Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73050
Title: Pelestarian lanskap sejarah kawasan Depok Lama, Kota Depok
Other Titles: Historical landscape conservation of Old Depok region, Depok City
Authors: Arifin, Nurhayati H.S.
Budiyanto, Ari
Issue Date: 2014
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter lanskap sejarah, menganalisis nilai signifikansi, dan menyusun konsep pelestarian bagi lanskap sejarah kawasan Depok Lama. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah pendekatan Goodchild (1990), dengan tahapan penelitian meliputi inventarisasi data, analisis, dan sintesis. Depok Lama merupakan lanskap sejarah bertipe pemukiman kolonial yang dapat dirinci ke dalam 3 zona (I, II, III) didasarkan pada penggunaan lahan oleh masyarakat dimasa kolonial yang mengacu pada peta Depok Lama tahun 1924. Zona I adalah area pusat pemerintahan dan awal pemukiman di Depok Lama, memiliki nilai signifikansi tinggi. Zona II atau area perkembangan pemukiman memiliki nilai signifikansi sedang. Zona III yaitu area yang awalnya berupa cagar alam, rawa, dan semak, saat ini didominasi oleh pemukiman sehingga nilai signifikansinya rendah. Konsep pelestarian yang diusulkan adalah “keep the remaining”. Tindakan pelestarian yang diterapkan pada zona I (zona inti) adalah revitalisasi, zona II (zona penyangga) diupayakan untuk penggunaan adaptif, dan zona III (zona penyangga) yaitu konservasi untuk elemen lanskap sejarah berupa Tahura Depok, Sumur dan Situ Pancoran Mas, dan penggunaan adaptif untuk area di luar ke 3 elemen lanskap sejarah tersebut.
The objectives of this study is to determine the historical landscape character, analyse the significance value, and make a concept for historical landscape conservation in Old Depok. The method used in this study was Goodchild (1990) approach, which included the stages of data inventory, analysis, and synthesis. Old Depok is a historical landcape colonial settlement type, which can be divided into 3 zones (I, II, III) based on its landuse by people in colonial era according to Depok map 1924. Zone I is the center of government area and early settlement in Old Depok, has a high significance value. Zone II is a residential development in Old Depok, has an average significance value. Zone III is an area that originally was nature reserve, swamps, and bush, which is currently dominated by setllement, has low significance value. The selected conservation concept is “keep the remaining”. Conservation strategy can be applied into zona I (core zone) is revitalization, while zone II (buffer zone) is adaptive use, and zone III (buffer zone) is conservation for its historical landscape element such as Tahura Depok, Pancoran Mas Lakes and Wells, and adaptive use for the area outside the 3 historical landscape elements. Key words: colonial settlement, conservation strategy, historical landscape, Old Depok Conservation, Old Depok zoning.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73050
Appears in Collections:UT - Landscape Architecture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A14abu1.pdf
  Restricted Access
Full Text30.29 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.