Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74834
Title: Keanekaragaman Ektoparasit Pada Beberapa Spesies Tikus
Authors: Maryana, Nina
Priyambodo, Swastiko
Muslimin S
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Tikus berperan penting sebagai hama di lingkungan pertanian sehingga menyebabkan kerugian secara ekonomis, demikian juga pada kesehatan manusia dan hewan di perkotaan. Pada tubuh tikus terdapat arthropoda yang dikenal sebagai ektoparasit. Ektoparasit yang hidup pada tubuh tikus mempunyai hubungan yang erat dengan inangnya. Ektoparasit menyukai inang tertentu, inang pilihan, atau inang kesukaan. Pada tubuh tikus ditemukan berbagai jenis ektoparasit yaitu kutu, pinjal, tungau, dan caplak. Seringkali ektoparasit tersebut ditemukan pada waktu yang bersamaan dan dikenal sebagai poliparasit. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang keanekaragaman ektoparasit pada berbagai spesies tikus dan habitatnya. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi baru tentang spesifikasi inang dan toleransi ektoparasit terhadap lingkungan inang, baik untuk pengendalian ektoparasit sebagai penular penyakit atau hama, maupun sebagai koleksi referensi untuk ilmu pengetahuan. Penangkapan tikus dilakukan pada habitat rumah, kebun, sawah, dan got (saluran air). Tikus ditangkap dengan menggunakan perangkap hidup tikus dengan umpan ikan kering, tulang ayam, dan ubi jalar. Tikus yang tertangkap dimasukkan ke dalam kantung plastik dan diberi label, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi dengan menggunakan kunci identifikasi tikus. Ektoparasit diambil dari tubuh tikus yang tertangkap dan dijadikan sebagai sampel, kemudian dilakukan identifikasi terhadap ektoparasit. Keanekaragaman ektoparasit dianalisis dengan menggunakan rumus indeks keanekaragaman dari Shannon-Weaver. Analisis kesamaan dilakukan untuk mengetahui perbedaan atau kesamaan variasi komposisi jenis ektoparasit antara tikus dengan membandingkan kuantitas dan keanekaragaman ektoparasit masing-masing kelompok tikus. Analisis dilanjutkan dengan uji-t (α = 0.05). Sebanyak 87 ekor tikus tertangkap selama penelitian di empat habitat tikus yang berbeda. Jenis tikus diidentifikasi sebagai Rattus rattus diardii, R. argentiventer, R. tiomanicus, dan R. norvegicus. Sebanyak 2 548 individu ektoparasit yang ditemukan pada tubuh tikus terdiri dari lima spesies ektoparasit yaitu, Hoplopluera pacifica Ewing (Phthiraptera: Hoplopleuridae), Polyplax spinulosa Burmeister (Phthiraptera: Polyplacidae), Xenopsylla cheopis Rothschild (Siphonaptera: Pulicidae), Laelaps nuttalli Hirst dan L. echidninus Berlese (Acariformes: Laelapidae). H. pacifica dan P. spinulosa ditemukan lebih banyak dari pada ektoparasit lainnya. Pada tubuh tikus yang ditangkap, H. pacifica ditemukan sebanyak 1 383 individu (1 001 jantan dan 382 betina), P. spinulosa sebanyak 685 individu (155 jantan dan 530 betina), X. cheopis sebanyak 16 individu (9 jantan dan 7 betina), L. nuttalli sebanyak 174 individu (61 jantan dan 113 betina), dan L. echidninus sebanyak 290 individu (91 jantan dan 199 betina). H. pacifica mempunyai ciri-ciri antara lain berukuran sedang sampai besar dengan bentuk tubuh agak membulat. Lempeng paratergal (paratergal plate) membesar dan pada bagian posterior melebar atau masing-masing sisi memiliki cuping. Lempeng sternal (sternal plate) pada abdomen ruas ke-3 memanjang sampai pada lempeng paratergal dan memiliki dua pasang seta yang kokoh pada lempeng sternal. Bentuk lempeng sternal pada toraks meruncing pada bagian posterior. P. spinulosa mempunyai ciri-ciri tubuh berukuran kecil sampai sedang dan berbentuk langsing. Tiap sisi dari lempeng sternal pada abdomen tidak pernah mencapai sisi dari lempeng paratergal dan tidak terdapat seta yang kokoh pada lempeng sternal. Lempeng sternal toraks berbentuk pentagonal. Ciri-ciri yang dimiliki X. cheopis antara lain yaitu tidak memiliki pronotal combs dan genal combs. Setiap ruas abdomen memiliki satu baris seta. Ketiga ruas toraks mempunyai panjang yang sama dengan abdomen ruas pertama. Terdapat seta (ocular bristle) yang kokoh dekat mata. L. nuttalli mempunyai ciri-ciri antara lain ukuran tubuh sedang berbentuk oval. Lempeng anal terpisah dari lempeng genito-ventral, sisi bagian anterior lurus dengan anterior lateral. L. echidninus memiliki ciri-ciri antara lain tubuh berukuran besar hingga mencapai 2 mm pada tungau betina. Lempeng anal berhubungan dengan lempeng genito-ventral. Lempeng anal membulat pada bagian depan dan mencapai bagian cekungan dari lempeng genito-ventral. Prevalensi rata-rata infestasi semua spesies ektoparasit pada tubuh tikus sebesar 76.75%. Pravalensi ektoparasit pada tubuh R. norvegicus sebesar 88.9%, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi pada ketiga spesies tikus lainnya. Tingkat persentase prevalensi ektoparasit pada masing-masing tikus relatif tinggi. Nilai indeks keanekaragaman spesies ektoparasit relatif tinggi pada tikus betina dari spesies R. rattus diardii yaitu 0.525. Berdasarkan hasil uji-t pada taraf 5% semua indeks keanekaragaman pada empat spesies tikus tidak berbeda secara nyata.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74834
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015mus.pdf
  Restricted Access
Fulltext16.2 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.