Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70899
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPurnaningsih, Ninuk
dc.contributor.advisorSusanto, Djoko
dc.contributor.authorMuchtar, Karmila
dc.date.accessioned2014-12-05T03:23:44Z
dc.date.available2014-12-05T03:23:44Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70899
dc.description.abstractSekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) merupakan inovasi peningkatan produksi padi dengan pendekatan bottom up. SL-PTT adalah wadah pembelajaran di mana petani dituntut melakukan proses belajar untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi bersama terkait pengelolaan tanaman padi. SL-PTT memberikan ruang bagi petani untuk saling bertukar informasi dan pengetahuan. Penerapan komunikasi partisipatif melalui prinsip dialogis dilakukan dalam SL-PTT. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang penerapan komunikasi partisipatif dalam program SL-PTT dan menganalisis keputusan petani dalam penerapan teknologi usaha tani padi. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani di Desa Abbokongeng. Sampel penelitian sebanyak 80 yang tercatat sebagai peserta program SL-PTT. Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret-April 2014. Pengujian hipotesis menggunakan uji regresi linear berganda. Komunikasi partisipatif dalam program SL-PTT telah dilakukan pada tahap pertemuan rutin dan diskusi harian sebesar 78,7% dan 96,3%. Pada tahap ini, penyuluh juga aktif dalam proses komunikasi partisipatif. Pada tahap PRA dan tahap temu lapang, proses komunikasi partisipatif tergolong rendah yakni 5% dan 12,5%. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap proses penerapan komunikasi partisipatif adalah karakteristik petani, karakteristik penyuluh dan saluran komunikasi. Tingkat adopsi teknologi petani pada program SL-PTT sebesar 91,3% yakni petani menerapkan seluruh teknologi, seperti penggunaan benih unggul, penanaman sistem jejer legowo, pemupukan berimbang, pengairan berselang, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), panen dan pasca panen. Sebagian kecil petani belum mengadopsi benih unggul dan sistem tanam jejer legowo. Hal ini disebabkan oleh sulitnya mendapatkan benih unggul dan persepsi petani bahwa jarak tanam mengurangi jumlah produksi. Untuk meningkatkan proses komunikasi partisipatif perlu pendekatan yang lebih intensif oleh penyuluh dan melibatkan tutor sebaya untuk menggerakkan petani mengadopsi teknologi secara luas. Komunikasi partisipatif perlu dipertahankan dan ditingkatkan dalam program SL-PTT sehingga peningkatan produksi padi tetap dapat dipertahankan dan dikembangkan.en
dc.language.isoid
dc.titleKomunikasi Partisipatif pada Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di Desa Abbokongeng Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatanen
dc.subject.keywordBottom-upen
dc.subject.keywordKomunikasien
dc.subject.keywordPartisipatifen
dc.subject.keywordSL-PTTen
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014kmu1.pdf
  Restricted Access
Fulltext30.33 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.