Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74102
Title: Adopsi Teknologi Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Yang Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal dan Pengembangannya di Kabupaten Aceh Jaya
Authors: Purbayanto, Ari
Monintja, Daniel R.
Imron, Mohammad
Santoso, Joko
Chaliluddin
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan mempunyai peranan penting untuk meningkatkan pembangunan kelautan dan perikanan. Adopsi teknologi tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sektor perikanan dan kelautan, meningkatkan kecerdasan dan kesehatan bangsa melalui peningkatan konsumsi ikan, pemeliharaan dan peningkatan daya dukung lingkungan, peningkatan peran laut sebagai pemersatu bangsa dan peningkatan budaya bahari bangsa Indonesia. Oleh karena itu, adopsi teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan yang dilakukan oleh nelayan hendaknya merupakan teknologi tepat guna atau teknologi yang spesifik lokasi dengan mempertimbangkan kondisi ekosistem laut dimana teknologi tersebut akan memberikan dampak positif bagi nelayan. Ruang lingkup penelitian ini mencakup 4 topik utama yaitu, (1) Peranan kearifan lokal dalam pemanfaatan sumberdaya ikan, yang terdiri atas; pengakuan hukum positif terhadap hukum adat laôt, peranan kearifan lokal dalam pembangunan perikanan berkelanjutan, peranan kearifan lokal dalam pengawasan ketentuan hukum adat dan istiadat, peranan kearifan lokal dalam pengaturan usaha penangkapan ikan di laut, peranan kearifan lokal dalam penyelesaian perselisihan/sengketaan diantara nelayan, dan peranan kearifan lokal dalam pengawasan pohon-pohon di tepi pantai; (2) Status keberlanjutan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya, terdiri atas keberlanjutannya berdasarkan dimensi ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan dimensi kelembagaan; (3) Adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal, terdiri atas proses adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya, karakteristik internal dan karakteristik eksternal; dan (4) Pengembangan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan September 2012 hingga Februari 2013. Penelitian ini menggunakan metode survei dan dibantu dengan daftar pertanyaan (kuesioner). Pemilihan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden adalah pelaku, terdiri dari; Panglima Laôt Aceh, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Jaya, Panglima Laôt Kabupaten Aceh Jaya, Panglima Laôt Lhôk (masing-masing kecamatan), nelayan purse seine, nelayan bagan apung, nelayan gillnet, nelayan trammel net, nelayan pancing tonda, nelayan pancing ulur dan nelayan rawai (mini longline). Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk topik pertama, topik kedua dinalisis dengan metode RAPFISH, topik ketiga dianalisis dengan regresi logistik, dan topik keempat dianalisis dengan SWOT kemudian dilanjutkan dengan AHP. Panglima Laôt sebagai pemangku hukum adat laôt/kearifan lokal mendapatkan pengakuan hukum positif dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Hukum adat laôt/kearifan lokal di Aceh dan khususnya di Kabupaten Aceh Jaya sangat berperan untuk mewujudkan pembangunan perikanan tangkap yang berkelanjutan karena dalam nilai-nilai kearifan lokal tersebut banyak mengandung unsur-unsur perikanan tangkap berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Hasil analisis terhadap kondisi keberlanjutan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal dari 24 kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Aceh Jaya menghasilkan tingkat keberlanjutan pada beberapa dimensinya. Dimensi ekologi menunjukkan 22 kegiatan mempunyai tingkat keberlanjutan sangat baik, dan sisanya berada pada tingkat keberlanjutan baik. Dimensi ekonomi, mempunyai 20 kegiatan berada pada tingkat keberlanjutan sangat baik, 4 berada pada tingkat keberlanjutan baik. Dimensi sosial, 2 kegiatan perikanan tangkap berada pada tingkat keberlanjutan sangat baik, sedangkan 22 kegiatan berada pada tingkat keberlanjutan baik. Dimensi teknologi, 1 kegiatan perikanan tangkap berada pada tingkat keberlanjutan sangat baik, 8 kegiatan pada tingkat keberlanjutan sedang, 9 berada pada tingkat keberlanjutan cukup dan 6 berada pada tingkat keberlanjutan buruk. Dimensi kelembagaan semua kegiatan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal berada pada tingkat keberlanjutan sangat baik. Atribut atau indikator yang memberikan pengaruh dominan pada 24 kegiatan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya adalah sebagai berikut; dimensi ekologi; penangkapan ikan di wilayah/area terumbu karang, perubahan ukuran ikan dalam 5 tahun terakhir dan perubahan jenis ikan dalam 5 tahun terakhir. Dimensi ekonomi; bantuan pemerintah, pasar dan orientasi pemasaran hasil perikanan. Dimensi sosial, sosialisasi pekerjaan, dan frekuensi penyuluhan dan pelatihan untuk nelayan. Dimensi teknologi, menggunakan alat komunikasi, dan tempat pendaratan ikan. Dimensi kelembagaan; penegakan hukum/sanksi bagi yang melanggar. Proses adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman (kebutuhan hidup), dan adanya penggunaan teknologi baru oleh nelayan lain. Karakterisitik internal meliputi umur nelayan, pengalaman nelayan, pendapatan nelayan, dan persepsi nelayan terhadap teknologi. Karakteristik eksternal meliputi; dukungan penyuluh perikanan, dukungan kelompok nelayan dan dukungan kelembagan nelayan (Panglima Laôt) yang memiliki peran cukup besar dalam meningkatkan adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya. Faktor internal memiliki nilai 2,86 yang berarti secara internal pengembangan perikanan tangkap berbasis kearifan lokal di Kabupaten Aceh Jaya masih bisa dilakukan (dikembangkan). Strategi – SO atau strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang yang menjadi prioritas utama. Dalam strategi ini, kebijakan pembangunan yang harus dilaksanakan adalah peningkatan koordinasi antara institusi terkait dengan melibatkan masyarakat nelayan setempat, dan adopsi teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan disesuaikan dengan nilai-nilai kearifan lokal yang ada. Strategi kebijakan yang mendapat prioritas kedua adalah strategi dengan menggunakan seluruh kekuatan yang ada, untuk menghindari ancaman menjadi prioritas utama (strategi – ST). Adapun kebijakan pembangunan dalam strategi ini adalah peningkatan kapasitas kelembagaan Panglima Laôt sebagai pemangku adat laôt (kearifan lokal), peningkatan pengawasan di laut, peningkatan sumberdaya manusia yang terampil, pengembangan kapal perikanan dan alat penangkap ikan yang efisien, efektif, dan ramah lingkungan, dan penegakan hukum. Prioritas pengembangan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis kearifan lokal di Aceh Jaya berdasarkan aspek ekologi, ekonomi, biologi, sosial, hukum dan kelembagaan dan wilayahnya adalah alat tangkap purse seine dengan rasio 0,263. Alat tangkap ini sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal yang dianut di Kabupaten Aceh Jaya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74102
Appears in Collections:DT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015cha.pdf
  Restricted Access
Fulltext45.75 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.