Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70852
Title: Deteksi Aflatoksin M1 pada Susu Pasteurisasi
Authors: Latif, Hadri
Indrawati, Agustin
Nuhayati, Diah
Issue Date: 2014
Abstract: Aflatoksin merupakan metabolit sekunder dari kapang Aspergillus flavus dan A. parasiticus yang bersifat hepato-karsinogen dan dapat menyebabkan kanker hati pada manusia. Aflatoksin M1 (AFM1) merupakan metabolit hidroksilasi dari aflatoksin B1 (AFB1) dan dapat ditemukan pada susu akibat hewan laktasi mengonsumsi pakan yang tercemar AFB1. AFM1 dapat ditemukan pada produk olahan susu karena tidak terurai dengan pemanasan, baik suhu pasteurisasi maupun sterilisasi. Penelitian ini bertujuan mendeteksi AFM1 pada susu pasteurisasi produksi Indonesia yang dijual di swalayan dan agen pengecer di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas 60 susu pasteurisasi produksi Indonesia yang beredar di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sampel berupa susu pasteurisasi tanpa penyedap cita rasa yang telah memiliki nomor BPOM RI. Keberadaan AFM1 pada susu pasteurisasi dideteksi dengan menggunakan metode enzym-linked immunosorbent assay (ELISA) kompetitif dengan menggunakan kit ELISA untuk AFM1 (RIDASCREEN® Aflatoxin M1 Art. No.: R1121, R-Biopharm, Jerman) dan uji konfirmasi dengan metode liquid chromatography - tandem mass spectrometry (LC-MS/MS) dengan prosedur pengujian yang diadopsi dari Association of Analytical Communities. Hasil pengujian dengan metode ELISA menunjukkan bahwa AFM1 terdeteksi pada 57 sampel susu pasteurisasi (95%) dengan kisaran konsentrasi 20.77 sampai 458.87 ppt (93.72±69.72 ppt). Aflatoksin M1 dengan konsentrasi 10 sampai 50 ppt terdeteksi pada 14 sampel (23.33%), 41 sampel (68.33%) dengan konsentrasi 50.01 sampai 250 ppt, dan 2 sampel (3.33%) dengan konsentrasi 250.01 sampai 500 ppt. Uji konfirmasi dengan LC-MS/MS yang dilakukan terhadap tujuh sampel yang memiliki konsentrasi AFM1 lebih dari 100 ppt pada uji ELISA menunjukan AFM1 terdeteksi pada uji LC-MS/MS. Keberadaan AFM1 pada susu pasteurisasi berasal dari AFM1 yang ada pada susu segar. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar sampel susu pasteurisasi yang dijual di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat mengandung AFM1, namun konsentrasinya tidak melebihi batas maksimum yang ditetapkan oleh SNI 7385-2009 tentang Batas Maksimum Kandungan Mikotoksin dalam Pangan yaitu 500 ppt.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70852
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014dnu.pdf
  Restricted Access
Fulltext29.7 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.