Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71905
Title: Karakteristik Morfologi Organ Reproduksi Jantan Biawak Air Asia, Varanus salvator bivittatus, Kuhl 1820 (Reptil:Varanidae)
Authors: Winarto, Adi
Nisa, Chairun
Mahfud
Issue Date: 2014
Abstract: Indonesia merupakan negara dengan tingkat eksploitasi Biawak V. salvator terbesar di dunia terutama untuk melayani permintaan industri kulit. Kondisi demikian berdampak pada penurunan populasinya di alam, mengingat belum adanya upaya konservasi baik in situ maupun ex situ. Informasi mengenai biologi reproduksi hewan ini sangat diperlukan sebagai dasar dalam aktivitas konservasi dengan mengevaluasi kecepatan reproduksi guna mempertahankan populasinya di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik morfologi makroskopis maupun mikroskopis organ reproduksi jantan biawak air asia (V. salvator bivittatus) (Reptil: Varanidae). Dua ekor biawak jantan dewasa asal daerah Bogor telah digunakan dalam penelitian ini. Hewan dianestesi, dilakukan exanguinasi, dan difiksasi dengan paraformaldehid 4% secara perfusi. Sampel jaringan untuk sediaan histologis dengan metoda paraffin, disayat dengan ketebalan 3-4 μm, diwarnai dengan hematoxylin eosin (HE), Masson’s trichrome (MT), serta alcian blue (AB) pH 2.5 dan periodic acid Schiff (PAS). Pengamatan dilakukan terhadap situs viscerum, makroanatomi dan morfometri serta mikroanatomi organ reproduksi mulai testis sampai dengan hemipenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organ reproduksi jantan V. salvator bivittatus terdiri atas testis, epididymis, ductus deferens dan hemipenis yang masing-masing berjumlah sepasang serta satu tipe kelenjar aksesoris. Testis kanan dan kiri masing-masing melekat di dinding dorsal coelom, tepatnya di kranial ginjal dan diikat oleh mesorchium. Testis berbentuk bulat lonjong (oval) berjumlah sepasang, berwarna putih pucat dan dibungkus oleh selaput jaringan ikat, tunica vaginalis dan tunica albuginea. Tunica albuginea disusun oleh jaringan ikat elastis, meluas ke dalam testis membentuk septum (septula testis). Septula testis membagi setiap testis menjadi beberapa lobulus testis yang berisi tubuli seminiferi. Tubulus seminiferous dikelilingi oleh jaringan ikat dan disusun oleh epitel germinal yang berisi spermatogonia, sel Sertoli, spermatosit, spermatid dan spermatozoa pada bagian dalam. Spermatogenesis pada biawak dapat diamati melalui tahapan diferensiasi yang terjadi mulai dari spermatogonia hingga menjadi spermatozoa. Ductus epididymidis merupakan saluran berwarna kuning keputihan, keluar dari bagian kranial testis dan berjalan berkelok-kelok memanjang ke arah kaudal. Pada saat melewati ginjal ductus epididymidis menempel pada permukaan ventral ginjal dan berjalan bersama ureter. Kelokan-kelokan ductus epididymidis dibungkus oleh jaringan ikat, sehingga membentuk epididymis. Ductus epididymidis dibungkus oleh jaringan ikat longgar dan dilapisi oleh otot polos sirkular yang tipis. Dinding lumen ductus epididymidis disusun oleh sel-sel basal dan sel-sel utama berupa epitel silindris banyak baris bersilia, dengan bagian lumen berisi spermatozoa. Ductus epididymidis memiliki diameter, ketebalan lapisan epitel dinding lumen serta kepadatan spermatozoa yang meluas ke arah kaudal. Setelah melewati ginjal, ductus epididymidis dilanjutkan oleh ductus deferens, berupa saluran kecil, lurus dan pendek. Ductus deferens memiliki lumen yang luas dan teratur dengan mukosa tipis. Lumen ductus deferens disusun oleh epitel silindris banyak baris bersilia yang dilapisi otot polos sirkular dan jaringan ikat longgar yang terdiri atas serabut kolagen. Pada kelompok reptilia, dari ductus deferens sperma disalurkan melalui sulcus spermaticus di sepanjang hemipenis. Hemipenis biawak V. s. bivittatus merupakan organ berongga berbentuk silinder (truncus), tersimpan di dalam kantung di pangkal ekor yang masing-masing memiliki lubang ereksi yang terletak di pangkal ekor kaudal dari kloaka. Pada saat tidak ereksi, kaput hemipenis terletak di bagian kaudal, sedangkan pada saat ereksi, hemipenis akan keluar dari sisi lateral kloaka, sehingga letak kaput hemipenis berpindah ke bagian kranial. Pada kaput hemipenis ditemukan lipatan mukosa yang ditutup oleh epitel pipih banyak lapis yang di bawahnya ditopang oleh jaringan ikat dengan serabutt kolagen. Truncus hemipenis dilapisi oleh epitel pipih banyak lapis yang didukung oleh jaringan ikat padat yang di bawahnya ditemukan corpus cavernous. Pada saat ereksi, di sisi luar dinding hemipenis ditemukan lekukan sulcus spermaticus mulai dari bagian kaput sampai radiks hemipenis. Pada saat ereksi, di tengah bagian kaput hemipenis ditemukan penonjolan seperti kepala putik dengan konsistensi seperti tendon, berwarna putih yang disusun oleh jaringan ikat. Dalam keadaan tidak ereksi, jaringan tersebut berada di dasar truncus hemipenis yang berhubungan langsung dengan otot retraktor hemipenis yang disusun oleh otot lurik. Kelenjar aksesoris ditemukan di daerah dorsal kloaka pada ujung ductus deferens, berupa tonjolan yang menjulur ke arah kantung hemipenis. Secara mikroskopis memberikan gambaran tipe ujung kelenjar mukous yang memiliki struktur mirip kelenjar aksesoris bulbourethralis (Cowper) pada mamalia. Tipe ujung kelenjar ini disusun oleh epitel silindris sebaris yang intinya terletak di bagian basal sitoplasma. Di bagian luar ujung kelenjar, dibungkus oleh jaringan ikat dan pada dinding ujung kelenjar yang tebal sering ditemukan sel otot polos. Lebih lanjut kelenjar bulbouretralis menunjukkan hasil positif terhadap pewarnaan AB pH 2.5 dan PAS. Hal ini menunjukkan bahwa sekreta yang dihasilkan mengandung karbohidrat asam dan netral. Sitoplasma sel-sel sekretoris menunjukkan intensitas warna lemah sedangkan sekreta di lumen kuat terhadap pewarnaan AB. Pada pewarnaan PAS menghasilkan intensitas warna sebaliknya. Organ reproduksi jantan biawak V. s. bivittatus secara umum mirip dengan reptilia lain khususnya ular dan kadal, dengan kekhasan adanya sepasang hemipenis. Ductus epididymidis disusun oleh epitel silindris banyak baris yang memiliki ketebalan lapisan epitel dinding dan diameter lumen yang bervariasi antara bagian kranial, medial dan kaudal. Ductus deferens berupa saluran kecil, lurus dan pendek (±0.5cm) yang disusun oleh epitel silindris banyak baris. Ductus deferens menghubungkan ductus epididymidis dan kloaka. Di daerah dorsal kloaka ditemukan kelenjar aksesoris dengan tipe ujung kelenjar mukus yang menyerupai kelenjar bulbourethralis pada mamalia.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71905
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014mah.pdf
  Restricted Access
Fulltext15.2 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.