Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75191
Title: Kajian Prevalensi dan Faktor Risiko Kriptosporidiosis pada Peternakan Sapi Perah di Kabupaten Bogor
Authors: Cahyaningsih, Umi
Sudarnika, Etih
Nugraha, Arifin Budiman
Issue Date: 2015
Abstract: Kriptosporidiosis adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang termasuk ke dalam filum Apikompleksa. Parasit protozoa ini menginfeksi sel saluran pencernaan sehingga menyebabkan diare dengan gejala ringan sampai berat. Transmisi kriptosporidiosis dapat terjadi melalui air minum, makanan ataupun lingkungan yang terkontaminasi oleh feses yang mengandung ookista. Kriptosporidiosis merupakan penyakit yang sangat penting bagi kesehatan hewan dan manusia, karena bersifat zoonotik. Peternakan sapi perah sangat berpotensi sebagai sumber penyebaran ookista Cryptosporidium. Kriptosporidiosis berdasarkan berbagai kajian bahwa sangat mudah terjadi pada hewan yang berumur muda dan memiliki angka morbiditas yang cukup tinggi. Sapi yang terinfeksi Cryptosporidium secara kronis akan mengalami penurunan bobot badan sebanyak 0.5 kg per hari, sedangkan pada sapi muda dapat menyebabkan gangguan proses pertumbuhan hingga menyebabkan kematian, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi. Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan kajian mengenai infeksi Cryptosporidium spp. pada peternakan sapi perah yang dikaitkan dengan tata laksana manajemen peternakan, selain itu kajian mengenai kriptosporidiosis pada peternakan sapi perah di Indonesia sampai saat ini belum pernah di laporkan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menduga prevalensi kejadian kriptosporidiosis pada peternakan sapi perah di Kabupaten Bogor; (2) membandingkan tingkat infeksi Cryptosporidium spp. pada setiap tingkatan umur; dan (3) menduga faktor risiko terhadap infeksi Cryptosporidium spp. pada peternakan sapi perah di Kabupaten Bogor. Sampel feses diambil pada sapi dengan tingkatan umur yang berbeda yakni sapi berumur kurang dari 6 bulan, 6 sampai 12 bulan, dan lebih dari 12 bulan. Besaran sampel feses yang diambil sebanyak 308 sampel. Pemeriksaan sampel dilakukan dengan metode pengapungan gula Sheater’s dan pewarnaan Ziehl Neelsen. Pengamatan ookista dilakukan di bawah mikroskop pada perbesaran 400 kali. Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisioner dilakukan terhadap 100 peternak. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tata laksana manajemen peternakan. Selanjutnya seluruh variabel diuji dengan regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor risiko terkait dengan kejadian kriptosporidiosis. Prevalensi kejadian kriptosporidiosis pada dua lokasi di peternakan sapi perah di Bogor sebesar 21.1% (SK 95%, 16.5%-25.6%) dengan prevalensi tertinggi terjadi pada sapi berumur kurang dari 6 bulan, yakni 29% (SK 95%; 26.8%-31.7%). Sementara itu, ternak yang berumur kurang dari 6 bulan merupakan kelompok umur mempunyai nilai Odds 2.7 kali lebih besar (SK 95%; 1.5-5.5) dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Kelimpahan ookista Cryptosporidium secara umum masih dalam kisaran rendah (kurang dari 5 ookista per lapang pandang). Walaupun demikian, berdasarkan kondisi tersebut hewan dan manusia berpotensi terinfeksi oleh ookista Cryptosporidium dari feses sapi terinfeksi, salah satu diantaranya akibat pembuangan limbah peternakan langsung dialirkan ke sungai atau ke areal perkebunan (ladang penanaman rumput). Karena diketahui masyarakat sampai saat ini masih menggunakan air sungai untuk mencuci, mandi bahkan untuk air minum. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian Cryptosporidium perlu dilakukan sehingga dapat mengurangi potensi infeksi ke manusia dan kematian pedet.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75191
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015abn.pdf
  Restricted Access
Fulltext12.85 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.