Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72042
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHidayat, Aceng
dc.contributor.advisorIsmail, Ahyar
dc.contributor.authorLesmana, Setia
dc.date.accessioned2014-12-18T02:43:58Z
dc.date.available2014-12-18T02:43:58Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72042
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan mengetahui berapa kerugian ekonomi dalam hal ini biaya kesehatan yang ditanggung warga, bagaimana neraca emisi karbon, dan apakah total emisi karbon bisa diserap vegetasi pohon (roadside) eksisting, serta berapa vegetasi pohon yang dibutuhkan untuk menyerap total emisi. Tingkat emisi karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2), serta daya rosot karbon oleh pohon dihitung, baik pada batang maupun pada tajuk pohon. Selisih volume CO2 yang diserap batang dan tajuk dengan volume emisi KBM menghasilkan data apakah emisi CO2 KBM berhasil diserap pohon seluruhnya atau tidak. Nilai kerugian ekonomi dihitung baik yang bersifat aktual maupun potensial sesuai standar organisasi kesehatan dunia (WHO). Kerugian aktual diperoleh melalui wawancara terhadap 72 responden, sedangkan kerugian potensial menggunakan metode benefit transfer. Biaya kesehatan yang dikeluarkan rata-rata sebesar Rp 492.500,00 per tahun. Sedangkan potensi pendapatan yang hilang karena tidak bekerja berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 230 ribu per bulan. Total kerugian ekonomi (potensi pendapatan hilang + biaya pengobatan) mencapai kisaran Rp 0,66 juta per tahun/orang - Rp 3,24 juta per tahun/orang. Sementara itu nilai kerugian ekonomi potensial berdasarkan metode benefit transfer mencapai Rp 33.059.687,00 per rumah tangga per tahun untuk biaya kesehatan dan nilai pendapatan yang hilang sebesar Rp 1.422.624,- per hari. Tingkat emisi di kota Bogor mencapai 7,73 ton CO/hari setara 2.823 ton CO/tahun, sedangkan tingkat emisi CO2 mencapai 317,25 ton per hari atau setara 115.481,40 ton per tahun. Berdasarkan perhitungan daya rosot pohon, sebanyak 88.312,97 ton CO2 per tahun yang diserap oleh pohon roadside. Artinya dalam setahun terdapat 27.168 ton CO2 yang tidak terserap oleh pohon roadside. Sehingga jumlah pohon roadside eksisting belum mencukupi untuk bisa menyerap emisi karbon seluruhnya. Jika merujuk pada daya rosot pohon Mahoni (Swettiana mahagoni) sebesar 295,73 kg/tahun (Dahlan, 2007) maka dibutuhkan vegetasi pohon sebanyak 918.700 pohon untuk menyerap emisi CO2 yang tidak terserap. Sedangkan untuk Kenari (Canarium asperum) dengan daya rosot 197,17 kg CO2 per tahun dibutuhkan 1.377.920 pohon kenari untuk menyerap 27.168 ton CO2 yang tidak terserap. Perlu dilakukan penanaman pohon secara besar-besaran secara roadside untuk membalikkan neraca penyerapan emisi CO2 (daya rosot pohon) menjadi positif. Vegetasi roadside juga berfungsi sebagai green belt (sabuk hijau) kawasan permukiman dari pecemaran emisi. Sesuai dengan aturan penanaman pohon di pinggir jalan untuk kawasan perkotaan (Kementerian PU, 2012), maka dibutuhkan sekitar 115 km – 173 km jalan baru untuk menanam pohon sebanyak itu. Namun, membenahi fasilitas transportasi publik agar lebih nyaman, aman, tepat waktu dan terjangkau lebih mendesak agar masyarakat memilih transportasi umum.en
dc.language.isoid
dc.titleKerugian Ekonomi dan Kebutuhan Vegetasi untuk Menurunkan Emisi Karbon Kendaraan Bermotor di Kota Bogoren
dc.subject.keywordEmisi Karbonen
dc.subject.keywordDaya Rosoten
dc.subject.keywordISPAen
dc.subject.keywordKerugian Ekonomien
dc.subject.keywordBenefit Transferen
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014sle.pdf
  Restricted Access
Fulltext33.05 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.