Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70311
Title: Analisis Keberlanjutan Perikanan Ikan Terbang di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan
Authors: Kamal, Moh Mukhlis
Kurnia, Rahmat
Fitrianti, Riana Sri
Issue Date: 2014
Abstract: Kabupaten Takalar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan perairan Selat Makassar dan Laut Flores, yang juga menjadi setra penghasil perikanan laut yaitu ikan terbang dan telur ikan terbang untuk Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis potensi lestari atau maximum sustainable yield (MSY) dan upaya tangkap optimum (Fopt) serta pendugaan populasi induk ikan dari aktivitas penangkapan, (2) menganalisis kelayakan usaha penangkapan telur ikan terbang, dan (3) menilai keberlanjutan kegiatan penangkapan ikan terbang. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil tangkapan lestari (MSY) ikan terbang berdasarkan model Schaefer sebesar 818 ton/tahun dengan upaya tangkap optimum (Fopt) adalah 35711 trip. Hasil analisis juga memperlihatkan besarnya populasi induk ikan terbang yang tertangkap dengan menggunakan jaring insang hanyut selama tahun 2012 yaitu sebesar 10.418.732 ekor, dengan perkiraan jumlah butir telur yang telah dikeluarkan yaitu sekitar 73.662.936.218 butir. Usaha penangkapan telur ikan terbang di perairan Selat Makassar dan Laut Seram masih menguntungkan dan layak dijalankan, karena nilai R/C Ratio yang diperoleh pada kedua lokasi lebih besar dari 1 (R/C > 1) dan BEP kedua lokasi masih berada diatas titik impas. Keuntungan rata-rata yang diperoleh nelayan di Selat Makassar dan Laut Seram masing-masing sebesar Rp 13.597.330 dan Rp 41.506.977. Nilai Payback Period menunjukkan bahwa membutuhkan waktu sekitar 8,15 tahun untuk mengembalikan modal awal (investasi) nelayan pada penangkapan di Selat Makassar dan sekitar 2,68 tahun untuk perairan Laut Seram. Status keberlanjutan perikanan ikan terbang di Kabupaten Takalar dikategorikan kurang berkelanjutan karena nilai indeks yang dihasilkan hanya sebesar 30.93. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa dari total 15 atribut yang digunakan, teridentifikasi 10 atribut sensitif yang mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan perikanan ikan terbang yaitu: jangkauan daerah penangkapan, ukuran ikan yang tertangkap, ikan yang tertangkap sebelum dewasa, pasar utama telur, harga jual, sumber modal kerja, pemanfaatan traditional ecological knowledge, sistem ponggawa-sawi, pola kerja, dan perubahan alat tangkap bale-bale. Sedangkan 5 atribut yang tersisa dikategorikan tidak sensitif. Dengan demikian, penyusunan dan penerapan kebijakan yang dapat memperbaiki kondisi keberlanjutan perikanan ikan terbang di Kabupaten Takalar dianggap perlu dilakukan. Kebijakan pengelolaan diarahkan pada pengaturan upaya, lokasi dan waktu penangkapan, penggunaan alat tangkap yang selektif, penentuan ukuran ikan terbang yang diperbolehkan untuk ditangkap dan pengembangan alat tangkap yang efisien, penyediaan modal usaha bunga rendah, pemberian pelatihan kepada nelayan, penyediaan alternatif mata pencaharian, serta peningkatan peran pemerintah daerah setempat.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70311
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014rsf.pdf
  Restricted Access
Fulltext21.75 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.