Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/69727
Title: Konversi lahan sawah, kesejahteraan keluarga petani dan perkembangan wilayah ( Kajian di Kabupaten Kampar)
Authors: Kolopaking, Lala M.
Hakim, Dedi Budiman
Fahri, Anis
Issue Date: 2014
Abstract: Kabupaten Kampar merupakan salah satu sentra produksi padi di Provinsi Riau dan memiliki lahan sawah seluas 10.476 ha dengan produktifitas rata-rata sebesar 4,70 ton/ha. Penurunan produksi disebakan degradasi lahan, sarana produksi yang tidak tersedia, serangan hama dan penyakit, banyaknya irigasi yang rusak, menyebabkan land rent semakin menurun. Kondisi ini mendorong petani untuk mencari solusi pengelolaan lahan memperoleh manfaat yang lebih besar untuk kesejahteraannya, salah satunya adalah konversi lahan sawah menjadi kebun kelapa sawit. Fenomena konversi lahan menjadi ancaman yang serius terhadap ketahanan pangan di Provinsi Riau khususnya Kabupaten Kampar. Penelitian ini bertujuan : (1) Menganalisis laju konversi lahan sawah menjadi perkebunan kelapa sawit, (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konversi lahan sawah. (3) Menganalisis dampak konversi lahan sawah terhadap kesejahteraan keluarga petani dan pengembangan wilayah Penelitian dilaksanakan dari bulan April hingga Desember 2013. Penggunaan data citra landsat tahun 2002 dan 2010 untuk menganalisis laju konversi lahan sawah ke perkebunan kelapa sawit. Penggunaan rancangan survey dengan responden berjumlah 60 petani terdiri dari 30 petani padi dan 30 petani yang melakukan konversi lahan sawah ke perkebunan kelapa sawit untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konversi lahan sawah. Penggunaan indikator kesejahteraan berdasar kriteria BPS, BKKBN dan Bank Dunia untuk menganalisis dampak konversi lahan sawah terhadap kesejahteraan keluarga petani. Menurut BPS ada 14 kriteria untuk menentukan keluarga/rumah tangga sejahtera seperti 1) luas bangunan, 2) jenis lantai, 3) jenis dinding, 4) fasilitas MCK, 5) sumber air minum, 6) sumber penerangan, 7) jenis bahan bakar untuk memasak, 8) frekuensi mengkonsumsi daging, ayam dan susu selama seminggu, 9) frekuensi makan setiap hari, 10) frekuensi membeli pakaian dalam setahun, 11) Akses pusksmas/poliklinik, 12) lapangan pekerjaan,13) pendidikan kepala keluarga, 14) Kepemilikan aset/tabungan. Jika minimal 9 variabel dipenuhi maka dikategori sebagai keluarga sejahtera. Mengukur peningkatan kesejahteraan petani berdasarkan kriteria BKKBN yang diklasifikasikan ke dalam lima katogori yaitu : 1) Pra Sejahtera ; 2) Sejahtera (I) ; 3) Sejahtera (II); 4) Sejahtera (III) ; dan 5) Sejahtera (III) plus. Mengukur tingkat kesejahteraan berdasar kriteria Bank Dunia dengan pendapatan perkapita sebesar US$ 1 dan US$ 2 perhari. Menganalisis perkembangan wilayah menggunakan data konversi lahan dan infrastruktur fasilitas pelayanan dengan metode skalogram. Hasil analisis menunjukkan laju konversi lahan sawah di Kabupaten Kampar dalam kurun waktu tahun 2002-2010 seluas 1.955,79 hektar ( 21,77 % ) dari 8.984 hektar menjadi 7.028,21 hektar. Konversi lahan sawah terjadi sebagian besar pada lahan sawah memiliki sarana irigasi yang rusak. Diperkirakan secara akumulasi telah menyebabkan hilangnya sekitar 32.553 ton gabah setara dengan 20.245 ton beras. Kondisi ini perlu diwaspadai karena terjadi defisit kebutuhan beras rata-rata sekitar 39,7 ribu ton, produksi beras hanya dapat memenuhi 29,65% kebutuhan penduduk Kampar, sisanya 70,35% diimpor dari daerah lain Hal ini merupakan ancaman terhadap ketahanan pangan Kabupaten Kampar. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap konversi lahan sawah menjadi kebun kelapa sawit adalah: 1) pendapatan usahatani padi sawah, 2) pendapatan usahatani kelapa sawit, 3) kendala irigasi dan 4) pengetahuan peraturan tentang larangan konversi lahan sawah. Hasil analisis menunjukkan berdasar indikator BPS rata- rata kesejahteraan keluarga petani padi sebanyak (60,00 %) lebih rendah dari keluarga petani kelapa sawit sebanyak (86,67 %). Kemudian berdasar indikator BKKBN rata – rata kesejahteraan keluarga petani padi sebanyak 16,67 %, lebih rendah dari keluarga petani kelapa sawit sebanyak 49 %. Sementara berdasar kriteria Bank Dunia dengan tingkat pendapatan US$ 1 dan US$ 2 rata-rata kesejahteraan petani padi sebanyak (67,67 %) dan (16,67 %). Sedangkan kesejahteraan keluarga petani kelapa sawit dengan tingkat pendapatan US$ 1 sebanyak (83,33 %) kriteria sejahtera dan US$ 2 sebanyak (50,00%) kriteria sejahtera. Koversi lahan sawah berdampak positif terhadap pengembangan wilayah. Hal ini dapat dilihat hierarki perkembangan wilayah Kecamatan Tapung, Siak Hulu, Tapung Hulu yang pada tahun 2002 termasuk wilayah sedang berkembang dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi wilayah berkembang.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/69727
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014afa.pdf
  Restricted Access
Fulltext25.96 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.