Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70859
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorWahyu E.K, Yudiwanti
dc.contributor.advisorWirnas, Desta
dc.contributor.authorFebrianto, Eka Bobby
dc.date.accessioned2014-12-04T04:09:56Z
dc.date.available2014-12-04T04:09:56Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70859
dc.description.abstractGandum (Triticum aestivum L.) merupakan tanaman alloheksaploid yang berasal dari daerah subtropis. Gandum memiliki peranan sebagai pendukung ketahanan pangan dunia karena tanaman ini merupakan komoditas serealia yang paling banyak diusahakan di dunia. Kebutuhan terhadap gandum di Indonesia setiap tahun cenderung meningkat seiring meningkatnya populasi penduduk dan meningkatnya produk olahan berbasis tepung terigu. Pengembangan gandum di Indonesia selama ini lebih diarahkan untuk dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 800 m di atas permukaan laut (dpl) dan suhu sekitar 22–24 oC. Bila gandum dibudidayakan di dataran tinggi maka akan bersaing dengan komoditas sayuran. Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengembangan gandum di Indonesia adalah perbedaan kesesuaian kondisi agroklimat dan belum tersedianya varietas yang mampu beradaptasi baik pada daerah dataran menengah. Perbedaan kesesuaian kondisi agroklimat yang dominan yaitu perbedaan faktor temperatur. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh genotipe gandum yang mampu beradaptasi di dataran menengah dan memiliki potensi hasil tinggi. Penelitian dilaksanakan dua tahap, tahap pertama pada bulan April hingga Agustus 2012 di kebun percobaan BALITHI-Cipanas dengan ketinggian 1100 m dpl. Tahap kedua pada bulan Januari hingga April 2013 di dua lokasi dengan ketinggian berbeda, lokasi 1 di kebun percobaan BALITHI-Cipanas dengan ketinggian 1100 m dpl dan lokasi 2 di Cisarua dengan ketinggian 600 m dpl. Penelitian menggunakan rancangan perbesaran dengan genotipe sebagai perlakuan. Genotipe yang digunakan dalam percobaan ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu galur putatif mutan dan varietas pembanding. Galur putatif mutan yang digunakan adalah 98 galur putatif mutan generasi M5 dan M6 (16 genotipe M5-Dewata, 9 genotipe M5-Selayar, 25 genotipe M5-Oasis, 22 genotipe M5-Rabe, 21 genotipe M5-Kasifbey, dan 5 genotipe M5-Basribey) serta enam varietas pembanding yaitu Dewata, Selayar, Oasis, Rabe, Kasifbey, dan Basribey. Penanaman dilakukan secara larikan dengan jarak antar larikan sebesar 30 cm, setiap plot terdiri dari tiga larikan pada M5 dan lima larikan pada M6. Hasil studi keragaan dan keragaman genetik karakter agronomi galur-galur putatif mutan gandum generasi M5 di lingkungan optimum menunjukkan bahwa adanya perbedaan keragaan antara varietas pembanding dan galur-galur putatif mutan. Masing-masing populasi galur putatif mutan M5 memiliki standar deviasi beragam dan lebih tinggi pada tiap karakter dibandingkan varietas pembanding. Nilai heritabiltas tinggi terdapat pada karakter tinggi tanaman, jumlah anakan, umur berbunga, umur panen, panjang malai, jumlah spiklet, jumlah floret hampa, jumlah biji per malai, bobot biji per malai dan bobot biji per tanaman. Galur-galur putatif mutan terbaik berjumlah 30 galur dengan kisaran potensi hasil 17.1–33.1 g per tanaman dan persentase floret hampa 1.4–16.4 %. Hasil studi respon dan keragaman genetik galur putatif mutan M6 gandum di dua agroekosistem menunjukkan bahwa galur-galur putatif mutan hasil seleksi generasi sebelumnya memiliki karakteristik yang beragam disebabkan ada pengaruh lingkungan. Berdasarkan nilai indeks sensitivitas terhadap suhu tinggi diperoleh 16 genotipe medium toleran suhu tinggi yaitu M6-Basribey-4, M6-Basribey-5, M6-Dewata-1, M6-Dewata-15, M6-Dewata-7, M6-Kasifbey-11, M6-Kasifbey-12, M6-Kasifbey-15, M6-Kasifbey-6, M6-Oasis-10, M6-Oasis-11, M6-Oasis-14, M6-Oasis-16, M6-Oasis-24, M6-Oasis-9 dan M6-Rabe-4; dan 14 genotipe sensitif cekaman suhu tinggi yaitu M6-Dewata-12, M6-Dewata-16, M6-Kasifbey-14, M6-Oasis-22, M6-Oasis-4, M6-Oasis-5, M6-Oasis-6, M6-Oasis-8, M6-Rabe-18, M6-Rabe-20, M6-Rabe-3, M6-Selayar-1, M6-Selayar-2 dan M6-Selayar-3. Nilai duga heritabilitas tinggi di Cipanas dan Cisarua terdapat pada hampir semua karakter kecuali panjang malai untuk Cipanas, sedangkan jumlah anakan dan panjang malai untuk Cisarua. Hasil studi analisis korelasi dan lintasan karakter agronomi gandum pada dua agroekosistem menunjukkan bahwa karakter bobot biji per malai dan jumlah biji per tanaman memiliki korelasi positif dan nilai pengaruh langsung yang besar terhadap hasil di dua elevasi dan musim yang berbeda. Kedua karakter ini dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi untuk merakit varietas gandum yang memiliki potensi hasil tinggi. Karakter persentase floret hampa memiliki korelasi negatif di dua elevasi dan musin yang berbeda, sehingga dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi untuk merakit varietas gandum toleran suhu tinggi.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subject.ddcBiotechnologyen
dc.subject.ddcPlant biotechnologyen
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titleSeleksi Galur-Galur Putatif Mutan Gandum (Triticum aestivum L.) di Dataran Menengah Lingkungan Tropisen
dc.subject.keywordgandumen
dc.subject.keywordkeragaanen
dc.subject.keywordkeragaman genetiken
dc.subject.keywordkorelasien
dc.subject.keywordputatif mutanen
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014ebf.pdf
  Restricted Access
Fulltext26.07 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.