Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73887
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPurwaningsih, Sri
dc.contributor.authorS, Adiya Yudha Prawira
dc.contributor.authorBudiarti, Tika Ayu
dc.contributor.authorKhoirunnisa, Aufa
dc.contributor.authorHandayani, Mahardika Tri
dc.contributor.authorLestari, Indah Ria
dc.date.accessioned2015-02-10T03:18:12Z
dc.date.available2015-02-10T03:18:12Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73887
dc.description.abstractAntioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menunda atau mencegah oksidasi lemak atau molekul lain dengan cara menghambat terjadinya proses inisiasi atau propagasi reaksi rantai oksidatif, serta substansi yang dapat menunda, mencegah, atau menghilangkan kerusakan oksidatif pada molekul target seperti, protein, lipid, dan DNA (Halliwell & Gutteridge 2007). Konsentrasi radikal bebas yang tidak seimbang dengan antioksidan dalam tubuh juga dapat menimbulkan stress oksidatif pada tubuh. Stress oksidatif dapat menyebabkan peroksidasi lipid sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel dan menimbulkan penyakit degenratif, seperti penyakit liver, penyakit diabetes, penyakit kardiovaskular, dan penyakit neodegeneratif (PIPI 2010). Organ tubuh manusia yang berfungsi dalam menetralisir zat toksik yang masuk dalam tubuh, serta menjadi sasaran peningkatan radikal bebas adalah hati. Hati merupakan organ tubuh penting yang memainkan peran sentral dalam metabolisme racun yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan diangkut melaui vena portal, sehingga organ hati perlu dilindungi (Sahu 2007). Perlindungan terhadap organ hati sangat diperlukan untuk mencegah kerusakan oksidatif dengan penambahan konsentrasi zat antioksidan dalam tubuh. Menurut Wu (2009) antioksidan yang umum digunakan seperti butylated hydroxytolune (BHT) dan butylated hydroxyanisole (BHA) tidak baik untuk dikonsumsi oleh manusia. Atas dasar tersebut masyarakat mulai beralih dari menggunakan antioksidan sintetik menjadi antioksidan alami. Menurut Sartini et al. (2007) bahwa antioksidan alami adalah antioksidan yang umumnya diisolasi dari sumber alami, kebanyakan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Salah satu harapan sumber alternative antioksidan alami baru adalah buah bakau (Rhizophora mucronata). Rhizophora mucronata merupakan tanaman bakau dari Genus Rhizophora dan Famili Rhizophoraceae. Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 27-30 m, buah yang dihasilkan berwarna hijau dengan lentisel banyak dan menyebar. Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat: Memperkaya khasanah informasi secara ilmiah dan akurat mengenai manfaat buah bakau (Rhizophora mucronata) sebagai sumber antioksidan alami dari komponen bioaktif yang terkandung di dalamnya., mengetahui aktivitas antioksidan dan efek hepatoprotektif pada buah bakau (Rhizophora mucronata), memberikan nilai tambah terhadap potensi tanaman mangrove.en
dc.description.sponsorshipDiktien
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.titleEfektivitas komponen bioaktif sebagai antioksidan dan hepatoprotektan dari buah bakau (rhizophora mucronata) dengan metode in vivoen
dc.typeOtheren
Appears in Collections:PKM - Penelitian

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
laporanAkhir_C34090049_.pdfFull text717.11 kBAdobe PDFThumbnail
View/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.