Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73081
Title: Karakteristik Tanah dan Vegetasi di Hutan Kerangas dan Lahan Pasca Tambang Timah di Kabupaten Belitung Timur
Authors: Setiadi, Yadi
Hilwan, Iwan
Oktavia, Dina
Issue Date: 2014
Abstract: Pulau Belitung yang dikenal sebagai pulau penghasil timah terbesar kedua di Indonesia, terancam kelestarian ekosistem hutannya akibat kegiatan penambangan timah yang tidak ramah lingkungan. Hutan kerangas merupakan salah satu tipe ekosistem di Belitung yang sangat rentan terhadap gangguan. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data dan informasi mengenai karakteristik tanah dan vegetasi di hutan kerangas dan lahan pasca tambang timah. Sampel tanah diambil secara komposit di hutan sekunder tua (Rimba), hutan sekunder muda (Bebak), vegetasi padang (Padang) dan dua lokasi lahan pasca tambang timah umur kurang dari 100 tahun dan lebih dari 100 tahun yang kemudian terbagi lagi menjadi beberapa cluster berdasarkan umur tailing. Vegetasi dianalisis dengan menggunakan modifikasi teknik kuadrat Oosting 1942. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah tailing umur 3, 5, 15 dan 50 tahun masih mengandung pasir diatas 80%, sedangkan kandungan pasir pada tanah tailing umur 130 tahun sudah menurun dan mendekati tekstur tanah di hutan. Kandungan bahan organik yang rendah (< 2%) serta nilai KTK sangat rendah di tailing 3, 5, 15 dan 50 tahun menyebabkan pertumbuhan vegetasi menjadi sangat lambat. Kondisi ini juga didukung oleh komposisi mineral liat yang dominan yaitu kaolinit. Konsentrasi logam berat yang diukur masih dibawah ambang pencemaran lingkungan. Hasil analisis vegetasi diperoleh nilai keanekaragaman tertinggi tingkat semai di Bebak, untuk pancang dan pohon yaitu di Rimba, sedangkan tingkat tumbuhan bawah di lahan pasca tambang kurang dari 100 tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada lahan pasca tambang masih dalam tahap suskesi di tingkat tumbuhan bawah, khususnya herba dan semak. Kesamaan komunitas antara dua lokasi lahan pasca tambang paling tinggi yaitu pada tingkat pancang (41.38%), sedangkan nilai IS tertinggi yaitu pada tingkat pancang di Rimba dan Bebak sebesar 54.54%. Beberapa spesies pionir yang berpotensi sebagai anakan alami untuk kegiatan restorasi, termasuk dalam famili Myrtaceae. Kesimpulan dari penelitian ini adalah karakteristik tanah di lahan pasca tambang timah bertekstur pasir, rendah unsur hara dan pertumbuhan vegetasi yang sangat lambat. Keanekaragaman tumbuhan di lahan pasca tambang lebih rendah dibandingkan di hutan. Penambahan bahan organik dan penanaman jenis pionir lokal yang bersifat katalitik perlu dilakukan pada kegiatan restorasi untuk mendukung suksesi alami.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73081
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014dok.pdf
  Restricted Access
Fulltext21.01 MBAdobe PDFView/Open
BAB I Pendahuluan.pdf
  Restricted Access
BAB I366.84 kBAdobe PDFView/Open
BAB II Metode.pdf
  Restricted Access
BAB II599.06 kBAdobe PDFView/Open
BAB III Hasil.pdf
  Restricted Access
BAB III773.18 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV Pembahasan.pdf
  Restricted Access
BAB IV1.34 MBAdobe PDFView/Open
BAB V Kesimpulan dan Saran.pdf
  Restricted Access
BAB V357.4 kBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover280.32 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka441.65 kBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan285.69 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran367.69 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.