Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70908
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMuladno
dc.contributor.advisorAfnan, Rudi
dc.contributor.authorKomalasari, Laeli
dc.date.accessioned2014-12-05T03:55:37Z
dc.date.available2014-12-05T03:55:37Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70908
dc.description.abstractAyam kampung merupakan salah satu ayam lokal Indonesia dengan produksi telur yang rendah. Di sisi lain, ayam kampung telah terbiasa dengan suhu lingkungan Indonesia dan berbeda dengan ayam ras yang merupakan breed sintetis yang didatangkan dari negara beriklim empat musim. Selama ini belum ada laporan kematian ayam kampung karena suhu lingkungan tinggi. Perbedaan respons terhadap suhu tinggi antara ayam kampung dan ayam ras petelur dapat terjadi. Ayam memiliki mekanisme untuk menjaga suhu tubuhnya tetap stabil dengan menjaga keseimbangan antara panas yang diproduksi tubuh dengan panas yang dilepaskan ke lingkungan. Pengeluaran panas tubuh pada ayam dapat melalui radiasi, konduksi dan konveksi. Radiasi, konduksi dan konveksi tidak mampu melepaskan panas yang diproduksi tubuh pada saat suhu lingkungan tinggi, sehingga mekanisme berikutnya yang digunakan adalah panting. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respons ayam kampung betina maupun ayam ras petelur terhadap suhu lingkungan tinggi berdasarkan respons fisiologi, profil darah dan performa produksi. Sebanyak masing-masing 36 ekor ayam kampung betina dan ayam ras petelur umur 22 minggu ditempatkan secara acak dalam 3 unit kandang tertutup selama 4 minggu pada suhu 22 °C, 28 °C dan 34 °C. Rentang suhu diatur selama lima jam setiap hari mulai pukul 10.00 sampai 15.00 WIB. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah respons fisiologi (suhu rektal, suhu permukaan tubuh dan panting), performa produksi (konsumsi pakan, produksi telur, berat telur, konversi pakan, mortalitas dan kualitas telur) serta profil darah (eritrosit, hemoglobin, hematokrit, leukosit dan rasio heterofil limfosit (H/L)). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan perlakuan suhu kandang dan bangsa ayam dan dilakukan uji least square means apabila terdapat perbedaan yang nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangsa ayam dan suhu kandang berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap suhu permukaan tubuh. Pelepasan panas dari tubuh ke lingkungan pada ayam kampung lebih tinggi dibandingkan ayam ras petelur sehingga waktu mulai terjadinya panting pada ayam kampung lebih lama. Perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap profil darah dan performa produksi. Suhu tinggi menurunkan tinggi albumen, haugh unit dan ketebalan kerabang telur ayam ras tetapi tidak terjadi pada ayam kampung.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcAnimal Husbandryen
dc.subject.ddcChickenen
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titleDampak Suhu Tinggi terhadap Respons Fisiologi, Profil Darah dan Performa Produksi Dua Bangsa Ayam Berbedaen
dc.subject.keywordayam kampung betinaen
dc.subject.keywordayam ras petelur,en
dc.subject.keywordsuhu tinggien
Appears in Collections:MT - Animal Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2014lko.pdf
  Restricted Access
10.96 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.