Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75196
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorKolopaking, Lala M.
dc.contributor.advisorWahyuni., Ekawati Sri
dc.contributor.authorMutmainnah, A. Nurul
dc.date.accessioned2015-05-21T02:11:25Z
dc.date.available2015-05-21T02:11:25Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75196
dc.description.abstractPenelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji urbanisasi dan formasi sosial keluarga pendatang miskin. Dalam hubungan ini, urbanisasi di Balikpapan ditandai dengan perkembangan penduduk yang tinggal di perkotaan relatif cepat. Pada periode 2000-2010 perkembangan penduduk di wilayah tersebut mencapai 3.24 %. Tingkat pertumbuhan migrasi dalam beberapa tahun lebih tinggi dibanding tingkat pertumbuhan alami. Sementara itu, masih ditemukan keluarga miskin di Balikpapan dengan persentase sebesar 2.23 % dan jumlah kemiskinan yang menonjol pada wilayah pinggiran Balikpapan di Kelurahan Karang Joang. Penelitian dilakukan di Kelurahan Karang Joang Balikpapan dan dilakukan dalam dua tahap. Penelitian tahap pertama dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2013 dan tahap kedua pada bulan April-Mei 2014. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (case study), dengan metode pengumpulan data melalui full enumeration terhadap 85 keluarga, wawancara mendalam dan catatan harian lapangan. Selain itu, penelitian ini menggunakan studi pustaka yang bersumber dari data kependudukan serta artikel lainnya terkait dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan pendatang dari luar kota Balikpapan. Awal kedatangan keluarga pendatang miskin di Balikpapan tidak terlepas dari peran serta kerabat sesama etnis untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Proses sosial yang terjadi antara pada keluarga pendatang miskin adalah solidaritas, kesetiaan, dan kerjasama yang berakibat pada melanggengkan kelas sosial antar sesama etnis. Keluarga pendatang miskin tergabung dalam proses produksi yang dijalani oleh kerabat mereka yang sukses. Selanjutnya, yang terjadi pembentukan kelas dalam proses produksi yang dijalaninya yaitu terdapat kelas pemilik modal dan kelas pekerja. Dalam hal ini, keluarga miskin masuk dalam kelas bawah yaitu sebagai pekerja. Selanjutnya, moda produksi kaum pendatang terbentuk melalui sektor mata pencaharian yang dikerjakan oleh masing-masing keluarga pendatang. Penyediaan alat produksi tidak terlepas dari hubungan dengan pemilik modal sesama etnis. Melalui hubungan produksi dengan pemilik modal maka terjadi penyerapan surplus produksi ke pemilik modal yang berakibat pada eksploitasi. Selain itu, pemilik modal menggunakan jaringan etnis dan ikatan kekerabatan ke kampung asal agar mendapatkan pekerja yang bisa dibayar dengan upah murah. Dengan demikian, proses sosial melalui ikatan kekerabatan etnis menciptakan kelas sosial produksi yang timpang dan memiskinkan. Kebijakan pemerintah menanggulangi kemiskinan hanya mampu menfasilitasi dan meringankan kebutuhan keluarga miskin. Selain itu, kedatangan keluarga miskin yang terus meningkat karena kerabat yang menarik mereka untuk kerja ke Balikpapan. Hal ini menyebabkan kemiskinan akan selalu bertambah di kota.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcSociologyen
dc.subject.ddcSocial structureen
dc.subject.ddcBalikpapanen
dc.titleUrbanisasi Di Balikpapan: Formasi Sosial Keluarga Pendatang Miskinen
dc.subject.keywordKeluarga Pendatang Miskinen
dc.subject.keywordPemilik Modalen
dc.subject.keywordEtnisen
dc.subject.keywordModa Produksien
dc.subject.keyworddan Kelas Sosialen
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015anm.pdf
  Restricted Access
Fulltext33.06 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.