Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71312
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPerwitasari, Dyah
dc.contributor.advisorAstuti, Dewi Apri
dc.contributor.authorRiptianingsih, Fery Dwi
dc.date.accessioned2014-12-12T02:49:45Z
dc.date.available2014-12-12T02:49:45Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71312
dc.description.abstractBoti (Macaca tonkeana) merupakan salah satu primata endemik di Sulawesi Tengah dan termasuk dalam kategori rentan (vulnerable) berdasarkan IUCN. Keberhasilan pelestarian Boti tidak terlepas dari keberhasilan manajemen penangkaran yang mampu memperhatikan beberapa aspek. Aspek penting dalam manajemen penangkaran satwa terutama adalah manajemen pakan, kelompok sosial dan perkandangan yang memperhatikan perilaku serta kesejahteraan satwa. Pakan merupakan sumber utama untuk kehidupan dan reproduksi Boti. Pemberian pakan dengan kecukupan kandungan nutrisi mutlak diperlukan. Selain itu, pemberian pakan harus memperhatikan kualitas, palatabilitas pakan dan pola perilaku makan. Dalam penelitian ini dilakukan studi komparasi pada dua kelompok sosial Boti dengan manajemen penangkaran yang berbeda dan diduga akan mempengaruhi perilaku makan dan status nutrisinya. Penelitian dilakukan pada kelompok Boti di kandang Taman Margasatwa Ragunan (TMR) yang terdiri dari empat individu dan kelompok Boti di kandang Pusat Primata Schmutzer (PPS) yang terdiri dari lima individu. Metode ad libitum digunakan untuk mengamati perilaku harian dan hierarki pada jantan dan betina, sedangkan focal animal digunakan untuk mengamati perilaku makan dan preferensi pakan. Data dikumpulkan dari September 2013 sampai Maret 2014 dengan jumlah 495 jam pengamatan. Peubah yang diamati sebagai indikator status nutrisi adalah konsumsi bahan segar (BS), bahan kering (BK), energi, protein kasar (PK), lemak kasar (LK), karbohidrat, vitamin, mineral dan pertambahan bobot badan (PBB). Kondisi fisik kedua kandang Boti sangat berbeda dalam luasan kandang, konstruksi dan pengkayaan lingkungan kandang. Kandang PPS lebih luas dibandingkan kandang TMR dan dilengkapi dengan pengkayaan pakan. Namun, suhu di kandang PPS sedikit lebih tinggi dari yang direkomendasikan karena kurangnya pohon besar di sekitar kandang yang berfungsi sebagai naungan dari sinar matahari. Kandang TMR memiliki luasan kandang yang lebih sempit dan tanpa pengkayaan pakan. Namun, suhu dan kelembaban di kandang TMR sudah sesuai dengan yang direkomendasikan untuk satwa primata. Perilaku harian antara kedua kelompok Boti menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0.05). Perilaku selisik dan istirahat memiliki presentase terbesar pada kelompok Boti di kandang TMR, sedangkan perilaku makan memiliki persentase terbesar dalam kelompok Boti di kandang PPS. Perilaku makan antara kedua kelompok Boti juga menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0.01). Perilaku makan yang lebih sering ditunjukkan adalah perilaku memilih, membawa dan menolak makanan untuk kelompok Boti di kandang TMR, sedangkan perilaku mencari makan lebih tinggi di kelompok Boti kandang PPS. Secara umum konsumsi nutrisi Boti di kedua lokasi kandang tidak jauh dari yang direkomendasikan NRC untuk genus Macaca. Konsumsi BK, PK serta vitamin A, B1 dan C sudah memenuhi yang direkomendasikan NRC. Namun, konsumsi energi, mineral Ca, P, dan Fe masih di bawah yang direkomendasikan iv oleh NRC. Pakan yang diberikan di kedua lokasi kandang terlalu beragam namun kandungan nutrisi beberapa pakan hampir sama. Seleksi terhadap pakan sangat diperlukan berdasarkan nilai preferensi pakan dan kandungan nutrisinya. Pakan yang direkomendasikan berdasarkan penelitian ini untuk kandang TMR adalah pisang, jagung manis, sawi, tomat, kacang panjang, jambu biji, pepaya dan buncis. Untuk kandang PPS, pakan yang direkomendasikan adalah pisang ambon, jagung manis, kangkung, tomat, kacang panjang, jambu biji, pepaya, semangka, apel, kailan dan buncis. Pakan tambahan berupa telur ayam rebus, kacang tanah dan kuaci ditambah jumlah pemberiannya. Selain itu, hasil penelitian ini merekomendasikan untuk ditambahkan serangga yang disukai seperti ulat, belalang dan jangkrik dalam diet Boti di kedua lokasi kandang. Di kedua lokasi kandang ditemukan beberapa perilaku yang mengindikasikan mulai terganggunya kesejahteraan kedua kelompok Boti. Dalam menentukan manajemen kandang yang tepat sangat penting untuk memperhatikan perilaku yang ditunjukkan satwa serta melakukan pencatatan dan perhitungan status nutrisi secara teratur. Hal ini bisa mengurangi efek penangkaran terhadap kesejahteraan satwa.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcFood and Agricultural Machineryen
dc.subject.ddcGasificationen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titlePerilaku Makan dan Status Nutrisi Boti (Macaca tonkeana) di Pusat Primata Schmutzer dan Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.en
dc.subject.keywordperilaku makanen
dc.subject.keywordstatus nutrisien
dc.subject.keywordBotien
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014fdr.pdf
  Restricted Access
Fulltext16.29 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.