupakan program jangka menengah, yang dicanangkan Kementerian Pertanian RI dengan memfokuskan pada pembangunan pertanian perdesaan. Langkah yang ditempuh adalah melalui pendekatan pengembangan usaha agribisnis dan memperkuat kelembagaan pertanian di perdesaan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kinerja Gapoktan PUAP dan non PUAP, (2) menganalisis pendapatan usahatani padi petani PUAP dan non PUAP, dan (3) menganalisis hubungan kinerja Gapoktan dan pendapatan usahatani padi. Untuk menjawab tujuan peran PUAP terhadap kinerja Gapoktan, ditinjau melalui pendekatan “with and without” PUAP. Hal ini dimaksudkan sebagai perbandingan kinerja organisasi antara Gapoktan PUAP dengan Gapoktan non PUAP. Metode yang digunakan untuk menganalisis kinerja Gapoktan adalah instrumen form penilaian kinerja, di mana setiap pernyataan diberi skor menggunakan skala likert. Total skor merupakan pencerminan dari kinerja Gapoktan. Indikator dalam penilaian kinerja Gapoktan terdiri atas efektifitas organisasi, efisiensi organisasi, relevansi organisasi, dan pencapaian kemandirian keuangan organisasi. Untuk menjawab tujuan peran PUAP terhadap pendapatan usahatani padi sawah, ditinjau melalui perbandingan antara pendapatan usahatani padi pada petani PUAP dan non PUAP. Alat analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani, R/C, B/C, MBCR dan independent sampel T test. Sedangkan untuk menjawab tujuan hubungan kinerja Gapoktan terhadap pendapatan usahatani padi, menggunakan pendekatan analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM). Hal ini bertujuan untuk menganalisis derajat hubungan antara variabel bebas (kinerja Gapoktan) dengan variabel terikat (pendapatan usahatani padi). Hasil analisis kinerja Gapoktan menunjukkan bahwa perbandingan skor kinerja Gapoktan PUAP dan non PUAP nampak jelas, bahwa skor kinerja Gapoktan PUAP lebih tinggi. Dengan kata lain kinerja Gapoktan PUAP lebih unggul. Demikian halnya hasil analisis pendapatan usahatani padi petani PUAP dan non PUAP, menunjukkan bahwa petani PUAP memiliki kinerja usahatani lebih tinggi, terlihat dari capaian pendapatan usahataninya lebih tinggi. Begitu juga hasil analisis R/C dan B/C yang sering digunakan sebagai ukuran efisiensi, maka dapat dikatakan bahwa usahatani padi yang dikelola oleh petani PUAP dan non PUAP, secara finansial layak dan menguntungkan Tetapi jika ditinjau dari pemakaian input produksi, kedua kelompok responden secara rata-rata belum efisien atau belum mencukupi batas pemakaian optimal, dan perlu ditambahkan untuk mencapai optimalisasi produksi padi. Terkecuali untuk faktor produksi pestisida yang digunakan oleh petani PUAP, secara jumlah pemakaian sudah mencukupi atau sudah efisien. Hasil analisis hubungan kinerja Gapoktan terhadap pendapatan usahatani padi petani anggota, menunjukkan bahwa hubungan tersebut cukup kuat dan mengindikasikan pola hubungannya searah. Hal ini bermakna semakin tinggi kinerja Gapoktan, semakin meningkat pendapatan usahatani padi petani anggota. Pelaksanaan program PUAP sangat membantu dalam peningkatan kapasitas organisasi petani maupun kapasitas petani sebagai aktor utama kegiatan usahatani padi. Peningkatan kapasitas organisasi terlihat dari adanya peningkatan kemampuan yang dimiliki oleh Gapoktan seperti membangun jejaring bisnis dengan Bank (permodalan organisasi), BUMN (benih unggul dan iptek), agen pemasaran di dalam dan luar Kabupaten Subang (beras), dan agen saprodi (input produksi). Sedangkan peningkatan kapasitas petani ditunjukkan oleh adanya kemampuan petani untuk melaksanakan akivitas usahatani kearah yang lebih produktif melalui proses adaptasi pemanfaatan teknologi. Saran yang dapat diberikan yakni untuk meningkatkan kinerja Gapoktan, hal utama yang harus diperbaiki yakni (1) modal sosial yang dimiliki petani anggota, (2) membangun jaringan (networking) untuk menjalin kerjasama, dan (3) ketegasan sikap pengurus Gapoktan dalam mengawal dan mendampingi para petani dalam hal pemanfaatan pinjaman. Upaya untuk mencapai peningkatan pendapatan usahatani, perlu adanya dukungan modal usaha yang kuat, baik modal yang bersumber dari petani maupun dari luar seperti halnya Program PUAP, yang bersifat mudah untuk diakses oleh petani baik secara administrasi maupun proses pencairannya, serta tingkat bunga yang rendah. Kinerja Gapoktan memiliki peran nyata terhadap naik turunnya tingkat pendapatan usaha tani petani anggota. Sehingga kedepannya, lembaga ini dituntut untuk lebih profesional dalam hal pengelolaan aktivitas keorganisasian, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya keuangan organisasi, serta melakukan pembinaan atau pendampingan kepada petani anggota dalam hal pengelolaan usahatani.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75264
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015hhe.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.96 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.