Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75238
Title: Konservasi In Vitro Plasma Nutfah Pisang (Musa Spp.) Secara Pertumbuhan Minimal Dan Kriopreservasi
Authors: Efendi, Darda
Roostika, Ika
Lisnandar, Dea Sylva
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Penyimpanan plasma nutfah pisang di lapang mempunyai risiko hilangnya genotipe tertentu karena cekaman biotik dan abiotik. Penyimpanan in vitro dengan kriopreservasi adalah salah satu cara alternatif untuk melestarikan plasma nutfah pisang. Dengan demikian, metode regenerasi perlu dioptimalkan sebelum menerapkan metode kriopreservasi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Bogor (BB Biogen). Penelitian ini mencakup empat percobaan utama yaitu, (1) organogenesis aksis bunga pisang bergenom AA, BB, AAA, AAB dan ABB, (2) kultur embrio zigotik pisang Breviformis, Tomentosa dan Zebrina, (3) enkapsulasi embrio zigotik dengan penggunaan manitol, (4) penyimpanan secara kriopreservasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mendapatkan formulasi terbaik untuk organogenesis aksis bunga pisang (AA, BB, AAB dan ABB), (2) mengetahui pengaruh durasi simpan terhadap perkecambahan pisang liar (AA) Breviformis, Tomentosa dan Zebrina, (3) untuk mengetahui efektivitas manitol untuk pertumbuhan minimal, (4) untuk mengetahui pengaruh durasi prakultur terhadap daya hidup dan regenerasi scalp dari pisang Kosta yang dikriopreservasi secara pembekuan sederhana, (5) untuk mengetahui pengaruh durasi loading dan dehidrasi terhadap daya hidup dan regenerasi scalp dari pisang Kosta yang dikriopreservasi dengan metode vitrifikasi. Organogenesis dilakukan dengan menggunakan kepingan aksis bunga pisang yang ditanam pada media perlakuan. Kultur embrio dilakukan dengan terlebih dahulu menyimpan buah pisang Breviformis, Tomentosa dan Zebrina selama 1, 3 dan 4 bulan. Pertumbuhan minimal dilakukan dengan teknik enkapsulasi dengan penambahan manitol. Kriopreservasi dilakukan dengan teknik pembekuan sederhana dan teknik vitrifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara BA dan TDZ terhadap organogenesis aksis bunga pisang (AA, BB, AAA, AAB dan ABB). Pisang dengan genom AAA menunjukkan respon yang paling baik dalam pembentukan nodul dan tunas. Perlakuan yang terbaik untuk organogenesis pisang adalah media yang mengandung BA 3 mg L-1. Pada kultur embrio zigotik, pisang Tomentosa memiliki daya kecambah yang lebih tinggi dibandingkan dengan Breviformis dan Zebrina yaitu sebesar 70%. Perlakuan prakultur pada media yang mengandung sukrosa 0.4 M selama dua minggu merupakan perlakuan terbaik pada kriopreservasi secara pembekuan sederhana. Tidak ada interaksi yang nyata antara durasi loading dengan larutan LS dan dehidrasi dengan larutan PVS2 dalam pembentukan nodul baru dari scalp pisang Kosta. Perlakuan LS selama 40 menit dan PVS2 selama 1 jam merupakan perlakuan terbaik untuk kriopreservasi scalp pisang Kosta dengan teknik vitrifikasi.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75238
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015dsl.pdf
  Restricted Access
Fulltext15.78 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.