Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72987
Title: Status Kualitas Air Dan Penatagunaan Lahan Di Das Citarum Hulu Kabupaten Bandung
Authors: Purwanto, Muhammad Yanuar Jarwadi
Suprihatin
Rahman, Muhammad Widyar
Issue Date: 2014
Abstract: Wilayah DAS Citarum hulu merupakan wilayah sungai strategis nasional yang berada di kabupaten Bandung dengan luas 799.22 km2. Peran vital wilayah DAS Citarum hulu dalam kaitannya dengan sumberdaya air permukaan baik di tingkat lokal maupun regional memerlukan upaya kontinuitas perbaikan dengan mengintegrasikan konservasi sumberdaya lahan dan air dalam perencanaannya. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis karakteristik hidrologi dan tata guna lahan (2) menentukan status kualitas air (3) menentukan indikator parameter kualitas air yang dipengaruhi oleh aktifitas tata guna lahan menggunakan hubungan statistik. Karakteristik hidrologi diwakili oleh koefisien rejim sungai (KRS) dan aliran limpasan yang ditentukan menggunakan metode Rasional. Hasil analisis hidrologi tersebut menunjukkan status KRS berdasarkan 3 sungai utama di DAS Citarum hulu berada pada kondisi baik hingga sedang. Koefisien limpasan tertimbang berada direntang 0.20-0.37 dengan karakteristik debit puncak berada direntang 18.496-112.092 m3/s. Karakteristik tata guna lahan diwakili oleh Indeks Penggunaan Lahan (IPL) dan matriks perubahan tata guna lahan. Status IPL secara umum berada pada kondisi sedang hingga baik. Namun, matriks perubahan lahan mengindikasikan terjadinya perubahan selama periode 10 tahun. Perubahan tersebut menghasilkan peningkatan debit puncak limpasan sebesar 1.84 m3/detik. Stasiun pemantauan berjumlah lima belas berdasarkan batas DAS terpilih yang ditentukan untuk analisis kualitas air menggunakan metode STORET. Hasil penentuan status kualitas air menunjukkan bahwa status cemar berat pada sungaisungai utama dipengaruhi oleh anak-anak sungainya dan mengindikasikan tidak adanya peningkatan status kualitas air dalam rentang tahun 2008 hingga 2011. Tren status kualitas air yang tercemar berat tersebut dapat menjadi indikator adanya kesalahan penatagunaan lahan di DAS Citarum hulu. Keterkaitan proporsi aktifitas tata guna lahan terhadap kualitas air menggunakan metode stepwise regression. Hasil analisis regresi mengindikasikan keterkaitan proporsi pertanian dan permukiman dapat dijelaskan oleh nilai STORET. Parameter fisika-kimia kualitas air dapat diprediksi menggunakan satu jenis aktifitas tata guna lahan. Hasil analisis berdasarkan parameter fisika-kimia menunjukkan keterkaitan proporsi sawah terhadap parameter pH, DO, BOD dan COD. Proporsi hutan terhadap parameter TDS dan temperatur air pada musim kemarau. Pada musim penghujan, keterkaitan tersebut meliputi proporsi pertanian terhadap parameter temperatur air, BOD, COD, TP dan H2S. Proporsi permukiman terhadap NO2 - dan TDS serta proporsi sawah terhadap pH dan TSS. Kemudian, hanya proporsi hutan yang memiliki keterkaitan terhadap parameter DO. Keterkaitan proporsi aktifitas tata guna lahan terhadap kualitas air secara keseluruhan signifikan pada p value < 0.05. Penentuan kalibrasi dan validasi model keterkaitan tata guna lahan dan kualitas air berdasarkan metode PBIAS. Hasil analisis regresi pada musim penghujan mengindikasikan korelasi individual parameter kualitas air pH dan TSS dapat dijelaskan oleh proporsi lahan sawah dengan nilai PBIAS sebesar 1.87% dan 21.72%. Parameter temperatur, BOD, COD dan H2S dapat dijelaskan oleh proporsi lahan pertanian dengan nilai PBIAS sebesar 11.22%, 0.66%, 11.80% dan 2.00%. Pengujian model tersebut pada skala luas dan lokasi yang berbeda menunjukkan hanya pH dan temperatur yang memberikan hasil baik dengan nilai PBIAS sebesar 21.43% dan 18.59%. Hasil analisis regresi pada musim kemarau mengindikasikan parameter pH dan COD dapat dijelaskan oleh proporsi lahan sawah dengan nilai PBIAS sebesar 4.33% dan 22.55%. Parameter TDS dan temperatur dapat dijelaskan oleh proporsi lahan hutan dengan nilai PBIAS sebesar 28.14% dan 12.05%. Pengujian model tersebut pada skala luas dan lokasi yang berbeda menunjukkan hanya pH dan temperatur yang memberikan hasil baik dengan nilai PBIAS sebesar 0.72% dan 0.79%. Keterkaitan tata guna lahan terhadap status kualitas air menunjukkan bahwa meskipun model regresi STORET memberikan hasil baik dengan nilai PBIAS sebesar 28.45%, namun ketika diuji pada skala luas dan lokasi yang berbeda memberikan hasil yang kurang memuaskan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam mengendalikan pencemaran nonpoint source, pengelolaan kualitas air perlu ditekankan pada setiap jenis tata guna lahan dengan mengoptimalkan fungsi dan tujuannya melalui keseimbangan proporsi dan praktek pengelolaan lahan yang berwawasan lingkungan. Model keterkaitan yang dibangun dapat berfungsi sebagai alat pengelolaan dan evaluasi pengelolaan sumberdaya air di DAS bagian hulu. Hal ini dapat membantu mengajukan suatu strategi pengelolaan daerah aliran sungai yang berkelanjutan serta dampak potensial yang ditimbulkan dari aktifitas tata guna lahan terhadap penurunan kualitas lingkungan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72987
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014mwr.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.26 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.