Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71336
Title: Fluks CO2 dari Penggunaan Lahan Hutan, Teh dan Hortikultura pada Andisol Jawa Barat
Authors: Sumawinata, Basuki
Baskoro, Dwi Putro Tejo
Hendri, Jon
Issue Date: 2014
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Peningkatan konsentrasi gas CO2, CH4 dan N2O di atmosfer dapat disebabkan oleh emisi antropogenik dari penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi dan sebagian kecil dari perubahan penggunaan lahan. Karbon dioksida (CO2) adalah salah satu gas rumah kaca penting yang menyebabkan pemanasan global. Fluks CO2 terukur merupakan akumulasi dari respirasi akar (autotrophic respiration) dan dekomposisi bahan organik oleh mikrob (heterotrophic respiration). Pengukuran dengan metode pengecualian akar atau dengan membuat plot bera memberikan perkiraan yang lebih baik dalam memperhitungkan respirasi akar dan pengaruh dari dekomposisi bahan organik tanah oleh mikrob terhadap fluks CO2. Penelitian ini untuk mengetahui fluks CO2 pada tanah mineral yang mengandung bahan organik tinggi (Andisol) dengan suhu udara rendah pada penggunaan lahan hutan, perkebunan teh dan tanaman hortikultura serta untuk mengetahui pengaruh bahan organik tanah dan faktor lingkungan terhadap fluks CO2. Fluks CO2 diukur dari setiap lokasi selama 25 minggu. Pengukuran dilakukan pagi jam 6.30-10.00 WIB dan siang hari jam 12.30-15.00 WIB menggunakan close chambers method. Pengambilan sampel gas dilakukan secara time series pada interval waktu 0, 3 dan 6 menit. Faktor lingkungan yang diamati adalah kadar air tanah, ruang pori tanah berisi air, suhu tanah, suhu udara, kelembaban udara, dan curah hujan. Juga dilakukan penentuan jumlah respirasi tanah, C-organik tanah dan total mikrob di laboratorium. Hasil pengukuran fluks menunjukkan jenis penggunaan lahan atau vegetasi mempengaruhi jumlah fluks CO2 dari permukaan tanah. Rata-rata fluks CO2 lokasi plot bera 7.32 ton C-CO2 ha-1 th-1, hortikultura 15.60 ton C-CO2 ha-1 th-1, teh 10.22 ton C-CO2 ha-1 th-1 dan hutan 15.62 ton C-CO2 ha-1 th-1. Kontribusi terbesar fluks CO2 berasal dari respirasi akar dan dipengaruhi oleh jumlah total mikrob tanah. Hasil pengukuran suhu tanah dan suhu udara menunjukkan korelasi positif yang signifikan dengan fluks CO2 kecuali di hutan sedangkan kelembaban udara berkorelasi negatif pada lokasi bera, hortikultura dan teh. Ruang pori tanah yang berisi air atau water-filled pore spaces (WFPS) berkorelasi negatif di lokasi plot bera dan perkebunan teh dan berkorelasi positif di lokasi hortikultura dan hutan terhadap fluks CO2. Pengukuran di laboratorium menunjukkan respirasi tanah dan C-organik tanah lebih tinggi terjadi pada lapisan 0-20 cm dan menurun dengan meningkatnya kedalaman tanah. Fluks CO2 dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan secara bersama-sama seperti suhu tanah, kadar air di dalam ruang pori tanah atau kelembaban tanah yang mempengaruhi aktivitas mikrob dan pertumbuhan tanaman.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71336
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2014jhe.pdf
  Restricted Access
15.79 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.