Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74248
Title: . Kerentanan Ekologi Dan Strategi Penghidupan Rumah Tangga Petani Di Pantai Utara Indramayu
Authors: Dharmawan, Arya Hadi
Sunito, Satyawan
Sudiana, I Made
Abdurrahim, Ali Yansyah
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Pedesaan Pantai Utara (Pantura) Indramayu sejak dulu dikenal sebagai daerah pertanian padi sawah yang subur dan lumbung padi nasional. Iklim yang sesuai, topografinya yang landai, dan pasokan air irigasi yang mengalir sepanjang tahun dikenal menjadi faktor yang mendukung lahan-lahan sawah di Pantura Indramayu dapat ditanam tiga kali dalam setahun. Namun, Desa Karangmulya yang juga berada di Pantura Indramayu justru menunjukkan kondisi sebaliknya. Desa yang berada di ujung jaringan irigasi Rentang dan Jatiluhur ini mempunyai kerentanan yang sangat tinggi terhadap kekeringan dan banjir. Lahan-lahan sawah di desa ini hanya mampu ditanami padi dengan optimal sekali dalam setahun. Meskipun perubahan iklim terbukti meningkatkan kerentanan ekologi, penelitian ini menemukan bahwa ketidakmampuan pemerintah mengelola kedua jaringan irigasi tersebut menjadi faktor utama tingginya kerentanan ekologi di desa. Kerentanan ekologi yang menekan dan mengguncang penghidupan direspons setiap rumah tangga dari semua lapisan sosial dengan membangun modal sosial yang kuat. Modal sosial yang kuat memberikan akses pada setiap rumah tangga untuk meningkatkan kapasitas aset penghidupan lainnya, yaitu modal alam, modal fisik, modal finansial, dan modal insani. Dengan kombinasi kelima aset penghidupan tersebut, rumah tangga di desa menjalankan berbagai aktivitas penghidupan yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga strategi penghidupan, yaitu pertanian, non-pertanian, dan migrasi, untuk mempertahankan keberlanjutan penghidupannya. Pertanian menjadi basis utama penghidupan rumah tangga di Desa Karangmulya. Strategi ini menjadi yang terbanyak dilakukan oleh seluruh rumah tangga. Pendapatan dari pertanian digunakan untuk menjalankan strategi penghidupan non-pertanian. Selain itu, strategi migrasi ke Korea juga menjadi strategi penghidupan yang penting, terutama bagi rumah tangga lapisan bawah buruh. Beberapa rumah tangga lapisan bawah buruh, bahkan mampu melakukan mobilisasi sosial vertikal dengan menggunakan pendapatan migrasinya untuk menyewa dan menggadai lahan sawah rumah tangga lain. Hal ini menunjukkan bahwa setiap rumah tangga dari semua lapisan sosial berupaya menghadapi dan beradaptasi dengan kerentanan ekologi yang mengganggu penghidupannya dengan tetap memelihara atau bahkan meningkatkan kapasistas aset penghidupannya serta mengkombinasikan aset penghidupan yang dimiliki dan diaksesnya ke dalam berbagai bentuk strategi penghidupan untuk mempertahankan keberlanjutan penghidupannya. Modal sosial yang kuat yang dimiliki seluruh rumah tangga menjadi faktor kunci terpeliharanya resiliensi dan keberlanjutan penghidupan setiap rumah tangga di desa.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74248
Appears in Collections:DT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015aya.pdf
  Restricted Access
Fulltext50.89 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.