Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70247
Title: Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Berbasiskan Agroforestri Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)
Authors: Wijayanto, Nurheni
Budi R, Sri Wilarso
Hartoyo, Adisti Permatasari Putri
Issue Date: 2014
Abstract: Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan 847.16 ribu ton biji kering atau mengalami peningkatan sebesar 4.00 ribu ton (0.47%) dibandingkan tahun 2012 dengan produksi sebesar 843.15 ribu ton biji kering. Konsumsi kedelai di Indonesia sebesar 2.25 juta ton/tahun dan kekurangan pasokan kedelai diperoleh dengan melakukan impor . Impor kedelai memberikan dampak negatif terhadap ketahanan pangan, karena mengakibatkan ketergantungan kepada negara lain. Beberapa upaya untuk menekan laju impor tersebut adalah melalui strategi perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas (varietas unggul). Luas lahan untuk budidaya tanaman semakin menyempit. Salah satu strategi perluasan areal tanam kedelai adalah dengan menerapkan sistem agroforestri di hutan rakyat. Agroforestri kedelai di bawah tegakan sengon memiliki faktor pembatas yakni intensitas cahaya. Beberapa varietas kedelai yang diujicobakan untuk ditanam di bawah naungan adalah Wilis, Pangrango, Argomulyo, dan Grobogan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis respon fisiologi, pertumbuhan dan produksi kedelai varietas Wilis, Pangrango, Argomulyo, dan Grobogan berbasiskan agroforestri sengon, serta menganalisis pengaruh penanaman kedelai terhadap pertumbuhan diameter batang dan panjang akar sengon. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) dua faktor dan lima ulangan. Faktor utama adalah naungan yang terdiri atas naungan tegakan sengon (N1) dan tanpa naungan (N0). Faktor kedua sebagai anak petak adalah perbedaan varietas kedelai. Penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pelaksanaan penelitian adalah selama 4 bulan, yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan April 2014. Kedelai pada perlakuan N1 mengandung klorofil a, b, karoten dan total klorofil yang lebih tinggi dari pada perlakuan N0. Serapan hara N, P, dan K oleh kedelai N0 jauh lebih tinggi dari pada kedelai N1. Pertumbuhan varietas Grobogan di lahan terbuka memiliki persen tumbuh, dan tinggi tanaman tertinggi, serta berumur paling genjah. Varietas Pangrango di lahan terbuka memiliki bobot basah dan kering tertinggi. Produksi varietas Pangrango pada perlakuan N0 lebih unggul dibandingkan varietas lainnya pada perlakuan yang sama, yakni sebesar 2.29 ton/ha. Varietas kedelai yang ditanam pada agroforestri sengon 4 tahun dengan jarak tanam (3x2.5) m menghasilkan produksi yang lebih rendah 3-4 kali dari hasil kedelai di lahan terbuka. Perbedaan pola tanam sengon tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan (riap) diameter sengon. Akar horisontal sengon lebih banyak ditemukan pada lahan agroforestri dari pada lahan monokultur. Kedalaman akar <20 cm lebih banyak ditemukan juga pada lahan agroforestri dari pada lahan monokultur.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70247
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014app.pdf
  Restricted Access
Fulltext20.16 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.