Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75187
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPurwanto, M. Yanuar J.
dc.contributor.advisorSapei, Asep
dc.contributor.advisorWidiatmaka
dc.contributor.authorSurya, Ridwan Adi
dc.date.accessioned2015-05-20T02:59:55Z
dc.date.available2015-05-20T02:59:55Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75187
dc.description.abstractFenomena yang terjadi akhir-akhir ini terkait dengan eksistensi sumberdaya air adalah penurunan ketersediaan air sementara di lain pihak kebutuhan air terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, hal ini merupakan konsekuensi logis dari pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan aktifitas ekonomi. Penurunan ketersediaan air dan peningkatan kebutuhan air juga terjadi di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Perubahan penggunaan lahan diduga mengakibatkan terjadinya penurunan debit minimum dan peningkatan debit maksimum di Kabupaten Konawe. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Maret 2012 sampai pada bulan Februari 2013, dengan tujuan: (1) Menganalisis potensi ketersediaan air baku di Kabupaten Konawe; (2) Menganalisis tingkat keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku di Kabupaten Konawe; (3) Membangun strategi pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di tingkat kabupaten, dan (4) Menganalisis strategi kelembagaan pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di Kabupaten Konawe. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survey lapang, diskusi, pengisian kuesioner dan wawancara langsung di lokasi penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran pustaka dengan cara mencari referensi dari berbagai sumber seperti; hasil penelitian terdahulu, studi pustaka, peta, laporan dan dokumen yang ada di berbagai instansi terkait sesuai obyek yang diteliti. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode Expert Survey. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan 4 (empat) tahapan utama, yaitu : (1) Analisis potensi ketersediaan air baku dengan tools analisis Model Tangki (Tank Model), (2) Analisis status keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku di tingkat kabupaten dengan metode analisis Multi Dimensional Scalling (MDS), (3) Analisis strategi pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di tingkat kabupaten dengan kombinasi analisis MDS, dan analisis Prospektif, dan (4) Analisis kelembagaan pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di tingkat kabupaten dengan metode analisis Interpretative Structural Modelling (ISM) untuk memperoleh mekanisme kerjasama antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di Kabupaten Konawe Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil simulasi distribusi potensi air bulanan di Sub DAS Konaweha tahun 2011 dengan model tangki diketahui bahwa potensi air baku dapat ditingkatkan dengan konservasi. Distribusi potensi air bulanan yang dihasilkan oleh model sebesar 71,48 mm/bulan sama dengan 857,77 mm/tahun atau setara dengan 33.390 m3/tahun. Sehingga potensi air rata-rata bulanan di Sub DAS Konaweha sebesar 2799,14 m3/bulan. Distribusi potensi air bulanan maksimum berdasarkan skenario bussiness as usual berada pada bulan Juli sebesar 110,08 mm/bulan, sedangkan distribusi potensi air bulana minimum berada pada bulan Novembar sebesar 44,82 mm/bulan. Berdasarkan hasil penilaian terhadap 44 atribut dari kelima dimensi ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan teknologi pada pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di Kab. Konawe maka kondisi saat ini nilai indeks keberlanjutannya adalah sebesar 41,40 (terletak antara 25,00 - 49,99) ini berarti status pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di Kab. Konawe saat ini berada pada status kurang berkelanjutan. Dimensi ekologi mempunyai kinerja cukup berkelanjutan sedangkan empat dimensi lainnya dimensi ekonomi, sosial, teknologi dan kelembagaan menunjukkan kinerja yang kurang berkelanjutan. Faktor pengungkit (leverage factor) keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku di Kab. Konawe diperoleh sebanyak 12 atribut berasal dari dimensi ekologi 3 atribut yaitu (1) Pengembangan sumber air baku untuk penyediaan air bersih, (2) Pemanfaatan lahan terhadap kualitas air baku, (3) Tinggi permukaan air tanah. Dimensi ekonomi 2 atribut yaitu: (1) Tingkat keuntungan PDAM, dan (2) Penyerapan tenaga kerja. Dimensi sosial 2 atribut yaitu (1) Motivasi dan kepedulian masyarakat terhadap upaya perbaikan lingkungan, rehabilitasi hutan dan lahan untuk kelestarian sumber air baku, dan (2) Tingkat pendidikan formal masyarakat. Dimensi teknologi 3 atribut yaitu (1) Tingkat pelayanan air bersih PDAM, (2) Teknologi penanganan limbah dan (3) Kondisi drainase di kawasan permukiman, dan dimensi kelembagaan 2 atribut yaitu (1) Rezim pengelolaan air bersih, dan (2). Ketersediaan perangkat hukum adat/local wisdom. Untuk meningkatkan status keberlanjutan jangka panjang, skenario yang perlu dilakukan untuk pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di Kab. Konawe adalah Skenario III (Optimis), dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap semua atribut yang sensitif, minimal terhadap 8 (delapan) atribut faktor kunci yang dihasilkan dalam analisis prospektif, sehingga semua dimensi yang ada menjadi berkelanjutan. Pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di Kab. Konawe masih menghadapi kendala diantaranya sebagai berikut: menurunnya fungsi resapan air akibat berkurangnya vegetasi pada daerah tangkapan air, dan kurangnya koordinasi dan keterpaduan pengelolaan sumber daya air antar stakeholder terkait. Program yang menjadi kebutuhan dalam kebijakan pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di Kabupaten Konawe yaitu: Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan aparat SKPD terkait; Peningkatan kesadaran stake holder terkait; dan Penetapan pedoman pengelolaan DAS. Ketiga sub elemen kebutuhan ini menjadi dasar bagi sub elemen lainnya, dan perlu segera diimplementasikan dilapangan. Terdapat 11 lembaga yang terkait dalam pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di Kab. Konawe, namun lembaga yang memiliki pengaruh paling besar dalam perumusan kebijakan pemerintah dalam hal pengelolaan sumber daya alam untuk penyediaan air baku berkelanjutan di Kab. Konawe yaitu BPDAS Sampara dan Dinas Kehutanan Kab. Konawe.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subject.ddcWateren
dc.subject.ddcWater suplyen
dc.titleKebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Penyediaan Air Baku Berkelanjutan Di Tingkat Kabupaten (Studi Kasus Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara).en
dc.subject.keywordair bakuen
dc.subject.keywordberkelanjutanen
dc.subject.keywordmodel tangkien
dc.subject.keywordMDSen
dc.subject.keywordprospektifen
dc.subject.keywordISMen
Appears in Collections:DT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015ras.pdf
  Restricted Access
Fulltext65.09 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.