Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73101
Title: Analisis Degradasi Fungsi Ekologi Mangrove sebagai Habitat Makrozoobentos dan Pengelolaannya di Pantai Angke Kapuk, Jakarta Utara
Authors: Yulianda, Fredinan
Setyobudiandi, Isdradjad
Bayan, Irma Ekawati
Issue Date: 2014
Abstract: Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam yang memiliki banyak manfaat ekologi bagi ekosistem pesisir, diantaranya adalah sebagai habitat dan sumber pakan bagi kehidupan biota darat maupun laut. Salah satu wilayah Indonesia yang memiliki kawasan hutan mangrove yang cukup luas adalah di Propinsi DKI Jakarta bagian utara yakni kawasan pantai Angke Kapuk yang memiliki sabuk hijau seluas 327,70 ha dan tersebar di beberapa wilayah (BKSDA DKI Jakarta, 2003). Kawasan mangrove di Angke Kapuk berperan penting dalam pelestarian ekosistem karena menjadi suaka bagi sejumlah spesies yang menempatinya salah satunya adalah makrozoobentos. Seiring dengan perkembangan pembangunan kota, mangrove menjadi salah satu sumberdaya pesisir yang rentan oleh degradasi lingkungan seperti pariwisata, perikanan, dan industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis fungsi ekologi mangrove sebagai habitat makrozoobentos di kawasan Pantai Angke Kapuk, menentukan status tingkat kerusakan mangrove dan merekomendasikan pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan di kawasan Pantai Angke Kapuk. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 dan Maret 2014 pada enam stasiun berbeda berdasarkan keterwakilan kondisi lokasi penelitian. Pengumpulan data terdiri dari pengumpulan data makrozoobentos dan pengukuran beberapa parameter kualitas air yaitu kekeruhan, DO, COD, BOD, salinitas, pH, nitrat (NO3-N), nitrit (NO2-N), orto fosfat (PO4-P), dan padatan tersuspensi (TSS). Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagai habitat makrozoobentos, kawasan mangrove di pantai Angke Kapuk telah mengalami degradasi fungsi ekologis dan status mangrove di pantai Angke Kapuk telah masuk dalam kategori rusak berdasarkan kriteria baku kerusakan mangrove Kepmen LH No 201 Tahun 2004 kerapatan mangrove <1000 pohon/ha dan penutupan <50%, sehingga upaya rehabilitasi sangat perlu dilakukan dengan melibatkan peran masyarakat dan sektor pengelola terkait dalam pengelolaan kawasan mangrove yang berkelanjutan. Perbaikan habitat dapat dilakukan dengan membersihkan sampah dan mengangkutan sampah keluar dari kawasan mangrove, terutama pada kelompok stasiun A yang memiliki kondisi mangrove paling rusak dan paling banyak menerima tekanan lingkungan, begitu juga dengan kelompok stasiun B yang sangat berpotensi mengalami degradasi fungsi ekologi akibat tekanan pembangunan yang besar pada kawasan mangrove di kelompok ini, kemudian dilakukan penanaman vegetasi mangrove pada site yang telah siap untuk ditanam.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73101
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014ieb.pdf
  Restricted Access
Fulltext14.04 MBAdobe PDFView/Open
BAB I Pendahuluan.pdf
  Restricted Access
BAB I340.49 kBAdobe PDFView/Open
BAB II Metode.pdf
  Restricted Access
BAB II757.15 kBAdobe PDFView/Open
BAB III Hasil dan Pembahasan.pdf
  Restricted Access
BAB III698.48 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV Kesimpulan dan Saran.pdf
  Restricted Access
BAB IV333.15 kBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover330.5 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka342.13 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.32 MBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan341.83 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.