Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70487
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorIbrahim, Bustami
dc.contributor.advisorTarman, Kustiariyah
dc.contributor.authorAndhikawati, Aulia
dc.date.accessioned2014-11-27T06:37:17Z
dc.date.available2014-11-27T06:37:17Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70487
dc.description.abstractSumber bahan bakar minyak di Indonesia yang semakin berkurang tetapi kebutuhannya semakin meningkat, mendorong berbagai kalangan untuk mencari sumber-sumber energi baru untuk menggantikan minyak bumi, seperti bahan bakar dari sumberdaya hayati. Salah satu contoh bahan bakar dari sumberdaya hayati adalah bioetanol. Bahan bakar bioetanol dapat berasal dari limbah pengolahan rumput laut. Limbah yang masih memiliki kandungan lignin, selulosa dan hemiselulosa sangat potensial untuk dimanfaatkan menjadi bioetanol. Selulosa yang terkandung pada limbah sebesar 15-25%. Salah satu cara untuk mengkonversikan komponen pati dan selulosa menjadi etanol yaitu dengan hidrolisis enzim yang diikuti dengan fermentasi. Degradasi selulosa dapat dilakukan dengan menggunakan aktivitas mikroba potensial contohnya kapang untuk menghasilkan gula dan selanjutnya khamir Saccharomyces cerevisiae untuk produksi etanol. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan kapang laut endofit selulolitik yang berpotensi; (2) menentukan umur kapang, konsentrasi kapang dan waktu hidrolisis terbaik; dan (3) menentukan waktu fermentasi terpilih untuk menghasilkan etanol. Penelitian ini menunjukkan hasil isolasi kapang endofit pada rumput laut dan daun mangrove diperoleh masing-masing dua isolat kapang yaitu isolat RL6, RL9, D1 dan D2. Keempat jenis isolat kapang yang telah diisolasi dan isolat kapang koleksi (Isolat EN, KT19 dan SMH) dapat tumbuh pada berbagai media dengan salinitas NaCl 3%, air laut dan air tawar. Media dengan penambahan air laut dan air tawar, semua isolat kapang dapat menghasilkan zona bening, sedangkan pada media dengan penambahan NaCl 3% hanya isolat D1 yang tidak menghasilkan zona bening. Isolat EN memiliki nisbah zona bening terbesar yaitu 1,36. Proses hidrolisis limbah pengolahan agar-agar selama tiga hari dengan perlakuan konsentrasi kapang 20% menghasilkan nilai gula pereduksi sebesar 0,04% (b/b). Umur kapang yang digunakan pada proses hidrolisis yaitu 9 hari. Fermentasi terpilih untuk uji crude etanol yaitu fermentasi selama 3 hari. Jumlah kepadatan ragi komersial dan nilai glukosa selama fermentasi 3 hari yaitu sebesar 5,02x109 CFU dan 0,04% (b/b). Nilai pH yang terukur yaitu 3,9. Konsentrasi crude etanol pada proses fermentasi dianalisis dengan menggunakan HPLC. Crude etanol yang didapat pada fermentasi hari ketiga yaitu sebesar 3892 ppm.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcEnergyen
dc.subject.ddcAlternative Energyen
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titlePenapisan dan Pemanfaatan Kapang Endofit dalam Pembuatan Bioetanol dari Limbah Pengolahan Agar-agaren
dc.subject.keywordbioetanolen
dc.subject.keywordkapang endofiten
dc.subject.keywordlimbah agar-agaren
dc.subject.keywordpenapisanen
dc.subject.keywordselulosaen
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014aan.pdf
  Restricted Access
Fulltext13.5 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.